Kronologi Detik-detik Tutupnya Pemerintah Amerika Serikat

Tepat pada 1 Oktober 2013, pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama `shutdown`. Bagaimana bisa?

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Okt 2013, 15:32 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2013, 15:32 WIB
shutdown-as-131003b.jpg
Masyarakat dunia terhentak dengan kabar dari negara adidaya Amerika Serikat. Tepat pada 1 Oktober 2013, pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama `shutdown` alias lumpuh karena tak punya anggaran.

Artinya, negara ini menutup seluruh pelayanan publik, kecuali sektor penting seperti kesehatan dan keamanan.

Sebanyak 800 ribu pekerja yang tersebar pada pelayanan publik yang tak sensitif, seperti museum dan taman nasional harus rehat bekerja sejenak.

Kebijakan seperti ini terulang lagi setelah 17 tahun lalu pemerintah AS juga mengalami shutdown di era Bill Clinton. Obama mengaku tidak punya pilihan lain. Pengajuan anggaran pendapatan dan belanja negara 2013-2014 yang didalamnya berisi pengajuan utang, tak disetujui Kongres dari kubu Republik. Inilah yang menjadi pemicu shutdown.

Kongres menolak menyetujui peningkatan pagu utang, jika Obama masih ngotot melaksanakan kebijakan anggaran kesehatan untuk asuransi semua warga atau yang disebut Obamacare.

Kongres minta Obamacare ditunda setahun, namun pihak Senat yang didominasi Demokrat menolaknya. Karena penolakan tersebut, pihak kongres menolak menyetujui penambahan pagu utang pemerintah.

Tanpa  persetujuan ini, berarti Amerika tak memiliki uang untuk menggaji pekerja pemerintah. Sebab batas uang negara ini hanya sampai akhir September.

Sementara tanpa persetujuan kongres, konstitusi Amerika tidak membenarkan Presiden Barrack Obama memutuskan sepihak.

Bagaimana hal ini bisa terjadi, berikut sekelumit kronologinya melansir dari berbagai sumber seperti New York Times, Associated Press dan lainnya, Kamis (3/10/2013):

28 Agustus 2013

Ketua DPR, John A Boehner mengatakan Presiden Barack Obama harus bersiap-siap berkonfrontasi terkait plafon utang negara yang diajukan pemerintahannya.

Di sisi lain, Obama berulang kali mengatakan tidak memiliki rencana untuk bernegosiasi dengan Kongres Partai Republik. Dia pun meminta masalah utang ini diangkat tanpa kebuntuan politik.

30 Agustus

Pertemuan antara ajudan senior Gedung Putih senior dan 8 senator Republik mencoba untuk menemukan jalan terkait pengurangan defisit guna menghindari krisis fiskal berakhir dengan tidak adanya kesepakatan.

11 September

Pemimpin Republik memberikan sinyal mereka akan mendukung peningkatan batas utang negara hanya jika Presiden Obama dan Demokrat menunda pemberlakuan Program Kesehatan.

13 September

Ketua DPR John A Boehner berusaha kesepakatan dengan para pemimpin Kongres Demokrat dan Republik untuk mencegah terjadinya shutdown pemerintahan pada 1 Oktober dan menaikkan plafon utang.

Kubu Republik tetap kukuh meminta pemotongan anggaran tanpa mengutak-atik dana bagi Pentagon dan veteran.  Hal yang terdampak dari pemotongan anggaran adalah dana kesehatan usulan Obama.

16 September

Dewan Ekonomi Nasional, penasihat pemerintahan Obama, mengingatkan Kongres untuk menaikkan plafon utang agar tak membahayakan ekonomi yang masih rapuh.

17 September

Kongres mengeluarkan memo yang menyatakan dengan kemungkinan terjadinya `shutdown` dan gagal bayar utang.

Obama memperingatkan Kongres bisa membalik kondisi ekonomi yang dibuat sejak 2008 jika tak segera menyelesaikan soal anggaran.

26 September

Hambatan terbesar pembahasan anggaran pemerintah berada pada tangan-tangan kader kecil dari Partai Republik, seperti senator Sen Ted Cruz , yang memberikan pidato selama 21 jam di hadapan senat. Dia dikenal paling menentang ajuan anggaran Obama.

Namun, Senat tetap bergerak ke arah menyetujui undang-undang untuk menjaga pemerintahan yang terbuka tanpa mengganggu anggaran kesehatan Obama. Saat ini terbuka peluang untuk melanjutkan pengesahan RUU oleh DPR.

27 September

Anggota Kongres dari Kubu Republik dan Demokrat terus bernegosiasi dengan keras. Pimpinan kubu Republik mencoba untuk mengalihkan sengketa anggaran dengan memperebutkan kenaikan batas pinjaman pemerintah.

Republik mengatakan akan setuju meningkatkan batas utang untuk mencegah shutdown pemerintah hanya jika Demokrat menerima daftar prioritas.

30 september

Ini menjadi saat kritis shutdown AS terjadi. Pada tanggal ini menjadi batas akhir Senat membahas anggaran yang menjadi dana pembiayaan negara ini. Rapat itu seharusnya memutuskan soal penambahan anggaran darurat untuk membiayai anggaran pemerintah.

Hasilnya pun di luar dugaan. Kongres yang didominasi Partai Republik dan Senat yang didominasi Partai Demokrat pengusung Barack Obatam menemui jalan buntu tentang pembahasan anggaran tersebut.

Kubu Republik mensyaratkan penambahan anggaran baru dapat dilakukan jika terlebih dahulu dilakukan peninjauan ulang atas UU Kesehatan yang mendasari "Obamacare".

Senat dari Kubu Demokrat telah empat kali menolak proposal yang dimotori Republik, termasuk upaya awal menggembosi program jaminan kesehatan.
          
Direktur Komunikasi Gedung Putih Jennifer Palmieri kepada MSNBC  mengatakan di masa depan pemerintah  terbuka terhadap revisi "Obamacare", tetapi bukan dalam kerangka negosiasi untuk meloloskan anggaran pemerintah.

1 Oktober

Pemerintahan federal Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama akhirnya menutup pemerintahan pertama kalinya dalam hampir dua dekade ini karena anggaran belum disetujui.

Ini terjadi setelah negosiasi alot antara Kongres kubu Republik dan Demokrat gagal memecahkan kebuntuan terkait anggaran. Sebanyak 800 ribu pekerja negara ini menganggur karena bekerja tanpa dibayar.

Shutdown masih berlanjut tanpa adanya titik temu. Shutdown Amerika terakhir kali terjadi pada 1995-1996 saat pemerintahan dipimpin Bill Clinton dari Demokrat.

Amerika harus menyelesaikan hal ini karena negara ini juga memiliki tenggat waktu bayar utang pada 17 Oktober 2013. Jika pengajuan plafon utang itu ditolak, utang-utang Amerika akan gagal bayar alias default pada pertengahan Oktober 2013. (Nur/*)
         

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya