Tips Sukses Miliader Pendiri Zerodha: Jangan Belajar dari Orang Tua

Pada tahun 2010, dia mendirikan Zerodha bersama saudaranya. Kini, platform tersebut telah memiliki lebih dari 10 juta pengguna dan menjadikan Kamath salah satu orang terkaya di India dengan kekayaan bersih sekitar USD 3 miliar.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 04 Jan 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 21:00 WIB
illustrasi miliader (foto: Freepik)
illustrasi miliader (foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Jika anda ingin memulai bisnis atau usaha sampingan, pertimbangkan untuk belajar dari generasi muda. demikian saran dari seorang miliarder berusia 38 tahun yang merintis usahanya sendiri dan merupakan salah satu pendiri Zerodha, Nikhil Kamath.

Zerodha adalah perusahaan pialang dan jasa keuangan terbesar di India yang menyediakan layanan perdagangan saham, reksa dana, obligasi, dan mata uang dan komoditas.

"Jangan meniru generasi sebelumnya untuk mencari tahu apa yang seharusnya Anda lakukan 20 tahun dari sekarang," ujar Kamath dalam wawancara dengan CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, di acara video The Path.

"Lihatlah apa yang dilakukan anak-anak. Perhatikan apa yang dilakukan anak laki-laki berusia 16 tahun dan pikirkan apa yang mungkin ia inginkan dalam 10 tahun." Dilansir dari CNBC pada Sabtu (4/1/2025).

Kamath telah memulai perjalanan bisnisnya sejak remaja. Ketika kelas 9, dia membeli dan menjual kembali ponsel kepada teman-temannya.

Meski dia memutuskan untuk putus sekolah menengah atas, Kamath terus belajar sendiri tentang perdagangan saham sambil bekerja di pusat panggilan. Pengalaman ini menjadi awal dari kariernya di dunia keuangan.

Pada tahun 2010, dia mendirikan Zerodha bersama saudaranya. Kini, menurut Forbes platform tersebut telah memiliki lebih dari 10 juta pengguna dan menjadikan Kamath salah satu orang terkaya di India dengan kekayaan bersih sekitar USD 3 miliar.

Tak berhenti di sana, tahun 2021 Kamath meluncurkan perusahaan modal ventura bernama Gruhas, yang mendukung pengusaha di berbagai sektor, termasuk kecerdasan buatan dan teknologi ramah lingkungan. Bidang-bidang ini sangat menarik perhatian generasi muda.

Ide-ide Inovatif Muncul dari Generasi Muda

"Banyak nasihat dari orang berusia 50 atau 60 tahun yang memiliki posisi berkuasa mungkin tidak relevan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen saat ini," kata Kamath. Menurutnya, kaum muda adalah pihak yang "mendefinisikan budaya di masa depan."

Generasi muda, dengan rasa ingin tahu dan sudut pandang segar, sering kali memunculkan ide-ide inovatif. Kamath juga menyoroti pentingnya memahami kebiasaan media sosial mereka, yang dapat membantu membentuk strategi pemasaran bisnis.

Data dari Pew Research Center (2024) menunjukkan bahwa hampir setengah dari remaja online "hampir selalu" menggunakan internet. Platform seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan Snapchat adalah favorit mereka, dan di sinilah banyak tren gaya hidup, mode, dan tarian dimulai.

Mark Zuckerberg Lakukan Hal yang Sama

Selain itu, menurut firma McCrindle, generasi Gen Alpha (lahir 2010–2024) diperkirakan akan memiliki daya beli langsung sebesar USD 1,7 triliun pada 2029, menjadikannya pasar besar yang sering diabaikan.

"Setiap organisasi, setiap merek, setiap produk hanya berjarak satu generasi dari kepunahan," kata CEO McCrindle, Mark McCrindle.

Mempelajari kebiasaan dan pola pikir generasi muda terbukti menjadi langkah sukses bagi banyak pengusaha. Misalnya, Mark Zuckerberg menciptakan Facebook berdasarkan kebiasaan sosial mahasiswa, dan Ben Silbermann mendirikan Pinterest karena kecintaannya pada koleksi sejak kecil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya