Subsidi KRL Berbasis NIK KTP Kapan Diterapkan? Ini Bocorannya

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjamin, kebijakan skema subsidi KRL yang saat ini berbentuk Public Service Obligation (PSO) menjadi berbasis NIK (KTP) belum akan diterapkan dalam waktu dekat hingga tahun depan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 01 Okt 2024, 19:29 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 19:29 WIB
Jadwal Perjalanan KRL Commuterline
Hal ini menyusul berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2023 yang baru. Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjamin, kebijakan skema subsidi KRL yang saat ini berbentuk Public Service Obligation (PSO) menjadi berbasis NIK (KTP) belum akan diterapkan dalam waktu dekat hingga tahun depan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjamin, kebijakan skema subsidi KRL yang saat ini berbentuk Public Service Obligation (PSO) menjadi berbasis NIK (KTP) belum akan diterapkan dalam waktu dekat hingga tahun depan.

Hal itu ditegaskan langsung oleh Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal. "Belum, belum," ujar Risal saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Risal mengatakan, pihaknya belum ada kajian lebih lanjut tentang wacana pengurangan subsidi tarif KRL, dan menggantikannya jadi berbasis NIK.

"Belum ada perubahan update ya. Kalau NIK juga belum. Artinya kita belum ke arah sana. Masih dalam studi, masih dalam kajian untuk NIK dan lain-lain," kata Risal.

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter telah buka suara soal polemik rencana penerapan subsidi KRL Jabodetabek berbasis NIK yang bakal dimulai 2025.

Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter, Broer Rizal menuturkan, pihaknya sebagai operator belum mengetahui secara pasti mekanisme penetapan subsidi KRL Jabodetabek berbasis NIK. Meski demikian, KAI Commuter siap menerapkan kebijakan subsidi KRL berbasis NIK apabila sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan selaku regulator.

"Ya kita juga belum tahu seperti disampaikan pak humas tadi, bahwa ini belum diputuskan sehingga kami juga belum melakukan sosialisasi," tutur Broer kepada awak media di Stasiun Rawa Buaya, Jakarta beberapa waktu lalu.

KAI Commuter masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian Perhubungan terkait mekanisme subsidi KRL Jabodetabek berbasis NIK.

Bila sudah diputuskan, dia menjamin KAI Commuter akan terlebih dahulu untuk melakukan sosialisasi mekanisme subsidi KRL berbasis dengan NIK. "Ketika sudah diputuskan, 3 bulan itu akan kami lakukan sosialisasi, bagaimana penggunaan, pemanfaatannya, berapa kenaikan, dan sebagainya ," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KRL Commuter Line Jabodetabek Angkut 228 Juta Penumpang hingga September 2024

Kepadatan Penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai Pada Sore Hari
Sejumlah penumpang berpindah tujuan kereta saat penerapan switch over (SO) ke-5 di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (30/5/2022). Penerapan switch over (SO) atau peralihan sistem persinyalan ke-5 itu membuat terjadinya penumpukan penumpang di peron kereta karena terdapat perubahan rute perjalanan KRL. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat sebanyak 260.197.623 orang pengguna di seluruh area operasional hingga 15 September 2024.

"Dari jumlah itu, sebanyak 228.109.407 orang merupakan pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, Selasa (17/9/2024).

Joni menyampaikan, saat ini KAI Commuter mengoperasikan setiap harinya sebanyak 1.048 perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek, 62 perjalanan Commuter Line Basoetta, 14 perjalanan Commuter Line Merak, 58 perjalanan Commuter Line di wilayah Bandung, 24 perjalanan Commuter Line Yogyakarta-Palur, 8 perjalanan Prameks, dan 60 perjalanan Commuter Line di wilayah Surabaya.

Sementara itu, KAI Commuter melayani naik turun pengguna di 209 stasiun yang dioperasikan antara lain, sebanyak 83 stasiun diwilayah Jabodetabek, 19 stasiun di wilayah Merak, 38 stasiun di wilayah Bandung, 17 Stasiun di wilayah Yogyakarta, dan 61 stasiun di wilayah Surabaya.

 


Modernisasi Layanan

FOTO: Penerapan Protokol Kesehatan di Stasiun Jakarta Kota
Calon penumpang mengenakan masker di Stasiun Jakarta Kota, Jakarta, Rabu (28/10/2020). Mengantisipasi lonjakan penumpang saat cuti bersama dan Sumpah Pemuda, PT KCI mengajak pengguna KRL bersatu dan bangkit melawan COVID-19 dengan menerapkan 3M. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada usia ke-16 tahun, KAI Commuter juga telah melakukan berbagai macam inovasi serta modernisasi layanan Commuter Line. Sejumlah inovasi yang dilakukan dalam mengedepankan ESG sepanjang 2024 ini, antara lain menyediakan fasilitas Water Station, yakni dispenser air minum untuk kebutuhan pengguna di area stasiun.

Dengan fasilitas layanan tersebut memungkinkan pengguna mengisi ulang air seperlunya selama di stasiun dengan menggunakan tempat air minum sendiri. Di samping, juga mengurangi sampah dari air minum kemasan.

"Fasilitas dispenser air minum ini gratis, ditempatkan di titik-titik strategis di stasiun sehingga bisa berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik dari penggunaan kemasan air minum kemasan," imbuh Joni. Selain itu KAI Commuter juga menyediakan Commuter Shelter Bike yang merupakan fasilitas parkir sepeda gratis di area stasiun. Fasilitas ini merupakan pembaharuan dari parkiran sepeda yang sebelumnya sudah tersedia, namun didesain lebih sporty.

"Inovasi digitalisasi juga dihadirkan KAI Commuter sepanjang 2024. Inovasi digitalisasi ini dihadirkan untuk meningkatkan layanan kepada para penggunanya dan meningkatkan kinerja seluruh karyawan perusahaan," pungkasnya.

Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya