Ramuan jamu memang tidak pernah termakan oleh zaman. Meskipun saat ini muncul beragam pengobatan modern, namun jamu masih memiliki tempatnya tersendiri di masyarakat dan tetap menarik minat terutama bagi para pelanggannya.
Salah satu toko jamu yang mampu bertahan hingga saat ini, bahkan berkembang pesat hingga dikenal banyak orang dan memiliki banyak pelanggan tetap yaitu 'Jamu Bukti Mentjos' di Jakarta.
Usaha jamu yang awalnya berdiri di Solo, Jawa Tengah pada periode tahun 1940-an hingga 1950-an ini mampu menunjukan eksistensinya di tengah maraknya obat-obatan medis yang beredar di masyarakat.
Awal mula
Usaha jamu yang kini dikelola generasi ketiga ini, mulai hijrah ke Jakarta sekitar tahun 1950-an dan menempati lahan di Jalan Salemba Tengah No 48, Jakarta Pusat.
Kedai jamu yang awalnya ditata seadanya, perlahan-lahan mulai diperbarui dengan konsep kafe. Ruangan yang tertata rapi dan bersih, dengan lahan parkir yang memadai menjadi nilai tambahan sekaligus pembeda kedai jamu ini dengan kedai jamu pada umumnya sehingga para pelanggan pun merasa nyaman untuk berlama-lama di kedai tersebut.
Horatius Romuli, pemilik kedai Jamu Bukti Mentjos saat ini bercerita, awalnya usaha jamu ini dirintis kakek neneknya, kemudian diturunkan kepada orang tuanya. Dari kedua orang tuanya tersebut, kemudian diwariskan kepada dirinya.
"Ibu saya punya 4 anak, dua anak pertama perempuan, ketiga saya, keempat perempuan. Saya seperti tidak punya pilihan lain untuk menurunkan ini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta.
Penamaan jamu Bukti Mentjos sendiri, memiliki sejarah tersendiri. Untuk nama Bukti ini sudah ada sejak pertama kali didirikan di Solo.
Sedangkan Mentjos ada saat pindah ke Jakarta, di mana letak kedai yang ditempati sampai sekarang, dulunya berseberangan dengan pasar yang posisinya 'mencong' dan sering disebut Mentjos.
Seiring perkembangan waktu, pasar tersebut hilang dan hanya menyisakan nama Mentjos tersebut yang juga digunakan pemilik usaha lain di wilayah tersebut.
"Di Solo namanya Bukti, karena terbukti manjur berkhasiat, sampai disini (Jakarta) masih pakai Bukti, pas warung kita di depan ada pasar ramai, pasarnya ramai, namanya Pasar Mentjos, itu awalnya. Tahun 1950-an. Tahun 1970-an pasarnya hilang, jadi nama jalan, namanya kita pakai jadi Bukti Mentjos. orang lebih kenal Mentjos, ada juga wartel mentjos, laundry mentjos, jadi dipakai ramai-ramai," jelas pria kelahiran Jakarta, 21 Juli 1959 ini.
Untuk racikan jamunya sendiri merupakan ramuan turun temurun dari sang nenek yang memiliki kepandaian meracik bahan baku jamu dan menuliskannya di dalam buku. Buku tersebut yang menjadi acuan hingga saat ini.
Peracikan bahan baku
Romuli mengatakan semua bahan baku jamu tersebut berasal dari dalam negeri. Kebanyakan didatangkan dari Jawa Tengah yang merupakan gudangnya bahan baku untuk jamu.
Bahan-bahannya sendiri terbilang tidak sulit didapatkan, karena banyak tersedia dan menggunakan bahan baku yang umum untuk pembuatan jamu. Bahan baku ini sendiri terbagi menjadi 3, yaitu bahan baku utama, bahan baku tambahan, bahan baku bumbu.
Untuk proses pengolahan bahan bakunya, mulai didatangkan, kemudian disortir dan dibersihkan. Setelah dirajang dan dikeringkan selanjutnya diracik sesuai dengan kebutuhan.
"Jamu harus memiliki syarat mutlak pertama dia harus murni jamu tidak ada unsur kimia dan doping. Bahan asli jamu sendiri sudah banyak digunakan sejak zaman dulu, dikenal secara luas, dan sudah diteliti aman untuk kesehatan," tutur dia.
Bahan baku yang digunakan lazimnya bahan baku yang dipakai untuk ramuan tradisional seperti kunyit, daun serai, kayu manis, cengkeh, daun salam, ketumbar, kencur, kulabet, jahe, pecah beling, kecipir, kembang puspa, lempuyang, sebe, temu jreng, jambe, kedaung, selasih, cabai areng, kunci, kapolaga, selasih, masoyi, cabai merah, merica hitam, merica putih, secang, temulawak, mangmang, sebe, bunga kalitus, kunir putih, sidowayah, menur, sambiloto dan kunci pepet.
Macam-macam produk
Jamu yang dijual pun berjumlah 57 macam antara lain jamu anton-anton muda, jamu anton-anton tua, jamu wasir, jamu galian putri, jamu galian sunti, jamu galian singset, jamu galian parem, jamu simanis, jamu temanten, jamu satria ginseng, jamu klingsir, jamu sitinggi dan masih banyak lagi.
Harga yang ditawarkan masih terjangkau. Untuk 1 bungkus jamu harganya Rp 4.800, atau jika diminum di tempat, pelanggan cukup membayar Rp 16 ribu.
Untuk jamu serbuk dalam kemasan mampu bertahan selama 6 bulan, asal disimpan ditempat yang tidak gelap, tidak basah dan tidak lembab. Itu karena menurut Romuli, musuh utama jamu itu kelembaban.
Pelanggan juga disarankan untuk membeli jamu seperlunya saja dan tidak berlebihan. Ketika habis, pelanggan dapat membelinya kembali sehingga jamu yang dikonsumsi adalah jamu racikan terbaru.
Semua jamu tersebut juga disediakan dalam bentuk kapsul. Ini ditujukan bagi para pelanggan yang tidak suka akan pahitnya jamu. Penjual jamu seduh dan dalam bentuk pun terbilang berimbang.Â
"Kita fokus ke seduhan dimana orang datang minum jamu, kemudian mulai meningkat ke kapsul. Awalnya hanya serbuk saja. Karena banyak yang ingin minum jamu tetapi tidak bisa atau tidak suka minum pahit, makanya disediakan kapsul," tutur dia.
Selain menjual jamu, karena permintaan dari para pelanggannya, kedai Jamu Bukti Mentjos ini juga menyediakan makanan pendamping jamu seperti kolak, bubur kacang hijau, bubur jali, ronde, biji salak, bubur kacang, bubur ketan hitam, bubur kacang merah, STMJ gingseng. Dan juga minuman kesehatan seperti beras kencur, susu kedelai, kunyit asem, wedang ronde, serbat, bandrek, sekoteng.
"Itu ide dari pelanggan sebenarnya, mereka datang lapar karena pulang kantor, mereka kasih usul makanan yang sejalan dengan jamu, bubur kacang ijo, kolak dan lain-lain," papar ayah 2 orang anak ini.
Fokus di industri rumahan buat bersaing
Hingga saat ini, Jamu Bukti Mentjos sendiri telah memiliki sekitar 10 pegawai. Kedai jamu ini juga melayani pemesanan jamu dengan sistem antar ke seluruh wilayah Indonesia. Tak heran, pemesannya memang ada yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Romuli juga mengaku masih akan fokus untuk memproduksi jamu pada skala industri rumahan saja, tidak untuk skala pabrik. Sampai saat ini Jamu Bukti Mentjos belum memiliki cabang dimanapun karena Romuli sendiri masih fokus pada pengembangan kedainya tersebut.
"Keinginan selalu ada, tetapi kita belum, lagi mempersiapkan intern dulu. Karena jamu itu unik, kalau kita pakai sistem seperti minimarket itu tidak jalan," katanya.
Banyaknya kedai jamu, tidak dianggap Romuli sebagai sebuah persaingan karena menurutnya tiap penjual jamu mempunyai pelanggan sendiri.
Setiap usaha jamu selalu menyajikan ramuan yang terbaik, termanjur dan berkhasiat, di sini ada unsur kecocokan dan ini yang tidak bisa dibeli. "Ini keunikan jamu disini, diseduh, minum ramai-ramai dan sekarang anak-anak muda juga sudah banyak minum jamu, karena sudah terbukti," tuturnya.
Meski enggan menyebutkan dengan pasti nilai omzetnya, namun jika melihat jumlah jumlah pembeli, jutaan rupiah dipastikan mengisi pundi-pundi usaha jamu ini.
Tips hindari jamu palsu
Romuli juga memberikan tips cara membedakan jamu yang asli dari bahan alami dan jamu yang telah dicampur dengan bahan kimia. Cara yang paling mudah yaitu dengan melihat reaksi dari tubuh dan jamu itu tidak ada unsur ketagihan.
"Atau reaksi di tubuh, contohnya orang yang kurus mau gemuk, biasa makan sehati 3 kali, tiba-tiba sehari maunya 6 kali, enggak pernah kenyang laper terus, itu engga wajar. Kalau sudah bikin nagih, itu sudah tidak alami," jelasnya.
Harapan Romuli kedepan yaitu dia ingin agar jamu bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri. "Saya ingin omongan Ibu Tin Soeharto, dia bilang jamu itu cocok untuk orang Indonesia, kita bersyukur ada jamu, kita mau bikin ini kuat lagi. Alam sudah menyediakan cuma kadang kita kurang yakin," tandas Romuli. (Dny/Nur)