Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menekan kebijakan impor yang mencapai 2,5 juta ton, Kementerian Pertanian tengah fokus dalam mengoptimalkan 10 juta hektare lahan rawa di seluruh Indonesia. Untuk itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman gerak cepat melakukan kolaborasi dengan negara lain, salah satunya Thailand.
"Thailand ternyata ada pengalaman juga dalam mengelola lahan kering dan basah (swampland dan whiteland). Nah kita akan coba kolaborasikan dengan mereka karena kita sudah mengelola 400 ribu hektare," ujar Mentan Amran usai menerima kunjungan kerja Duta Besar Thailand, Prapan Disyatat di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Baca Juga
"Kita kolaborasikan siapa tahu ada teknologi yang bisa kita gunakan dan teknologi kita bisa mereka gunakan juga. Kita peruntukan untuk optimasi lahan rawa yang potensinya untuk sektor pertanian ada 10 juta hektare," jelasnya.
Advertisement
Mentan Amran juga mengatakan, peningkatan produksi wajib dilakukan mengingat saat ini kawasan regional Asia sedang menghadapi ancaman krisis yang sama, yaitu krisis pangan. Ia menyebut, Indonesia juga tengah dihadapkan pada kebijakan impor yang harus ditekan melalui capaian swasembada.
"Kita memang harus menekan impor dengan meningkatkan produksi. Karena itu, teknologi water management kita lakukan dengan sirkulasi air yang bagus sehingga padi tumbuh dengan baik," katanya.
"Saya minta bulan Desember sudah meeting, kita harus bergerak cepat karena ini persoalan dunia bukan persoalan Indonesia saja," imbuh Mentan Amran.
Sudah Berlangsung Sejak Lama
Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Prapan Disyatat mengatakan bahwa kolaborasi dan kerja sama pangan dengan Indonesia sudah dilakukan sejak lama terutama dalam memperkuat ketahanan pangan di kawasan ASEAN.
"Indonesia dan Thailand memiliki MoU pertanian yang mencakup akses pasar dan investasi. MoU tersebut memberi landasan kuat bagi Thailand untuk berkolaborasi dalam berbagai aspek guna mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan," katanya.
"Menindaklanjuti MoU ini, Kementerian Pertanian kedua negara telah membentuk Kelompok Kerja Pertanian Bersama (JAWG) untuk mengantisipasi berbagai kendala yang menghambat pelaksanaan pembangunan pertanian," jelas Prapan.
Ia mengungkapkan, pertemuan ini juga memperkuat komitmen antara Indonesia dan Thailand agar memiliki perhatian yang sama terhadap pentingnya beras sebagai makanan pokok masyarakat.
"Saya mengusulkan agar kedua belah pihak juga mulai menjajaki potensi kolaborasi dalam memperkuat rantai nilai beras di Indonesia dan Thailand," ungkap Prapan.
(*)
Advertisement