Pantauan Pasar: Omzet Pedagang Ayam Turun 40% Usai Lebaran

oleh Septian Deny diperbarui 23 Agu 2013, 14:39 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2013, 14:39 WIB
harga-ayam130801b.jpg
Pedagang ayam berkeluh kesah. Dagangan mereka sepi pembeli karena pelanggan tetap seperti pedagang warung banyak yang belum buka. Kondisi sepinya pembeli sudah berlangsung hingga 2 minggu usai Lebaran ini.

Yatmi (42), pedagang ayam di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan menuturkan, penurunan penjualan ayam miliknya hingga 40% bila dibandingkan saat Ramadan dan menjelang Lebaran.

"Kalau di sini kan kebanyakan yang beli itu warung-warung makan. Nah itu belum pada buka, mungkin karena anak buahnya juga belum balik dari kampung," ujar doia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (23/8/2013).

Hal yang sama juga disampaikan Suhardi (36), pedagang ayam dipasar yang sama. Dia mengaku saat ini stok ayam yang didatangkan dari wilayah Pisangan, Jakarta Timur terhitung banyak tetapi justru pembelinya malah sedikit. Berbeda ketika bulan Ramadan, stok ayam terbatas tetapi pembeli banyak.

Selain pembeli yang turun, dia mengeluh semakin banyak supermarket yang menjual ayam lebih murah dibanding dengan harga jual di pasar tradisional ini. "Kalau yang di supermarket lagi promo kan itu bisa murah, nah orang juga mungkin lebih milih beli disitu," jelas dia.

Dia menuturkan, saat ini harga jual daging ayam jenis broiler turun menjadi Rp 23 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 30 ribu per kg sebelum lebaran.

Sedangkan untuk harga jual per ekor, dari Rp 60 ribu kini telah turun menjadi Rp 40 ribu untuk ukuran yang besar, sedang yang kecil menjadi Rp 23 ribu per ekor.

Sementara itu untuk harga isi perut ayam seperti usus dan hati ampela ayam, menurut dia, relatif lebih stabil. Harga usus dibanderol Rp 15 ribu per kg, sedangkan hati ampela seharga Rp 2.000 per pasang. (Dny/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya