Miliarder Ini Kena Denda Rp 7 Miliar Gara-Gara Pajak

FCA menyatakan Kristo Kaarmann gagal memberitahukan regulator mengenai kewajiban pajak keuntungan modal yang tidak dibayarnya ketika ia menjual saham

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 05 Nov 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2024, 21:00 WIB
Miliarder Ini Kena Denda Rp 7 Miliar Gara-Gara Pajak
Miliarder sekaligus CEO dari perusahaan transfer uang Wise, Kristo Kaarmann didenda karena tak laporkan masalah pajak. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus CEO dari perusahaan transfer uang Wise, Kristo Kaarmann kena denda sebesar 350.000 pound atau sekitar USD 454.000, atau sekitar Rp 7,1 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.769) oleh regulator keuangan Inggris lantaran tidak melaporkan masalah pajak.

Dilansir dari CNBC pada Selasa (5/11/2024) Kaarmann yang mendirikan Wise pada 2011 bersama Taavet Hinrikus, diperintahkan oleh Financial Conduct Authority (FCA) pada Senin,4 November 2024 untuk membayar denda karena melanggar aturan perilaku manajer senior.

FCA menyatakan Kaarmann gagal memberitahukan regulator mengenai kewajiban pajak keuntungan modal yang tidak dibayarnya ketika ia menjual saham senilai 10 juta pound pada 2017.

Regulator menemukan, dia telah melanggar Aturan Perilaku Manajemen Senior 4, yang mengharuskan manajer senior untuk mengungkapkan informasi yang penting untuk diketahui FCA. Ini terjadi setelah dia didenda sebesar 365.651 pound oleh HMRC pada tahun 2021 karena terlambat menyerahkan laporan pajaknya untuk tahun pajak 2017/18.

Nama Kaarmann ditambahkan ke daftar publik orang yang mangkir pajak oleh HMRC, dengan kewajiban pajaknya sebesar 720.495 pound. Menurut informasi dari Forbes, dia memiliki kekayaan bersih dengan jumlah sebesar USD 1,8 miliar.

FCA mengungkapkan antara Februari 2021 dan September 2021, masalah pajak tersebut sangat relevan untuk menilai kelayakan Kaarmann sebagai direktur senior perusahaan keuangan. Kaarmann juga dinilai tidak mempertimbangkan pentingnya masalah ini dan gagal memberi tahu FCA meskipun sudah tahu selama lebih dari tujuh bulan.

"Kami dan masyarakat mengharapkan standar tinggi dari para pemimpin perusahaan keuangan, termasuk kejujuran dan keterbukaan," kata Direktur eksekutif di FCA, Therese Chambers.

 

 

Kaarman tetap Fokus pada Visi Misi Wise

Kaarmann menyatakan, tetap fokus pada misi  dan visi jangka panjang perusahaan Wise. “Setelah beberapa tahun dan kerja sama penuh dengan FCA, kami telah menyelesaikan proses ini,” ujarnya.

Dewan direksi Wise, yang dipimpin oleh David Wells, mengatakan bahwa mereka menanggapi kewajiban regulasi dengan serius. Dewan tersebut menemukan bahwa Kaarmann "layak dan pantas" untuk melanjutkan perannya setelah penyelidikan internal.

Denda yang Tidak Terlalu Besar

Denda FCA yang dijatuhkan jauh lebih rendah dari maksimum yang mungkin, yaitu sebesar  500.000 pound. Kaarmann telah mendapatkan diskon sebesar 30% lantaran setuju untuk menyelesaikan masalah ini.

Berita denda ini muncul setelah Wise melaporkan peningkatan 17% dalam pendapatan pokoknya, yang terdiri dari pendapatan lintas batas dan pendapatan lainnya.Wise menargetkan margin laba pokok sebelum pajak sebesar 13% hingga 16% dalam jangka menengah dan tidak perlu melakukan investasi tambahan untuk menurunkan harga.

Analis di bank investasi Peel Hunt juga meningkatkan ekspektasi laba Wise dan memberi target harga 10 pound dengan peringkat "beli" untuk sahamnya.

Dukung Kamala Harris di Pilpres AS, Miliarder Mark Cuban Mengaku Tak Mau Jadi Pejabat Gedung Putih

Miliarder Mark Cuban. Foto: AFP
Miliarder Mark Cuban. Foto: AFP

Sebelumnya, investor ternama sekaligus miliarder asal Amerika Serikat, Mark Cuban mengungkapkan bahwa ia tidak mengincar jabatan di kabinet Gedung Putih meskipun ikut berkampanye untuk capres dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

"Saya tidak tertarik menjadi politisi jenis apa pun. Saya tidak tertarik melayani di kabinet untuk Kamala Harris atau siapa pun," ujar Cuban, dikutip dari CNBC International, Senin (28/10/2024).

"Saya suka menjadi pengganggu sebagai pengusaha," ungkapnya, dalam segmen wawancara "This Week" ABC.

Komentar Cuban tampaknya menarik kembali pernyataan sebelumnya, yang mengisyaratkan bahwa ia mungkin mengincar posisi pemerintahan karena semakin terlibat sebagai pengganti kampanye Harris.

Pada September 2024, misalnya, mantan pembawa acara "Shark Tank" itu mencalonkan diri untuk menggantikan Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Gary Gensler, yang sangat ia kritik.

"Saya memberi tahu timnya, daftarkan nama saya untuk SEC. Itu perlu diubah," beber Cuban dalam sebuah wawancara di "Squawk Box" CNBC pada September 2024.

Meskipun Cuban mengatakan bahwa ia tidak menyumbangkan dana apa pun kepada Harris, ia semakin aktif dalam kampanye, mengusung argumen untuk calon presiden dari Partai Demokrat tersebut dalam wawancara media dan rapat umum.

Saat ia berkampanye untuk Harris, Cuban sesekali menyuntikkan visi kebijakannya sendiri untuk pemerintahan Harris yang hipotetis, khususnya mengenai regulasi perusahaan.

Awal bulan ini, misalnya, Cuban menyarankan bahwa jika wakil presiden AS itu memenangkan kursi kepresidenan Gedung Putih, ia harus memberhentikan Ketua Komisi Perdagangan Federal Lina Khan, yang telah menjadi wajah agenda antimonopoli yang sangat berfokus pada konsumen.

"Saya pikir gambaran yang lebih besar adalah ia lebih banyak merugikan daripada membantu," sebut Cuban.

Miliarder Mark Cuban Ogah Pensiun

Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya Dunia: Foto: Freepik/Chokniti

Diwartakan sebelumnya, Mark Cuban mengungkapkan, dirinya memilih untuk tak pensiun, meski sudah mencapai usia lanjut nantinya.

Melansir CNBC International, Mark Cuban bercerita bahwa saat ia berusia 20-an, tujuannya adalah pensiun di usia 35 tahun.

Saat ini, pengusaha dan investor miliarder berusia 66 tahun itu mengatakan dia tidak punya rencana untuk berhenti bekerja.

"Saya baru saja memulai. Tidak ada kata pensiun dalam buku saya. Saya akan terus bekerja sampai saya menyerah," ungkapnya.

Beberapa langkah karier Cuban baru-baru ini telah memicu spekulasi tentang hal itu, mulai dari mengumumkan munfur dari "Shark Tank" milik ABC pada tahun 2025 hingga menjual saham mayoritasnya di Dallas Mavericks milik NBA.

Saat itu, Cuban mengaku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya, tetapi itu tidak berarti dia akan pensiun.

 

Rencana Cuban

Sebaliknya, ia berencana untuk mengalihkan sebagian besar jam kerjanya untuk menjalankan apotek daring langsung ke konsumen miliknya, Cost Plus Drugs.

"Itu adalah sesuatu yang akan terus saya kerjakan untuk waktu yang lama," bebernya.

Cuban awalnya menginvestasikan dana senilai USD 250.000 ke Cost Plus Drugs setelah pendiri sekaligus CEO perusahaan tersebut, Alex Oshmyansky, mengajukan ide kepadanya pada tahun 2018. Selama dua tahun berikutnya, Cuban semakin banyak berinvestasi hingga akhirnya ia memiliki perusahaan tersebut.

Model bisnis perusahaan yang sederhana, yaitu mengurangi biaya konsumen dengan memproduksi obat-obatan, atau membelinya secara grosir, dan menjualnya dengan biaya tambahan 15%, memang menguntungkan, tetapi Cuban mengatakan bahwa ia lebih fokus pada misi perusahaan daripada memaksimalkan laba atas investasinya.

"Mudah-mudahan, ketika semuanya sudah selesai, mereka akan berkata, 'Wah, orang itu mengacaukan perawatan kesehatan, jadi sekarang orang tidak takut tidak mampu membeli obat-obatan mereka. Bagi saya, itu akan menjadi pencapaian terbesar," tutur sang miliarder.

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya