Adhi Karya Bocorkan Perkembangan Merger dengan Brantas dan Nindya, Sejauh Mana?

Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana memangkas BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Beberapa rencana peleburan, salah satunya adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Apr 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 20:40 WIB
Melihat Progres Pembangunan LRT yang Mundur Hingga Juni 2022
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). PT Adhi Karya akan memprioritaskan pengerjaan proyek infrastruktur berlabel proyek strategis nasional (PSN) di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana memangkas BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Beberapa rencana peleburan, salah satunya adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson mengatakan pihaknya telah menerima pemberitahuan rencana tersebut dan saat ini sedang melakukan perhitungan valuasi.

"Kita sudah menerima surat persiapan, tapi masih sendiri-sendiri. Jadi kita untuk menyiapkan sendiri-sendiri, termasuk valuasi tapi sendiri saja. Jadi kalau waktunya ditetapkan turun segera, kami masing-masing sudah punya valuasi, sudah punya nilai-nilai market yang wajar," kata Entus dalam konferensi pers usai RUPS, Senin (1/4/2024).

Lebih lanjut, Entus mengatakan mekanisme perampingan kemungkinan akan bukan merger atau penggabungan usaha. Namun akan dalam bentuk holding dan sub holding. Untuk saat ini, Adhi Karya kemungkinan yang akan menjadi holding apabila tiga entitas itu bergabung.

"Jadi bukan merger, kalau ini ada induk dan anaknya. Induknya ya memang di antara tiga entitas ini yang ekuitasnya paling besar ADHI," kata Entus.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya merger atau konsolidasi perusahaan ini jadi salah satu upaya penyehatan BUMN Karya. Mengingat, salah satu tujuan transformasi yang dibawa Erick adalah membuat BUMN makin sehat.

Harapannya, pembagian tugas tadi tidak menjadikan BUMN Karya 'palugada'. Artinya, garapan proyek-proyek akan spesifik dilakukan sesuai dengan kategori dan kelasnya masing-masing.

"Entitas penggabungan Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya bakal fokus menggarap sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel, dan beberapa hal senada lainnya.

"Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan," kata Erick Thohir.

Adapun BUMN Karya lain yang dilebur yakni Hutama Karya (HK) dan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang akan difokuskan pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.

Lalu Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PP (Persero) Tbk (PTPP) akan fokus ke beberapa bidang seperti seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.

Pemerintah Berencana Lebur BUMN Karya, Ini Tanggapan Waskita Beton

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) suplai beton readymix di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak akhir 2023. (Foto: Waskita Beton Precast)
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) suplai beton readymix di Ibu Kota Nusantara (IKN) sejak akhir 2023. (Foto: Waskita Beton Precast)

Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya, akan ada penggabungan sejumlah perusahaan menjadi tersisa 3 BUMN saja.

Terkait hal ini, Presiden Direktur PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Poerbayu Ratsunu menuturkan, penggabungan PT Hutama Karya Persero dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk masih digodok terus oleh Kementerian BUMN. 

"Kita belum kelihatan konsepnya seperti apa, tetapi kita pikir Hutama Karya juga punya beton, tetapi cuma punya 1 pabrik, WSBP punya 9 pabrik dan kita Tbk. Apakah yang 1 pabrik ini akan masuk ke Waskita Beton atau sendiri-sendiri, kita juga belum tahu,” kata Poerbayu dalam acara media gathering, Selasa (26/3/2024). 

Poerbayu menambahkan, sampai saat ini pembahasan mengenai konsep masih belum sampai ke anak perusahaan. 

Menteri BUMN, Erick Thohir akan melakukan tiga penggabungan yaitu Pertama, menggabungkan PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kedua, menggabungkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan Brantas Abhipraya dan Nindya Karya. Ketiga, menggabungkan PT Pembangunan Perumahan (Persero) atau PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Erick menuturkan masing-masing tugas yang akan diemban 3 klaster BUMN Karya tadi. Yakni, HK dan Waskita akan fokus pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.

Sementara itu, Wika, PP, hingga Adhi Karya tidak akan menggarap pada sektor yang sudah dikuasai HK-Waskita. Namun, seluruhnya punya aspek keahliannya masing-masing.

Kemudian, Adhi Karya-Nindya Karya bakal fokus menggarap sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel, dan beberapa hal senada lainnya.

 

 

Utang BUMN Karya 2% Kredit Nasional, OJK Minta Bank Hati-hati

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan peringatan bagi perbankan yang menyalurkan kredit kepada perusahaan BUMN Karya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) agar menerapkan prinsip kehati-hatian serta memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menuturkan, pihaknya meminta perbankan untuk senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

"Sebagai bagian dari manajemen risiko dalam menjalankan pemberian kredit, termasuk meminta bank untuk membentuk pencadangan kredit yang memadai dalam mengantisipasi potensi kerugian sesuai ketentuan yang berlaku," kata Dian dalam keterangan resminya, ditulis Selasa (16/1/2024). 

Adapun total eksposur atas perusahaan BUMN Karya sekitar 2% dari total kredit perbankan nasional, yang mayoritas telah berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional.

Di samping itu, ia menjelaskan, Waskita Karya dan Wijaya Karya saat ini masih dalam upaya proses restrukturisasi kepada Kreditur dalam upaya menjaga kinerja Perseroan. BUMN Karya tersebut juga tengah berproses untuk perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, termasuk transformasi bisnis, efisiensi, dan divestasi atas aset.

"OJK senantiasa memonitor restrukturisasi yang akan dilakukan BUMN Karya sehingga dapat dilaksanakan secara terukur dan prudent dengan tetap memperhatikan berbagai kepentingan," tandasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya