Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Australia, Anthony Pratt, disebut-sebut telah menerima informasi rahasia soal nuklir Amerika Serikat (AS). Informasi soal nuklir ini diberikan oleh Donald Trump.
Miliarder Anthony Pratt akan pindah secara permanen ke AS setelah Donald Trump menang melawan Kamala Harris dalam pemilihan presiden di AS.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari Fortune.com pada Kamis (12/11/2024), Pratt yang dikenal sebagai "raja kardus" dan memimpin perusahaan pengemasan Visy dan Pratt Industries. Pratt mengatakan bahwa dirinya telah berinvestasi di 70 pabrik di AS yang menyediakan 12.000 pekerjaan selama tiga dekade terakhir.
Advertisement
Pratt juga menambahkan bahwa semua anggota keluarganya adalah warga negara AS. Meskipun pindah ke AS, dia akan sering bepergian ke Australia dan tetap memimpin Visy di negara asalnya.
Kepindahan Pratt ini terjadi bersamaan dengan kembalinya Trump ke Gedung Putih, yang menguntungkan banyak miliarder melalui lonjakan harga saham pasca-pemilu.
Menurut Bloomberg Billionaire Index, Pratt, yang memiliki kekayaan sekitar USD 12,3 miliar, jumlah ini mengalami kenaikan nilai kekayaan sebesar USD 311 juta sehari setelah kemenangan Trump.
Hubungan Spesial antara Pratt dan Trump
Hubungan antara Pratt dan Trump lebih dari sekadar urusan bisnis. Trump diduga telah membocorkan informasi sensitif tentang kapal selam nuklir AS kepada Pratt.
Informasi ini mencakup jumlah pasti hulu ledak yang biasa dibawa oleh kapal selam dan seberapa jauh kapal tersebut bisa bergerak tanpa terdeteksi oleh kapal selam Rusia.
Informasi ini dikatakan telah dibagikan di klub Trump, Mar-a-Lago, tempat dimana Pratt telah menjadi anggota dalam klub tersebut sejak 2017.
Trump Dituduh ambil Dokumen Rahasia AS
Trump dituduh mengambil dokumen rahasia dari Gedung Putih setelah meninggalkan jabatannya pada 2021, kemudian menyimpannya di rumahnya di Mar-a-Lago.
Departemen Kehakiman AS bahkan menuduhnya atas 40 tuduhan pidana, termasuk 32 tuduhan penyimpanan sengaja dokumen rahasia.
Tuduhan ini, yang diajukan berdasarkan Undang-Undang Spionase, diperkirakan akan gugur jika Trump kembali dilantik. Jaksa telah mengidentifikasi Pratt dan 80 orang lainnya sebagai saksi potensial dalam sidang tersebut.
Trump sendiri dengan keras membantah telah membagikan informasi rahasia kepada Pratt. Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump bahkan menyebut Pratt sebagai "orang aneh berambut merah dari Australia."
Meskipun begitu, Pratt dan Trump memiliki sejarah panjang yang saling menguntungkan. Pratt pernah berjanji untuk menginvestasikan USD 2 miliar dalam pekerjaan manufaktur AS pada 2017, terutama di wilayah Midwest.
Tahun yang sama, Pratt memasang iklan di Wall Street Journal untuk berterima kasih kepada Trump karena telah mendukung sektor manufaktur AS.
Pratt bahkan menawarkan untuk menyewa kamar di Mar-a-Lago bagi tamu dalam pesta pemilu Trump pada 2020. Menurut penyelidikan The New York Times, Pratt menulis dalam sebuah pesan kepada rekannya,
“Jika POTUS mengadakan pesta pemilihannya di Mar-a-Lago, saya akan memesan kamar sebanyak yang tersedia.”
Advertisement