Pakar Karier Harvard: 3 Red Flag Orang Merasa Insecure di Tempat Kerja

Kamu mungkin pernah bertemu dengan orang yang merasa insecure di tempat kerja. Mungkin ada rekan kerja yang suka bergosip atau atasan yang terus-menerus meremehkan pencapaian kamu.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 29 Des 2023, 06:28 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 06:28 WIB
Ilustrasi rekan kerja yang toxic
Ilustrasi rekan kerja yang toxic. (Image by teksomolika on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kamu mungkin pernah bertemu dengan orang yang merasa insecure di tempat kerja. Mungkin ada rekan kerja yang suka bergosip atau atasan yang terus-menerus meremehkan pencapaian kamu.

Orang yang merasa insecure adalah salah satu tipe kepribadian yang paling sulit diajak bekerja sama, dan dapat menciptakan budaya kerja yang toxic, kata profesor Harvard Business School, Ranjay Gulati.

Mungkin sulit bekerja dengan seseorang yang menganalisis semua keputusannya secara berlebihan atau merasa terancam oleh kesuksesan yang kamu capai, tetapi Gulati punya beberapa tips untuk menghadapi mereka.

Red flag yang harus kamu waspadai

Langkah pertama untuk meredakan saat situasi tegang adalah mengetahui cara mengenali tanda-tanda rekan kerja yang merasa insecure secara berlebihan.

Rasa insecure yang berlebihan dapat mendorong pembicaraan negatif dan kritik diri pada beberapa orang, tetapi di tempat kerja, hal ini juga dapat terwujud dalam perilaku berbahaya seperti merendahkan orang lain agar terlihat lebih penting, atau menyalahkan orang lain atas kegagalannya.

Dilansir dari CNBC Make It, berikut tiga tanda paling umum dari seseorang yang selalu merasa “insecure berlebihan” di tempat kerja menurut Gulati:

  • Melakukan benchmarking dan bersaing dengan orang lain
  • Mencari persetujuan dan pujian terus-menerus dari kolega atau atasan mereka
  • Terlibat dalam viktimisasi diri sendiri

Semua perilaku ini merupakan bentuk validasi eksternal, yang terus dicari oleh orang yang merasa insecure berlebihan untuk meredakan keraguan mereka terhadap kemampuan mereka.

“Misalnya, orang yang merasa tidak percaya diri mungkin akan selalu bersaing dengan rekan kerja untuk mendapatkan tugas penting, atau mungkin untuk mendapatkan pujian dari atasan sehingga mereka tidak lagi percaya bahwa (mereka) adalah karyawan terburuk dalam tim,” jelas Gulati.

Gulati memperingatkan, orang-orang yang merasa insecure berlebihan dan memiliki mentalitas victim “sangat berbahaya” untuk diajak bekerja sama karena mereka tidak memiliki akuntabilitas pribadi dan sering menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka sehingga membuat kolaborasi “hampir tidak mungkin.”

Bagaimana menangani orang yang sangat merasa insecure di tempat kerja

Burnout saat bekerja.
Ilustrasi saat kerja. (Foto:Unsplash)

“Berurusan dengan rekan kerja yang merasa tidak percaya diri membutuhkan kesabaran, empati, dan batasan yang jelas tentang kapan dan bagaimana cara kamu berinteraksi dengan mereka,” kata Gulati.

Menyimpan pikiran negatif tentang orang tersebut tidak akan membantu hubungan, jadi kamu perlu mencari keseimbangan antara bersikap suportif dan menunjukkan cinta yang kuat.

Untuk melakukan hal tersebut, pertahankan sikap positif dan tenang saat berinteraksi dengan mereka, tetapi arahkan kembali percakapan dengan lembut jika mereka mulai merubah pembicaraan menjadi negatif atau gosip.

“Misalnya, kamu bisa berkata, 'Saya ikut sedih kamu mengalami itu, saya yakin hasilnya akan lebih baik dari yang kamu harapkan,'” saran Gulati.

Jika mereka mencoba membujuk untuk bergosip tentang rekan kerja lain, jaga jarak secara profesional. “Kamu bisa mengatakan, 'Saya belum pernah punya pengalaman seperti itu (topik gosip di sini), jadi saya tidak bisa beropini banyak hal' lalu ganti pembicaraan,” kata Gulati.

Pada akhirnya, jika rekan kerja yang merasa insecure berlebihan mulai menguras tenaga dan mengalihkan perhatian, kamu boleh saja membatasi interaksi dengan mereka. “Kenakan headphone, permisi dengan sopan untuk tidak berbasa-basi, atau lakukan apa pun yang kamu perlukan untuk menjaga ketenangan,” kata Gulati menambahkan.

“Kamu dapat membantu seseorang mengenali keterbatasannya atau mendukungnya saat ia merasa cemas, tetapi hanya sampai pada titik tertentu,” kata Gulati. “Untuk mengatasi rasa insecure, kamu perlu menghadapi sendiri perasaan itu.”

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya