Plt Kepala SKK Migas Ogah Komentar soal Testimoni Rudi Rubiandini

Di testimoni itu, eks Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini menyatakan penyesalannya dan mengungkapkan penggalangan dana untuk konvensi Demokrat

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Agu 2013, 14:14 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2013, 14:14 WIB
2-rudi-rubiandini-130814c.jpg

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johannes Widjanarko enggan berkomentar mengenai  testimoni yang beredar mengatasnamakan eks Ketua SKK Migas, Rubi Rubiandini.

Dalam testimoni tersebut, Rubi Rubiandini menyatakan penyesalan dirinya dan mengungkapkan penggalangan dana untuk konvensi Capres Partai Demokrat

"Saya tidak komentari testimoni," kata Widjanarko usai memberikan penjelasan di kantornya, Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Wijanarko pun menguku tidak mengetahui kabar pernyataan Rudi yang beredar dalam beberapa hari ini. "Saya tdak tahu," tegasnya.

Sekadar informasi, surat pengakuan yang diklaim milik Rudi beredar di publik, Minggu 18 Agustus 2013 kemarin. Isi surat itu menyebut Rudi mengaku dipaksa mencari dana untuk membantu pembiayaan konvensi Partai Demokrat. Lantaran, atasan Rudi adalah Menteri ESDM, Jero Wacik, yang juga menjabat Sekretaris Majelis Tinggi di partai Presiden SBY itu.

Berikut isi surat tersebut:

"Kepada Seluruh Rakyat Indonesia dan Rekan-Rekan SKK Migas

Kepada seluruh rakyat Indonesia saya memohon maaf atas apa yang telah saya lakukan sehingga saya tertangkap oleh KPK. Dan kepada rekan-rekan kerja di SKK MIGAS saya juga memohon maaf atas apa yang terjadi kepada diri saya dan saya berharap apa yang terjadi pada diri saya ini menjadi pelajaran berharga bagi rekan-rekan di SKK MIGAS khususnya dan di Industri Migas pada umumnya.

Karena kalau saya boleh mengatakan apa adanya apa yang telah saya lakukan bukanlah semata atas kehendak saya pribadi namun saya lebih kepada situasi yang membuat saya terjepit karena adanya permintaan dana yang cukup besar kepada saya dari pengurus partai berkuasa yang akan melakukan konvesi.

Permintaan dana tersebut mereka lakukan hampir setiap saat kepada saya dan seringkali tidak mengenal waktu, sementara disatu sisi saya pribadi juga tidak mempunyai dana seperti yang mereka minta, apalagi saat ini saya juga sedang memikirkan ibu saya yang sedang sakit disalah satu rumah sakit di Bandung dan juga saya masih punya kewajiban pelunasan pembayaran rumah di jalan Brawijaya yang belum saya lunasi sepenuhnya, dan dalam situasi seperti itulah saya tidak dapat menolak uang yang disodorkan kehadapan saya dengan harapan saya dapat mengurangi tekanan permintaan dana dari pengurus partai berkuasa yang sejujurnya sudah sangat mengganggu pikiran dan konsentrasi saya dalam bekerja untuk memperbaiki Industri Perminyakan di tanah air.

Demikian permohonan maaf ini saya ucapkan dengan rasa penyesalan yang mendalam, sekali lagi saya memohon maaf kepada semua pihak yang telah saya kecewakan.

(Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya