Terkuak! Pemilik Dana Transaksi Mencurigakan Calon DGS BI

Dana tersebut diakui digunakan untuk membuka rekeninga di sebuah perusahaan sekuritas.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Sep 2013, 18:25 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2013, 18:25 WIB
bank-indonesia-130815c.jpg
Teka-teki calon Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (DGS) yang menjadi pemilik transaksi mencurigakan akhirnya terkuak. Dana yang dilaporkan mencapai Rp 300 juta itu diketahui merupakan milik calon DGS sekaligus Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Mirza Adityaswara.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan calon DGS BI yang digelar di Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa (3/9/2013) Mirza Adityaswara menjelaskan dana tersebut memang menjadi miliknya dan digunakan untuk membuka rekening di sebuah perusahaan sekuritas.  "Ya, awal 2012 lalu, memang pertama kalinya membuka rekening di perusahaan sekuritas," kata Mirzanya.

Mirza menambahkan temuan Pusat Penelitian dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu merupakan hal yang wajar untuk pembukaan rekening guna melakukan transaksi di pasar modal.

"Tidak ada larangan bagi nasabah untuk buka rekening di perusahaan sekuritas kan, nah apakah transaksi tersebut sudah dilaporkan atau belum, tentu saja sudah," jelasnya.

Seiring pencalonannya sebagai DGS BI, Mirza memutuskan menyerahkan laporan keuangannya ke otoritas terkait demi memenuhi salah satu persyaratan. Ditambahkannya, PPATK bukannya menuding dirinya telah melakukan transaksi mencurigakan karena definisi dari transaksi itu memiliki beberapa penafsiran.

"PPATK bukannya menuding tapi menyampaikan fakta," sanggahnya.

Sebelumnya, kabar transaksi mencurigakan salah satu calon DGS BI dikemukan Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Aziz. "Ada satu yang dilaporkan  terkena transaksi keuangan yang mencurigakan, tetapi itu cuma satu kali, dan oleh PPATK dianggap sebagai masih dalam profile,"ungkapnya.

Transaksi keuangan tersebut dikatakan Harry terjadi pada bulan Oktober tahun 2012 dengan nominal ratisan juta rupiah yang berasal dari salah satu perusahaan sekuritas.

"Laporan dari jasa keuangan, ada transaksi sekitar Rp 300 juta tapi cuma 1 kali saja dan itu Oktober 2012. Bentuknya kayaknya diperusahaan sekuritas, kayaknya begitu, apakah dia membeli sesuatu diperusahaan sekuritas atau apa," paparnya. (Yas/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya