Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pentingnya produksi chip semikonduktor. Menurutnya, saat ini perang tidak lagi menggunakan senjata.
"Eh sekarang itu perang itu udah berubah," kata Luhut dalam acara Ekonomi Digital Indonesia di Kantor Media IDN, Jakarta, Rabu (15/1).
Advertisement
Baca Juga
Luhut menyebut kegiatan perang saat ini mengarah ke teknologi canggih. Dia mencontohkan salah satunya chip semikonduktor.
Advertisement
"Bukan hanya perang-perang tembak-tembakan aja, tapi perang chip," tegasnya.
Oleh karena itu, pemerintah berencana membuat zona khusus industri chip semikonduktor. Luhut mengatakan zona ekonomi khusus tersebut berada di Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Jadi orang yang produksi chip ini sekarang, kalau dia nggak kasih chip, itu kan macam-macam ada high end, ada middle end, low end," tegasnya.
Produksi Chip Semikonduktor Indonesia
Dia mengakui, Indonesia sendiri tertinggal dari produksi chip semikonduktor dari negara tetangga Malaysia. Luhut menyebut, saat ini wilayah Johor Malaysia tengah membangun zona ekonomi khusus chip semikonduktor.
"Dan kita bisa ketinggalan dengan Johor, yang sekarang membuat jadi special economic zone. Mereka nyontoh dari kita, tapi mereka memberikan insentif lebih bagus lagi," tandasnya.
# Pemerintah Mau Bangun Industri Chip Semikonduktor di Batam
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut pentingnya pendalaman terkait ekonomi digital, beberapa di antaranya termasuk semikonduktor dan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Airlangga mengatakan, ini menjadi penting karena Indonesia juga menjadi rumah untuk pengembangan startup dengan jumlah lebih dari 2.600 startup. Airlangga menuturkan Indonesia punya 15 perusahaan yang nilainya sekitar hampir USD 10 miliar di atas USD 1 miliar dan 2 di atas USD 10 miliar.
Airlangga menuturkan pemerintah akan mendorong industri semikonduktor di Batam. Hal ini karena semikonduktor membutuhkan market dan juga free flow dari bahan bakunya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Prabowo Beri Restu, Family Office Berdiri di Indonesia Bulan Depan?
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan family office bisa berdiri di Indonesia bulan depan. Pasalnya saat ini Indonesia dinilai sudah tertinggal dari Malaysia.
Luhut bilang Presiden Prabowo Subianto telah setuju mengenai konsep family office ini. Dalam waktu dekat dia ingin inisiatif ini bisa berjalan.
"Lanjut, harus. Presiden setuju, mengenai itu tinggal kita tangani lagi," ungkap Luhut di Menara Global, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Dia ingin family office itu bisa berdiri dalam waktu dekat, jika memungkinkan bisa dimulai bulan depan. Menurutnya, sudah ada studi yang menunjukkan manfaat berdirinya family office di Indonesia.
"Kita mau cepat. Ya kalau saya ketemu Presiden, kalau saya boleh usul ya bulan depan harus kita jadikan," tegas dia.
Luhut tak mau Indonesia kalah dari Malaysia yang sudah lebih dulu mengoperasikan family office di Negeri Jiran. Salah satu perbedaannya adalah besaran insentif yang ditawarkan negara kepada investor dan orang super kaya.
"Karena kita studi kok udah, udah lama kita studi dan ya kita ndak mau kalah dengan negara tetangga kita. Jangan sampai kita di bypass," ujar dia.
"Memang alur berpikir kita itu harus dibalik. Jangan untung saya aja, untungmu juga harus dipikir, investornya. Nah itu yang kita suka salah, 'Oh dia dapat untung', tapi kalau ndak kasih ke dia, kita kan gak dapat apa-apa," imbuh Luhut.
Advertisement
Siapkan Insentif
Lebih lanjut, Luhut mengatakan pemerintah harus memberikan insentif yang bagus buat para orang super kaya dalam family office. Pasalnya, hal itu yang berhasil dilakukan oleh Malaysia di Johor. Soal insentif ini juga diakuinya sudah dibahas bersama Kementerian Keuangan.
"Ya karena mereka kasih insentif yang sangat kompetitif. Ya kita harus. Bukan kita iya juga, kita harus. Kalau enggak ya kita kalah," tegasnya.
Luhut mengisahkan, Malaysia sudah membuat kawasan ekonomi khusus di Johor. Konsep ini disebut meniru hal yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Bedanya, adalah besaran insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada para investor. Dia turut menyentil Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu.
"Kita bisa ketinggalan dengan Johor. Yang sekarang membuat jadi special economic zone. Mereka nyontoh dari kita. Tapi mereka memberikan insentif lebih bagus lagi," ungkapnya.
Family Office di Malaysia
"Kita ini kadang-kadang berpikirnya, saya bilang sama Febrio nih. Feb, lu mintanya untung melulu, orang kasih juga dong untung. Jadi hidup ini enggak bisa dong hanya untung doang," imbuh Luhut.
Dia mengatakan, family office di Malaysia diminati karena banyak orang super kaya yang mencari tempat aman bagi hartanya.
"Jadi family office. Kita lambat. Sekarang mereka udah buat. Mereka udah buat. Karena ada duit banyak yang ber-anu, mencari tempat singgah yang dia merasa aman," pungkas Luhut.
Advertisement