Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perum Bulog membanjiri pasaran dengan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Tujuannya, guna menekan harga beras di tingkat konsumen.
Jokowi menegaskan, berapapun jumlah yang diminta oleh pasar, Bulog harus bisa mengalokasikan beras. Baik untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun untuk tujuan komersial.
Baca Juga
"Pokoknya pasar minta berapa pun, beri, daerah minta berapa pun, beri, baik yang beras SPHP maupun beras komersial," tegas Jokowi di Pasar Induk Beras Cipinang, Kamis (15/2/2024).
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan program beras SPHP akan terus digenjot. Tujuannya untuk memastikan distribusi beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat dapat kembali normal di pasar-pasar.
Advertisement
“Mengenai SPHP, Bapak Presiden sudah memerintahkan Badan Pangan Nasional bersama Bulog tentunya, untuk menggelontorkan beras total 250 ribu ton. Biasanya dalam sebulan itu kita anggarkan sekitar 80 sampai 100 ribu ton, tapi Bapak Presiden perintahkan untuk di dobel ke 250 ribu ton,” ungkap Arief.
“SPHP ini memang sangat diperlukan untuk masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan pangan beras ya. Kita ingin masyarakat dapat kembali mudah menjumpai beras Bulog di modern market dan pasar tradisional. Dalam waktu seminggu ini, kita akan terus penuhi market. Target penyaluran SPHP di tahun ini 1,2 juta ton,” terangnya.
Untuk diketahui, Perum Bulog telah menggelontorkan pasokan beras SPHP ke ritel modern. Hingga 12 Februari 2024, secara telah disalurkan 3.657 ton beras SPHP. Kantor Wilayah (Kanwil) dengan penyaluran tertinggi antara lain DKI Jakarta & Banten 2.009 ton, Jawa Timur 637 ton, dan Jawa Tengah 192 ton.
Penyaluran Beras Bulog ke PIBC
Lebih lanjut, program penyaluran beras Bulog ke PIBC telah terlaksana sejak 2023 dan kembali berlanjut di 2024 ini. Tren harga beras medium (IR 64 III) di PIBC pun terkendali dengan baik. Per 13 Februari, harga beras medium (IR 64 III) di PIBC adalah Rp10.654 per kilogram (kg) dengan stok beras total mencapai 33,7 ribu ton. Stok beras di PIBC saat ini berada di atas rerata normal dengan target stok minimal di 30 ribu ton.
“Program intervensi lainnya yang pemerintah lakukan demi stabilisasi beras adalah bantuan pangan beras 10 kg kepada 22 juta keluarga. Ini memang sangat diperlukan oleh masyarakat kita dan sedikit banyak mampu menarik demand terhadap beras di pasar. Pasca hari pemungutan suara Pemilu kemarin, mulai hari ini bantuan pangan beras kita lanjutkan kembali dan ada pula program GPM (Gerakan Pangan Murah) di berbagai daerah,” ucap bebernya.
Bantuan Pangan Beras
Di sisi lain, bantuan pangan beras telah tersalurkan 185 ribu ton hingha 7 Februari 2024 lalu. Target penyaluran pada 2 bulan pertama di 2024 adalah 440 ribu ton. Saat ini, penyaluran sudah dimulai kembali setelah helatan Pemilu 2024, kemarin.
“Perlu saya jelaskan kembali bahwa untuk Januari dan Februari ini, memang antara produksi dan konsumsi beras kita ini tidak seimbang, sehingga kalau hari ini harga beras itu tinggi, memang disebabkan harga gabahnya masih tinggi. Namun sisi positifnya sedulur petani kita hari ini senang dan kita harapkan makin bersemangat tanam padi,” terangnya.
“Kalau untuk ketersediaan stok, kita pastikan cukup. Tentunya tugas pemerintah adalah menyeimbangkan antara hulu sampai hilir. Nanti saat produksi beras kita berada di 3,5 juta ton atau melebihi itu pada maret, harga beras bisa akan lebih baik. Akan tetapi harga beras sekarang agak sulit menyamai seperti 2 tahun lalu. Ini karena biaya-biaya seperti pupuk, sewa lahan, hari orang kerja, dan sebagainya telah mengalami kenaikan,” pungkas Arief.
Untuk GPM, selama Januari 2024 telah terlaksana sebanyak 429 kali yang tersebar luas di 85 kabupaten kota. Sementara GPM di Februari ini ditargetkan terlaksana sebanyak 234 kali di 65 kabupaten kota dan dapat terus bertambah sesuai kolaborasi antara NFA dengan pemerintah daerah.
Advertisement
Stok Beras Cukup
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi terus melakukan pemantauan terhadap kecukupan stok beras di pasaran. Ia lantas berkeliling ke 6 lokasi pada Kamis (15/2/2024) untuk melihat ketersediaan stok.
Dari hasil pemantauannya, Bayu menghitung stok beras yang tersedia di pasar mencukupi untuk sekitar 20 hari ke depan tanpa adanya penambahan.
Kecukupan stok beras pun diklaim masih bisa terus bertambah lantaran proses penyaluran masih tetap berjalan, termasuk yang berasal dari kuota impor.
"Dengan kondisi per hari ini aja bisa tahan untuk 20 hari tanpa penambahan stok. Padahal stok masih terus datang, jadi relatif aman," ujar Bayu kepada Liputan6.com, Kamis (15/2/2024).
"Semua proses berjalan. Beras datang lalu disalurkan. Datang lagi, disalurkan lagi," dia menambahkan.
Keyakinan itu muncul pasca Bulog menyalurkan 271 ribu kg, atau setara 271 ton beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang masuk per 13 Februari 2024. Tambahan stok itu disebar untuk 8 ritel modern.