Harga MinyaKita Naik Jadi Rp 15.000 per Liter? Ini Penjelasan Mendag

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga minyak goreng kemasan sederhana per 4 Januari 2024 bertengger di Rp17.310 per liter untuk harga rata-rata eceran nasional.

oleh Tira Santia diperbarui 04 Jan 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 13:00 WIB
Raker dengan Komisi VI DPR, Mendag Zulkifli Hasan Tunjukkan Minyakita
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menunjukkan minyak goreng curah kemasan sederhana saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa (5/7/2022). Namun, merek dagang yang digunakan hanya Minyakita yang merupakan merek milik pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pihaknya akan mengevaluasi Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita pada akhir Februari 2024. Hal itu menyusul lantaran maraknya harga MinyaKita dijual di atas HET.

Diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 41/2022 harga eceran tertinggi (HET) untuk Minyakita ditetapkan Rp14.000 per liter.

"Harganya bulan depan kita evaluasi karena kan sudah 1,5 tahun tentu kita nanti evaluasi bulan Februari akhir," kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Nantinya setelah dilakukan evaluasi, kemudian pihaknya akan menentukan apakah harga MinyaKita tetap sesuai HET Rp 14.000 per liter atau menjadi Rp 15.000 per liter.

"Apakah harus tetap Rp 14.000 atau disesuaikan menjadi Rp15.000," ujar Zulkifli Hasan.

Dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, Kamis (4/1/2024), harga Minyak Goreng merek MinyaKita rata-rata nasional di jual di kisaran Rp 15.100 per liter.

Sementara, berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga minyak goreng kemasan sederhana per 4 Januari 2024 bertengger di Rp17.310 per liter untuk harga rata-rata eceran nasional.

Katanya Harga Pangan Stabil, tapi Minyak Goreng Minyakita Dijual Rp 16.000

MinyaKita
KPPU menemukan penjualan bersyarat atau tying agreement dalam bentuk persyaratan untuk setiap pembelian 10 pack MinyaKita, isi 6 botol per pack, pedagang diwajibkan membeli 1 kotak margarin merek tertentu, isi 60 bungkus, dari distributor

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) mencatat sejumlah harga komoditas pangan masih dalam kategori yang stabil. Salah satunya harga pangan didapat di Kota Bandung, menyusul adanya kunjungan dari Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menegaskan, hal utama yang dicek adalah pergerakan harga komoditas pangan di pasaran. Tercatat, sejumlah bahan pangan pada harga wajar, namun, minyak goreng kemasan sederhana merek Minyakita dijual Rp 16.000, sedikit diatas harga eceran tertinggi (HET).

“Hampir keseluruhan, sekitar 75 persen harga komoditas pangan strategis masih sesuai atau tidak terpaut jauh dengan HAP, itu artinya stok dan keseimbangan harga relatif masih terkendali," tuturnya.

Menurut datanya, daging sapi tercatat Rp 120.000 - Rp 140.000/kg (HAP yang ditetapkan NFA Rp 140.000/kg), daging ayam ras Rp 42.000/kg (HAP Rp 36.750/kg), telur ayam Rp 32.000/kg (HAP 27.000/kg), beras SPHP Rp 9.450/kg, beras premium Rp 14.000/kg (HET Rp 13.900/kg).

Kemudian, cabai merah keriting Rp 40.000/kg (HAP Rp 37.000-55.000/kg), cabai rawit merah Rp 32.000/kg (HAP Rp 40.000-57.000/kg). Lalu, bawang merah Rp 32.000/kg (HAP Rp 36.500-41.500/kg), bawang putih Rp 40.000/kg.

Selanjutnya, minyak goreng (Minyakita) Rp 16.000/liter (HET Rp 14.000/liter), dan gula konsumsi Rp 15.000/kg (HAP Rp 13.500-Rp 14.500/kg).

Kendati demikian, dia berpesan beberapa komoditas harus mendapat perhatian khusus, karena harganya masih terpantau tinggi seperti minyak goreng Minyakita.

"Untuk menjaga stabilitas harga Minyakita, kita sudah minta Perum BULOG Kantor Wilayah Jawa Barat untuk tambah stok dan pasokan Minyakita ke pasar-pasar di Jabar, khususnya Kota Bandung," tegasnya.

Harga Ayam dan Telur

Inflasi
Pedagang menata telur di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan untuk daging ayam dan telur ayam, ia mengatakan, saat ini NFA sedang melakukan kontrol agar terbentuk harga kesetimbangan baru. Melalui harga kesetimbangan tersebut, akan muncul harga yang wajar di setiap lini karena disesuaikan dengan kondisi biaya produksi saat ini.

"Jadi sesuai arahan Bapak Presiden, kita diminta untuk menyeimbangkan harga, sehingga wajar di petani/peternak, pedagang, dan konsumen. Dengan harga wajar di setiap lini, maka petani dan peternak bisa terus berproduksi, dengan demikian ketersediaan akan terjaga," ujarnya.

Selanjutnya, Arief mengatakan, upaya pemantauan stok dan harga pangan di pusat perdagangan akan terus digencarkan seiring semakin meningkatnya kewaspadaan terhadap el nino. Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran pimpinan dan pegawai NFA serta dinas urusan pangan provinsi dan kabupaten/kota agar secara rutin lakukan pemantauan stok dan harga di lapangan secara detail.

“Kita ingin pastikan betul kondisi stok dan harga pangan di lapagan aman di tengah semakin dekatnya el nino. Dengan pemantauan secara harian di seluruh kota/kabupaten kita bisa mengetahui kondisi lapangan secara presisi, sehingga langkah pengambilan keputusan bisa dilakukan tepat dan akurat,” tuturnya.

Antisipasi El Nino

Inflasi Ekonomi Indonesia
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Arief menambahkan, Badan Pangan Nasional bersama sejumlah stakeholder pangan juga telah menyiapkan langkah antisipasi lainnya untuk mengantisipasi kondisi kedaruratan saat terjadi el nino. Diantaranya melalui pengintegrasian data neraca pangan daerah dengan pusat, pemanfaatan dan pengembangan potensi pangan lokal, pendataan Champion produsen pangan wilayah untuk menjaga rantai pasok pangan di daerah.

Kemudian, penyediaan sarana dan fasilitas untuk memperpanjang masa simpan produk pangan, terus menjalankan program rutin Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), serta penambahan periode penyaluran bantuan pangan. Langkah antisipasi tersebut juga paralel dengan upaya pengendalian inflasi nasional.

“Apa yang kita sama-sama lakukan untuk mengantisipasi dampak el nino juga sejalan dengan upaya pengendalian inflasi pangan. Seperti kita ketahui, upaya pengendalian inflasi nasional saat ini telah berjalan baik dengan tren penurunan yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi nasional bulan Juni 2023 secara tahun ke tahun (y-on-y) berada di angka 3,52 persen, atau turun dibanding Mei 2023 yang berada di posisi 4,00. Hal ini turut dikontribusikan dengan penurunan Kelompok pangan atau Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,” paparnya.

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya