USD Perkasa di Awal Pekan, Rupiah Loyo di Kisaran 15.600

Rupiah ditutup melemah 7 point dalam penutupan pasar pada Senin, 19 Februari 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Feb 2024, 18:58 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 18:58 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat pada Senin, 19 Februari 2024.

USD menguat ketika Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan harga produsen terbesar dalam lima bulan terakhir, dan menyusul laporan harga konsumen yang lebih panas dari perkiraan pada hari Selasa pada bulan lalu. Selain itu, data juga menunjukkan inflasi indeks harga produsen AS tumbuh lebih dari perkiraan pada Januari 2023.

"Angka tersebut, yang muncul hanya beberapa hari setelah data inflasi indeks harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan, membuat para pedagang semakin memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve tahun ini," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Senin (19/2/2024).

Perkiraan dana The Fed berjangka kini menunjukkan hanya ada 10,5 persen peluang penurunan suku bunga di bulan Maret mendatang dan 33,7 persen kemungkinan pelonggaran di bulan Mei, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Sementara itu, di Asia, pasar China memulai kembali perdagangan dengan hati-hati, karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah peningkatan belanja selama liburan Tahun Baru Imlek akan bertahan.

"Bank sentral juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tidak berubah pada hari Selasa, meninggalkan suku bunga pada rekor terendah," ungkap Ibrahim.

Rupiah Melemah pada Senin, 19 Februari 2024

Rupiah ditutup melemah 7 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 15 point dilevel Rp. 15.631 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.623.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.610 - Rp.15.670," demikian perkiraan Ibrahim.

Pasar Amati Penjualan Eceran

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini, pasar terus mengamati Hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan kinerja penjualan eceran pada Januari 2024 akan meningkat secara tahunan, namun terkontraksi secara bulanan.

Hal tersebut tecermin dari IPR (indeks penjualan riil) Januari 2024 yang tercatat sebesar 216,0 atau secara tahunan tumbuh 3,7 persen yoy.

"Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan mayoritas kelompok, terutama kelompok barang lainnya khususnya pada subkelompok sandang sebesar 15,4 persen yoy" Ibrahim menyoroti.

Perkembangan Lainnya

Disusul oleh kelompok perlengkapan rumah tangga Lainnya 5,4 persen yoy, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau 5,3 persen yoy. Sementara itu, Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi sebesar 21,8 persen yoy.

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan terkontraksi 1,0 persen mtm, lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang tumbuh 4,9 persen mtm.

Penurunan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan libur tahun baru serta faktor cuaca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya