Jokowi di ISF 2024: Jangan Ragukan Komitmen Indonesia Capai Net Zero Emission

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024) di JCC Senayan, Jakarta

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 05 Sep 2024, 09:47 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 09:45 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024) di JCC Senayan, Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024) di JCC Senayan, Jakarta (dok: Arief)

 

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan komitmen Indonesia dalam mengejar nol emisi karbon pada tahun 2060. Dia juga memamerkan sejumlah potensi yang dimiliki Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024) di JCC Senayan, Jakarta. Menurutnya, komitmen tersebut menjadi kunci untuk berkontribusi pada dunia.

"Jangan meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih baik," tegas Jokowi dalam ISF 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dia juga menguraikan sejumlah potensi energi bersih yang dimiliki Indonesia, yakni potensi energi hijau yang disebut mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW).

Sebagai contoh, ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. PLTS Terapung ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

"Kami juga memiliki PLTS apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 MWp (megawatt peak), terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia," ungkapnya.

Potensi Besar Indonesia

Tak berhenti di situ, dalam aspek pengurangan emisi, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Salah satunya melalui hutan bakau atau mangrove yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Hutan mangrove kami, yang merupakan terbesar di dunia, seluas 3,3 juta hektar, mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih efektif dibandingkan hutan hujan tropis. Ini banyak yang belum diketahui," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Sindir Investasi Negara Maju soal Perubahan Iklim

Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara soal dia mengenakan kemeja berwarna biru khas pasangan Prabowo-Gibran.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara soal dia mengenakan kemeja berwarna biru khas pasangan Prabowo-Gibran. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganggap ancaman perubahan iklim sangat berbahaya. Sehingga transisi energi dan isu keberlanjutan jadi hal mendesak dan tak bisa dipinggirkan demi mengatasi perubahan iklim tersebut,

Jokowi lantas menganggap mitigasi perubahan iklim melalui transisi energi tak akan bisa tercapai jika negara dunia didorong dalam konteks ekonomi.

"Yang ingin saya tekankan, perubahan iklim tak akan pernah bisa terselesaikan selama dunia gunakan pendekatan ekonomi. Selama dunia hanya hitung keuntungan sendiri, pentingkan ego sentris sendiri-sendiri," kata Jokowi dalam sesi pembukaan Indonesia Internasional Sustainibility Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9/2024).

Kolaborasi Antarnegara

Menurut dia, penyelesaiannya butuh pendekatan kolaboratif dan berprikemanusiaan. Sehingga terjadi kolaborasi positif antara negara maju dan berkembang.

"Dan, kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan rakyat kecil. Ekonomi hijau tidak hanya tentang lingkungan, tapi bagaimana menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat," tegas Jokowi.

Lebih lanjut, RI 1 menyampaikan, Indonesia memiliki potensi energi hijau besar, lebih dari 3.600 gw. Indonesia juga disebutnya memiliki PLTS Apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 MW, terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

Di sisi lain, ia melanjutkan, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Dengan adanya kawasan hutan mangrove terbesar di dunia seluas 3,3 juta ha.

"Itu mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih baik dibanding hutan hujan tropis, yang banyak orang tidak tahu," ujar Jokowi.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya