Liputan6.com, Jakarta PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mencatat, penetrasi kartu kartu kredit terhadap kelompok milenial dan Gen Z masih lebih rendah dibandingkan Paylater. Rinciannya, penetrasi kartu kredit mencapai 7,60 persen dan Paylater memiliki penetrasi mencapai 13,80 persen.
"Penetrasi produk yang cenderung baru seperti paylater memiliki penetrasi yang hampir dua kali lipat dibanding kartu kredit, yaitu 13,80 persen," kata Unsecured Business Head Bank Danamon, Tresia Sarumpaet, dalam acara Journalist Class di Menara Bank Danamon, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).
Baca Juga
Padahal, lanjut Tresia, bunga pinjaman Paylater jauh lebih tinggi ketimbang kartu kredit. Di mana, nilai bunga Paylater mencapai 0,3 persen per hari. Sementara itu, bunga pinjaman kartu kredit sebesar 1,75 persen per bulan.
Advertisement
"Jadi kalau fintech bunganya sekarang 0,3 persen per hari. Itu kalau di kali per bulan 30, kalau dikali per tahun ada 365 hari. Sementara bunga kartu kredit 1,75 persen per bulan,"
ucap Tresia.
Adapun, tingginya minat generasi milenial maupun Gen Z untuk mengakses pinjaman melalui Paylater karena proses pengajuan yang lebih mudah dibandingkan kartu kredit. Selain itu, proses pencairan dana pinjaman Paylater juga tergolong cepat.
"Ini juga membuat kenapa para anak muda jadi banyak yang menggunakan Paylater," bebernya.
Meski demikian, Tresia berharap generasi muda dapat lebih bijak dalam mengakses pinjaman Paylater yang tengah menjadi tren. Tujuannya, pinjaman yang diperoleh tidak menjadi beban finansial di masa depan.
"Tetap ya dalam mengakses pinjaman apapun kita harus bijak dalam penggunaannya," pungkas Tresia.
OJK: Paylater Sangat Membantu Masyarakat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung penggunaan produk keuangan Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater yang dilakukan perbankan, dalam membantu masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan.
"Sekarang perkembangan Buy Now Pay Later yang dilakukan perbankan itu sudah meningkat, dan saya kira itu bagus sangat membantu kepada mereka-mereka kelas menengah ke bawah yang membutuhkan untuk berbagai keperluan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam RDK Bulanan November secara virtual, Senin (4/12/2023).
Sebagai informasi, Buy Now Pay Later adalah layanan menunda atau mencicil pembayaran. Lebih lanjut, menurutnya, selain masyarakat menggunakan BNPL untuk memenuhi kebutuhan (konsumtif), penggunaan tersebut juga bisa mengarah pada peningkatan produktivitas masyarakat terhadap kegiatan ekonomi lainnya.
"Kadang-kadang bisa jadi berdampak tidak hanya konsumtif, tapi juga bisa jadi produktif," ujarnya.
Kendati begitu, OJK juga mengingatkan kepada Perbankan agar senantiasa fokus menyalurkan kredit kepada UMKM, jangan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja.
"Memang upaya kita dari OJK tentu saja ikut mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit. Di samping kita kebijakannya sendiri, Kita tetap mengingatkan bank bahwa yang menjadi konsen sekarang itu adalah peningkatan kredit kepada UMKM," ujarnya.
Advertisement
Penyaluran Kredit dari Industri Perbankan
Adapun OJK mencatat penyaluran kredit dari industri perbankan pada Oktober 2023 mencapai Rp 6.903 triliun atau naik 8,99 persen secara tahunan (yoy).
"Kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit tercatat 8,99 persen your on year, dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 10,22 persen year on year," ujarnya.
Ditinjau dari kepemilikan bank pada Oktober 2023, Bank BUMN menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 11,76 persen.