Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat mencatat kenaikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ke level tertinggi dalam 10 bulan, ketika pengusaha di sektor keuangan dan teknologi meluncurkan upaya restrukturisasi.
Mengutip Market Screener, Jumat (2/2/2024) perusahaan di AS tercatat mengalami total 82.307 PHK pada Januari 2024, melonjak 136 persen dari 34.817 yang tercatat pada bulan Desember 2023, menurut data yang dirilis oleh Challenger, Gray & Christmas, yang membantu perusahaan dalam proses pelepasan karyawan.
Baca Juga
Itu merupakan total PHK bulanan tertinggi di AS sejak Maret 2023.
Advertisement
Tetapi secara tahunan, PHK yang diumumkan secara keseluruhan turun 20 persen dari Januari 2023.
Pengusaha di industri keuangan AS mengumumkan 23.238 PHK, lebih dari dua kali lipat jumlahnya dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ini juga merupakan tahun pemilihan umum, dan perusahaan-perusahaan mulai merencanakan potensi perubahan kebijakan yang mungkin berdampak pada industri mereka. Namun, PHK ini juga didorong oleh tren ekonomi yang lebih luas dan pergeseran strategis menuju peningkatan otomatisasi dan adopsi AI di berbagai sektor, meskipun pada tahun ini Dalam sebagian besar kasus, perusahaan menganggap pemotongan biaya sebagai penyebab utama PHK," kata Andrew Challenger, wakil presiden senior Challenger, Gray & Christmas, Inc.
Keuangan dan teknologi menjadi sektor dengan pengumuman PHK terbanyak di AS pada bulan Januari, kata perusahaan itu, dengan perusahaan yang paling sering melakukan restrukturisasi dan penutupan pabrik, unit atau toko sebagai alasan PHK.
Musim pelaporan pendapatan yang dimulai pada bulan Januari juga menunjukkan sejumlah perusahaan mengumumkan PHK, termasuk United Parcel Service yang mengumumkan rencana untuk mengurangi 12.000 karyawan.
Pengurangan lapangan kerja di sektor teknologi juga diumumkan oleh Amazon, Alphabet, dan Microsoft.
Dalam memo yang diterbitkan pada 30 Januari 2024, perusahaan pembayaran digital kelas berat PayPal Holdings Inc. juga mengumumkan PHK terhadap 9 persen tenaga kerja, dengan Presiden dan Chief Executive Officer Alex Chriss mengutip prioritas "menyesuaikan ukuran" perusahaan.
Pekerja Kena PHK di Raksasa Perbankan Global Sentuh 61.905 Selama 2023
Perbankan besar global telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lebih dari 60.000 pekerja selama tahun 2023.
Tahun 2023 pun disebut-sebut sebagai salah satu tahun pemangkasan terberat di sektor perbankan global, sejak krisis keuangan tahun 2008 dan pembatalan perekrutan setelah melewati pandemi Covid-19.
Melansir Financial Times, Rabu (27/122023) 20 bank terbesar di dunia telah memangkas setidaknya 61.905 pekerja selama tahun 2023.
Hitungan Financial Times menunjukkan, lebih dari 140.000 lapangan pekerjaan telah dipangkas oleh bank pemberi pinjaman selama krisis keuangan global tahun 2007-2008.
FT menggunakan pengungkapan perusahaan dan pelaporannya sendiri untuk mengumpulkan data dan tidak memasukkan bank-bank kecil atau pengurangan staf dalam jumlah kecil sehingga total kehilangan pekerjaan secara keseluruhan di sektor ini kemungkinan lebih tinggi.
Advertisement
Penurunan Biaya
Kantor berita asa Inggris itu menyoroti terjadinya penurunan biaya bank-bank investasi selama dua tahun berturut-turut, karena berkurangnya kesepakatan dan pencatatan saham publik, sehingga Wall Street berusaha melindungi margin keuntungan dengan mengurangi jumlah karyawan.
"Tidak ada stabilitas, tidak ada investasi, tidak ada pertumbuhan di sebagian besar bank, dan kemungkinan akan ada lebih banyak PHK," kata Lee Thacker, pemilik perusahaan pengayauan jasa keuangan Silvermine Partners.
Selain biaya yang berkurang, terjadi juga pengambilalihan Credit Suisse oleh UBS. Pembelian ini mengakibatkan berkurangnya setidaknya 13.000 pekerja di bank gabungan tersebut, dengan putaran redundansi besar-besaran diperkirakan terjadi pada 2024 mendatang.
Credit Suisse sendiri telah merencanakan untuk melakukan PHK terhadap 9.000 pekerjanya, namun UBS diperkirakan akan memangkas lebih banyak dan lebih cepat karena perusahaan tersebut menghilangkan posisi duplikat dan menutup sebagian besar bank investasi milik pesaingnya.