BI Rate Naik, Rupiah Bakal Menguat di Bawah 11 Ribu per Dolar AS

Kenaikan BI rate justru akan memicu perlambatan pertumbuhan kredit perbankan.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 29 Agu 2013, 19:10 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2013, 19:10 WIB
dolar-kurs-130829c.jpg
Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 50 basis poin (Bps) diyakini bakal berimbas positif bagi kurs rupiah terhadap dolar AS yang telah melemah dalam beberapa hari terakhir.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Destry Damayanti, menyatakan kenaikan BI rate bisa memicu pemodal yang berniat menginvestasikan dana di tanah air terutama dalam instrumen deposito.

"Kami perkirakan Rupiah akan berada di level Rp 10.500, atau titik maksimal bisa di bawah Rp 11.000 per dolar AS," ujar Destry ketika ditemui dalam acara paparan bank Mandiri Macroeconomic Outlook di Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Destry menjelaskan, keputusan bank sentral menaikkan BI rate bakal memicu kenaikan suku bunga dalam sejumlah instrumen investasi seperti deposito dan obligasi. Lebih jauh, penyesuaian BI rate ini bisa membantu pemerintah yang tengah berupaya menaikkan nilai tukar rupiah.

"Tapi saya kami perkirakan, pertumbuhan ekonomi kali ini dibawah perkiraan APBN-P sebesar 6,3%. Nilai tukar Rupiah menguat disaat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan," tegasnya.

Meski rupiah membaik, sektor perbankan justru bakal terpukul dengan adanya kenaikan suku bunga acuan tersebut. Laju pertumbuhan kredit sepanjang 2013 diperkirakan bakal turun hingga di bawah 19%. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan setahun sebelumnya yang berada di kisaran 23%. (Dis/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya