Liputan6.com, Mantan petinggi FIFA asal Trinidad dan Tobago, Jack Warner semakin terpojok pascapenangkapan Kepolisian Swiss jelang Kongres FIFA akhir bulan lalu.
Belakangan, dokumen laporan keuangan yang melibatkan Warner sebagai aktor utama keterlibatan dalam tindak korupsi dan pencucian uang di negaranya terungkap.
Media Inggris, BBC melaporkan, pria 74 tahun itu ikut bermain dalam kasus Korupsi berkedok "proyek" pengembangan sepakbola di Karibia dengan nilai cukup fantastis, sebesar USD 10 juta
Advertisement
Dana dikirim FIFA ke rekening CONCACAF(Konfederasi sepakbola Amerika Utara, Tengah dan Karibia) yang dipegang oleh Warner. Terdapat tiga kali bukti transfer sejak 1 Februari sampai 10 Maret 2008 dari FIFA untuk CONCACAF.
Namun ternyata, dana itu tidak mengalir untuk kepentingan sepakbola, tetapi menuju sebuah ritel, JTA supermarket; pasar swalayan terbesar di Trinidad dan Tobago dengan nominal mencapai USD 4,86 juta dari rekening CONCACAF. Dana tersebut dicurigai guna membayar tagihan Kartu Kredit.
Tercatat, nomor rekening CONCACAF yang dikendalikan Warnet melakukan tiga kali transaksi terhitung mulai dari Januari 2008 sampai Maret 2009. Dana yang masuk ke ritel tersebut mengucur sampai tiga kali. "Cicilan" paling besar senilai USD 1,35 juta dibayarkan pada Februari 2008
Mentri Olahraga Trinidad dan Tobago, Brent Sancho yang mengetahui fakta baru soal korupsi Warner geram. "Dia (Warner) harus diadili. Harus bisa menjawab temuan ini," tegas Sancho dilansir dari BBC
"Saya hancur, karena banyak uang yang harusnya dipakai untuk sepakbola. Terutama untuk membangun fasilitas olahraga. Ini parodi," tegas Sancho.
Departemen Hukum di Amerika Serikat menangkap 14 orang yang dicurigai menerima suap selama rentang waktu selama 24 tahun. Dan tidak kurang, melibatkan uang mencapai USD 150 juta.