Jadi Destinasi Wisata Terbaik Dunia, Indonesia Harus Gencarkan Digitalisasi Pariwisata

Dukungan untuk menggairahkan sektor pariwisata Indonesia terus dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata bagi perekonomian tanah air. Indonesia yang disebut sebagai salah satu negeri dengan potensi wisata terbaik dunia terus menyimpan untuk peningkatan devisa.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Feb 2024, 12:40 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 12:40 WIB
Wisata Kepulauan Seribu Mulai Ramai Wisatawan
Wisatawan saat berkunjung ke Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (11/4/2021). Pariwisata Kepulauan Seribu mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah beberapa waktu lalu Pemprov DKI membuka kembali seiring menurunnya kasus Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Dukungan untuk menggairahkan sektor pariwisata Indonesia terus dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata bagi perekonomian tanah air. Indonesia yang disebut sebagai salah satu negeri dengan potensi wisata terbaik dunia terus menyimpan untuk peningkatan devisa.

Peluang ini yang dikembangkan oleh PT Gerbang Pembayaran Indonesia melalui aplikasi LinKita untuk membuat program guna peningkatan wisata di tanah air, yaitu dengan menyediakan layanan pembelian tiket wisata yang bisa dibeli melalui aplikasi tersebut.

“Adalah komitmen kami untuk menggabungkan konsep kemudahan teknologi dan wisata dalam satu langkah mudah sehingga pelanggan dari mana saja bisa membeli tiket wisata dengan mudah tanpa harus antri,” ungkap Direktur PT Gerbang Pembayaran Indonesia Didin Noor Ali dikutip Selasa (13/2/2024).

Didin menyebut beberapa wahana wisata terkemuka Indonesia, di Bali dan Jawa saat ini sudah bisa dibeli melalui aplikasi LinKita. Beberapa lokasi tersebut antara lain GWK, Bali Bird Park, Waterboom Bali serta beberapa air terjun terkemuka di Jawa seperti Dlundung, Coban hingga total mencapai 37 lokasi wisata yang terus bertambah

“Dari total jumlah lokasi wisata tersebut tentunya akan terus bertambah, sesuai dengan salah satu visi LinKita di 2024 untuk membangun konektivitas tidak hanya dari segi pembayaran dan digitalisasi keuangan, namun digitalisasi wisata di tanah air untuk mendukung pariwsata Indonesia,” imbuh Didin.

Dia menyebut bahwa digitalisasi wisata menjadi tren di dunia teknologi. Hal ini tentu tidak lepas berdasarkan survei mengutip data bahwa 35,71% ahli optimis pada tahun 2024 kondisi pariwisata Indonesia akan membaik seperti sebelum pandemi.

Selain itu, menurut unggahan instagram Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia @kemenparekraf.ri, ada beberapa potensi tren wisata di tahun ini, antara lain pemesanan yang lebih cepat dan mudah.

Di era teknologi ini, orang lebih suka bikin pemesanan wisata, mulai dari akomodasi liburan, restoran termasuk pembelian tiket yang diakses secara online cenderung lebih diminati. Selain itu, tren berwisata dengan pengalaman budaya yang penuh makna seperti mempelajari budaya dan adat istiadat unik masyarakat bakal diminati.

“Tentunya tujuan wisata yang bekerja dengan LinKita akan terus bertambah, selain di Bali dan Jawa serta beberapa tempat lainnya. Dengan ekosistem wisata serta digital tentunya akan memberikan efek domino yang luar bisa untuk pertumbuhan ekonomi,” imbuh Didin.

 

 

Teknologi Digital

KEK Sanur
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Penggunaan teknologi digital untuk pembayaran berkonsep cashless terus melahirkan inovasi yang tidak pernah berhenti demi kemudahan pelanggan. Seperti yang dilakukan oleh PT Gerbang Pembayaran Indonesia melalui program co-branding LinKita untuk memudahkan akses pembayaran digital yang dilengkapi dengan berbagai kemudahan lain untuk mendukung transaksi keuangan secara digital.

Didin yang juga penggerak industri digital payment menyebutkan, sinergi yang dilakukan oleh LinKita adalah salah satu upaya mewujudkan digitalisasi wisata tanah air sebagai lompatan besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Mengingat konsep digital tourism secara tidak langsung membuat masyarakat semakin melek dan ikut beradaptasi dalam perkembangan teknologi. Tentu bukan hal yang sulit, karena gaya hidup masyarakat cenderung cepat dan bersentuhan langsung dengan internet. Adanya layanan tiket wisata tentunya menambah fasilitas LinKita yang hingga awal Januari diunduh lebih dari 25 ribu pelanggan via playstore.

Dimana sebelumnya LinKita telah menawarkan variasi produk terlengkap, termasuk layanan PPOB (Payment Point Online Bank), dengan harga kompetitif, termasuk layanan transfer dan tarik tunai, e-money, transaksi PPOB (Payment Point Online Banking) pembayaran online, berbagai tagihan rutin, pembelian paket data hingga pembelian tiket transportasi dalam satu aplikasi yang mudah.

“Dengan digitalisasi wisata, LinKita terus berkomitmen untuk menghadirkan inovasi-inovasi baru untuk terus memberikan kemudahan dalam bidang yang lebih luas di luar elektronik payment bagi seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas Didin Noor Ali yang juga aktif di financial technology.

Masa Kampanye Pemilu 2024 Berakhir, Bagaimana Dampaknya Terhadap Jumlah Wisatawan?

Keindahan Pantai Kelan di Samping Bandara Ngurah Rai
Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Kelan dengan latar belakang pesawat yang mendarat di Tuban, Badung, Denpasar, Kamis (5/5/20222). Kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke Pulau Bali, saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2022 terus meningkat. Per hari kedatangan wisdom rata-rata 40 ribu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, masa kampanye Pemilu dan Pilpres yang berlangsung pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 sudah berakhir.  Ada kekhawatiran berbagai pihak kalau jumlah wisatawan baik lokal maupun mancanegara akan berkurang. Tapi faktanya terjadi pergerakan wisatawan yang cukup signifikan selama masa kampanye Pemilu 2024.

"Alhamdulillah jumlah wisatawan meningkat selama masa kampanye (Pemilu 2024), bahkan jumlahnya terus meningkat dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun. Wisatawan mancanegara juga meningkat secara signifikan, terutama yang datang ke Bali sebagau gerbang utama wisman," terang Sandiaga Uno dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.

"Apakah peningkatan ini berkaitan dengan kampanye Pemilu atau tidak, untuk turis asing kemungkinan meningkat karena ini sebagai wujud demand yang sangat tinggi dan promosi yang berhasil kita lakukan dengan baik,” sambungnya.

Untuk pergerakan wisatawan nusantara (wisnus), Sandiaga Uno mengatakan pergerakannya juga sangat meningkat dan kemungkinan berkaitan dengan pergerakan orang yang sangat meningkat selama masa kampanye.  Kenaikan jumlah wisatawan juga berkaitan dengan libur Natal dan Tahun Baru 2024 dan libur Isra Mikraj-Imlek pada 7 sampai 11 Februari 2024.

Menurut Menparekraf, jumlah wisatawan meningkat pesat selama libur Imlek dan Isra Mikraj 2024. Sejumlah tempat wisata favorit di beberapa daerah hampir dipenuhi pengunjung.  Padatnya pengunjung saat libur panjang pada 7-11 Februari 2024 membuat tingkat keterisian hotel (okupansi) di sejumlah tempat wisata meningkat hingga 80 persen.

 

Okupansi Hotel dan Kereta Cepat Saat Long Weekend

Pantai Kuta Bali Bersiap Sambut Turis Asing
Anak-anak berjalan dengan papan selancar mereka di pantai Kuta di pulau resor Bali (4/10/2021). Setiap tamu kedatangan internasional ada ketentuan dan persyartan yaitu wajib karantina, tes dan kesiapan satuan tugas. (AFP/Sony Tumbelaka)

"Menurut laporan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), tingkat okupansi hotel naik hingga 80 persen di sejumlah kawasan wisata di Sumatera Barat, Pekanbaru, sepanjang pantai pulau Jawa dan Bandung, Yogyakarta, Jawa Timur termasuk Banyuwangi sampai ke Bali," terang pria yang biasa disapa Sandi ini.

Sementara itu kereta cepat Whoosh berhasil melayani 92 ribu penumpang selama long weekend pada 7-11 Februari 2024, dengan kenaikan rata-rata mencapai 35 persen dibanding pekan sebelumnya. Pada periode tersebut, KCIC mengoperasikan 208 perjalanan kereta cepat Whoosh. Dengan rincian 40 perjalanan reguler dan 8 perjalanan tambahan untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang.

Adapun mayoritas pada setiap jadwal pemberangkatan okupansi Whoosh pada musim liburan berkisar di antara 80 sampai 100 persen. "Saya sendiri ikut merasakan padatnya penumpang kereta cepat Whoosh. Di long weekend kemarin selain ke Jawa Tmur dan Jawa Tengah, saya memang sempat ke Bandung dengan naik Whoosh dan harus berdesakam di antara padatnya penumpang dan sampai harus duduk di tengah," kata Sandi.

"Di Bandung saya sempat berwisata kuliner dan tempat oleh-oleh, termasuk di Bandung Raya dan beberapa kawasan lainnya di sekitar Bandung. Di sana kunjungan wisatawan memang sangat ramai dan itu sangat meningkatkan pergerakan ekonomi kita termasuk di sektor ekonomi kreatif," sambungnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya