Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melakukan peninjauan Pelabuhan Tanjung Priok dalam rangka memastikan mudik Natal dan Tahun baru 2024/2025 berjalan dengan lancar, di Pelabuhan Tanjung Priok (Terminal Penumpang), Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (29/12/2024).
Dalam kunjungannya ke pelabuhan Tanjung Priok, AHY menyapa awak kapal dan para penumpang KM Labobar yang akan berlayar menuju berbagai wilayah di Indonesia Timur, seperti Ambon, Tual, Makassar, Monokwari, dan Nabire.
Baca Juga
"Tadi saya sambil berdialog juga bertanya, cukup banyak keluarga yang akan berlayar dari Tanjung Priok Jakarta ke Indonesia bagian Timur, ada yang ke Ambon, Tual, Makassar, ke wilayah Papua Monokwari dan Nabire, dan lain sebagainya," kata AHY.
Advertisement
Transportasi Laut Jadi Vital
AHY menjelaskan bahwa transportasi laut memainkan peran vital dalam menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau melalui transportasi udara.
Menurutnya, sektor transportasi laut ini harus terus diperkuat, karena masih menjadi primadona, apalagi jika dibandingkan dengan biaya tiket pesawat. Biaya kapal lebih efisien meski waktu tempuhnya lebih lama.
"Kita tahu bahwa sektor transportasi laut ini harus terus diperkuat, karena masih menjadi primadona, apalagi jika dihadapkan atau dibandingkan dengan biaya tiket pesawat. Tentu biaya kapal rupiahnya lebih efisien dibandingkan pesawat," ujarnya.
Meskipun waktu perjalanan kapal lebih lama dibandingkan pesawat, transportasi laut tetap menjadi pilihan utama bagi banyak masyarakat, terutama dalam hal biaya yang lebih terjangkau.
Â
Dilayani 82 Kapal
Selain itu, AHY juga menyampaikan terkait pemaparan dari Direktur Utama Pelni mengenai jumlah kapal yang beroperasi di Indonesia.
Saat ini, terdapat 82 kapal yang melayani sektor transportasi laut, dengan 50 kapal milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan 32 kapal milik Pelni.
"Dari 32 kapal ada 26 kapal yang merupakan kapal penumpang, diantaranya adalah KM Labobar ini, yang setiap tahun bisa 5 jutaan lebih penumpang diangkut baik ke sektor barat, sektor Tengah, maupun ke sektor Timur Indonesia," ujarnya.
Disisi lain, AHY juga menekankan pentingnya menjaga keselamatan dan kenyamanan penumpan. Meskipun usia teknis beberapa kapal, seperti KM Labobar yang diproduksi di Jerman, telah mencapai 21 tahun, kapal tersebut masih dalam kondisi baik dan aman untuk beroperasi.
Â
Advertisement
Peremajaan Kapal
Namun, ia juga menekankan perlunya peremajaan kapal-kapal yang sudah lebih tua untuk memastikan kualitas layanan yang maksimal.
Selain itu, faktor-faktor kenyamanan seperti kebersihan, ketertiban, serta kualitas layanan dari awak kapal juga menjadi perhatian AHY.
"Ada usia teknis yang masing-masing produsen itu telah menetukan, misalnya kapal-kapal buatan German KM Labobar ini 30 tahun usia teknisnya, ini usianya sudah 21 tahun jadi masih oke," pungkasnya.