Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo alias Jokowi secara resmi melantik Thomas Djiwandono, Bendahara Umum Partai Gerindra, sebagai Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) II di Istana Negara Jakarta pada Kamis, 18 Juli 2024.
Pelantikan Thomas sebagai Wamenkeu didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45/M Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
Baca Juga
"Melantik Saudara Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan sisa masa jabatan periode 2019-2024," demikian bunyi Keppres tersebut. Jokowi kemudian membimbing Thomas dalam mengucapkan sumpah jabatan.
Advertisement
Thomas berjanji akan menjalankan tugas jabatannya sebagai Wamenkeu dengan sebaik-baiknya.
"Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan sebaik-baiknya demi pengabdian saya kepada bangsa dan negara," ucap Thomas di depan Jokowi.
"Dan saya akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," lanjutnya.
Dalam pelantikan ini, hadir pula Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertahanan dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Selain itu, hadir juga Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, dan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
Bantu Pekerjaan Menkeu
Jokowi sebelumnya telah menunjuk Suahasil Nazara sebagai Wakil Menteri Keuangan. Mereka berdua akan membantu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam menjalankan tugasnya. Menariknya, Thomas, yang merupakan anak pertama dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati, memiliki latar belakang yang cukup menarik.
Ibu Tommy adalah kakak kandung dari Prabowo Subianto, sedangkan ayahnya adalah mantan Gubernur Bank Indonesia yang saat ini mengajar di Nanyang Technological University, Singapura. Tommy sendiri telah menjalani berbagai karir sebelum terlibat dalam politik.
Dia pernah menjadi wartawan magang di Majalah Tempo dan Indonesia Business Weekly. Selanjutnya, Tommy berkarir sebagai analis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong.
Kariernya terus meningkat dan dia kemudian menjabat sebagai Deputy CEO di Arsari Group, sebuah perusahaan agrobisnis. Selain itu, Tommy juga terlibat dalam politik dan merupakan anggota partai Gerindra.
Dia bahkan pernah menjadi Calon Legislatif di Provinsi Kalimantan Barat. Dengan latar belakang yang beragam dan pengalaman yang luas, Tommy diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam dunia politik dan perekonomian Indonesia.
Advertisement
Peran di Pilpres 2014
Selama Pilpres 2014, peran Tommy dalam mendukung pasangan Prabowo-Hatta sangatlah penting bagi Koalisi Merah-Putih (KMP) dalam hal logistik. Tommy terbukti serius dan teliti dalam mencatat semua aktivitas keuangan partai. Berkat dedikasi luar biasanya, Gerindra bangga menjadi Partai Politik dengan laporan keuangan yang paling transparan. Penghargaan dari Transparency International Indonesia dan Indonesia Corruption Watch pun menjadi bukti prestasi Partai Gerindra.
Namun, Tommy tidak hanya gemilang di dunia politik. Ia juga merupakan sosok yang cerdas dalam bidang akademik. Dalam catatan sejarah pendidikannya, Tommy menempuh pendidikan di SMP Kanisius Menteng, Jakarta.
Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di jurusan sejarah di Universitas Haverford College, Pennsylvania, dari tahun 1990 hingga 1995. Tommy adalah contoh nyata bahwa seseorang bisa sukses dalam berbagai bidang. Dengan dedikasi dan kecerdasannya, ia berhasil memainkan peran penting dalam politik dan meraih prestasi akademik yang membanggakan.