Gubernur BI Pamer Capaian Penggunaan Mata Uang Lokal di Pertemuan Internasional

Gubernur BI Pamer Capaian Penggunaan Mata uang lokal di Pertemuan Bank Sentral Asia Timur Pasifik

oleh Tira Santia diperbarui 17 Jul 2024, 09:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 09:30 WIB
BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menghadiri pertemuan Executives Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) ke-29.

Dalam pertemuan tersebut, Perry menekankan pentingnya mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi lintas batas atau dikenal dengan Local Currency Transaction (LCT) sebagai upaya pendalaman pasar keuangan, mengurangi volatilitas nilai tukar, dan membentuk efisiensi harga.

Perry mengatakan, para gubernur bank sentral secara umum membahas berbagai kebijakan dan inisiatif yang sejalan dengan perkembangan ekonomi terkini dan tantangan kebijakan global, pengendalian inflasi, dan arus modal.

EMEAP Governors Meeting sebagai forum bertukar pandangan antar gubernur bank sentral di wilayah Asia Pasifik ini diselenggarakan di Penang, Malaysia. Forum ini turut menindaklanjuti pembahasan 66th EMEAP Deputies' and Related Meetings di Bali, April 2024 lalu.​

"Inisiatif LCT terus menunjukkan perkembangan yang positif pasca implementasinya, terlihat dari peningkatan volume transaksi dan jumlah pelaku usaha yang difasilitasi, maupun pembentukan harga yang semakin efisien," kata Perry Warjiyo, dikutip dari keterangan BI, Rabu (17/7/2024).

Dalam forum itu Gubernur Perry memaparkan tiga upaya penting dalam meningkatkan implementasi LCT, yaitu: (i) mendorong ekosistem yang memadai dengan cakupan partisipan, produk, harga, dan infrastruktur; (ii) memperkuat peran aktif otoritas dalam mendorong terciptanya ekosistem LCT yang optimal serta mengembangkan pasar keuangan dalam mata uang lokal; dan (iii) mempererat sinergi antar otoritas baik domestik maupun di negara mitra.

Saat ini, BI telah memiliki kerja sama LCT dengan 8 (delapan) negara, dan 6 (enam) di antaranya merupakan negara anggota EMEAP.

Lebih lanjut, para gubernur bertukar pandangan mengenai efektivitas instrumen kebijakan untuk melengkapi kebijakan makroekonomi tradisional dan pengelolaan dampak dari ketidakpastian eksternal.

Forum juga mendukung perkembangan inisiatif EMEAP di area pasar keuangan, pengawasan dan resolusi perbankan, sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan, dan teknologi informasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Belanja di Korea Selatan Bisa Bayar Pakai QRIS

Gubernur BI, Perry Warjiyo menjalin kesepakatan dengan Bank of Korea (BoK) untuk mengimplementasikan pembayarran QRIS antarnegara.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjalin kesepakatan dengan Bank of Korea (BoK) untuk mengimplementasikan pembayarran QRIS antarnegara. (dok: BI)

Bank Indonesia (BI) dan Bank of Korea (BoK) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait pembayaran berbasis QR code dalam rangka memperkuat hubungan ekonomi dan mendorong transaksi digital antar kedua negara.

MoU ini ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur BoK, Ree Chang-yong, di sela-sela Pertemuan Tahunan Bank Sentral ASEAN (ASEAN Governors’ Meeting) 2024 di Penang, Malaysia.

Kolaborasi ini bertujuan untuk mengakselerasi interkoneksi dan interoperabilitas pembayaran lintas negara menggunakan QR code, yakni QR Code Indonesian Standard (QRIS) dan QR Code pembayaran Korea Selatan yang akan ditentukan oleh BoK.

Kerangka kerja ini akan memfasilitasi pembayaran berbasis QR code antar kedua negara, termasuk bagi operator sistem pembayaran dan penyedia jasa pembayaran.

Memperkuat Konektivitas dan Mendukung Transaksi DigitalMoU ini menandai awal kerja sama BI dan BoK dalam mengimplementasikan konektivitas pembayaran berbasis QR code.

Sinergi erat pelaku industri kedua negara akan menjadi kunci dalam mewujudkan interkoneksi dan uji coba sebelum implementasi penuh.

Implementasi kerja sama ini diharapkan dapat mendukung transaksi antar masyarakat di Indonesia dan Korea Selatan, sejalan dengan tingginya mobilitas dan aktivitas perdagangan antara kedua negara.

 


Menuju Ekonomi dan Keuangan Digital yang Lebih Kokoh

Pengguna Transaksi QRIS Tembus 45 Juta Orang
Dan terkini, transaksi QRIS sudah digunakan oleh 45 juta orang di awal 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama pembayaran berbasis QR code ini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam mengimplementasikan G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Payments.

"Konektivitas pembayaran lintas negara ini perlu disinergikan dengan skema mata uang lokal dalam transaksi bilateral untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan meningkatkan efisiensi," katanya, Senin (15/7/2024).MoU ini diharapkan dapat menjadi fondasi untuk mewujudkan sistem pembayaran lintas negara yang lebih efisien, cepat, inklusif, dan transparan.

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat dan memperluas kerja sama internasional dengan bank sentral dan otoritas terkait lainnya di tingkat global untuk mendorong konektivitas pembayaran lintas batas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya