Petinggi FIFA Sunat Dana Bencana Alam

Kasus tuduhan korupsi dan kasus pencucian uang para petinggi FIFA mulai membacakan temuan-temuan dalam persidangan.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 04 Des 2015, 11:20 WIB
Diterbitkan 04 Des 2015, 11:20 WIB
img_warner-300511.jpg
Wakil Presiden FIFA dan Presiden Concacaf, Jack Warner (kiri). Frances Leader/Action Images

Liputan6.com, Washington- Kasus tuduhan korupsi dan kasus pencucian uang para petinggi FIFA mulai membacakan temuan-temuan dalam persidangan. Yang mengejutkan, dana bantuan bencana alam digelapkan sejumlah petinggi FIFA.

Dua Wakil Presiden FIFA, didakwa Alfredo Hawit dari Honduras dan Juan Angel Napout asal Paraguay ikut terlibat dalam proyek tender siaran program FIFA di televisi-televisi Amerika Utara, Selatan, dan Tengah dengan nominal hingga US$ 200 juta (Rp 2,7 triliun).

Jaksa Agung AS, Loretta Lynch juga mengumumkan dakwaan baru terhadap 3 mantan anggota Komite Eksekutif FIFA, Ricardo Teixeira pada 2012. Dia disebut menerima suap jutaan dolar dari perusahaan pemasaran FIFA, termasuk dua suksesornya, Marco Polo Del Nero dan Rafael Salguero. Perkara ini juga menyeret 10 anggota exco dan mantan exco.

Temuan yang lebih mengejutkan, dari hasil investigasi, Ketua Federasi sepakbola Karibia, Jack Warner dan suksesornya, Jeffrey Webb ikut menggelapkan uang bantuan bencana alam dari FIFA. Ini termasuk dana FIFA Goal Project dan pembinaan usia dini di Karibia. Warner dan Webb ditangkap oleh FBI di Zurich, Swiss, jelang Kongres Luar Biasa Pemilihan Presiden baru FIFA.

Baca Juga

  • Skandal Video Mesum Benzema Bikin Publik Prancis Gerah
  • Benitez Bikin Bintang Madrid Frustrasi
  • Mengintip 'Kandang' Kuda Jingkrak di Abu Dhabi

"Beberapa terdakwa dan rekan konspirasi, termasuk terdakwa Jack Warner dan Jeffrey Webb telah mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadi yang berasal dari dana bantuan bencana alam FIFA untuk korban gempa Haiti 2010," ujar pernyataan dalam persidangan dilansir dari Irishexaminer.

Warner dituduh telah menggelapkan uang senilai US$ 750 ribu (Rp 10,3 miliar). Uang tersebut merupakan sumbangan FIFA dan Federasi Korea Selatan yang ditujukan untuk korban gempa di Haiti pada 2010. Ketika itu, Warner tengah berjuang melawan ekstradisi dari Trinidad ke Amerika Serikat.

Dalam konferensi pers di Washington DC, AS, Jaksa Agung Lynch geram dengan kasus korupsi FIFA. Lebih-lebih dengan kasus korupsi Warnet yang menyunat dana bencana alam. "Pengkhianatan terhadap kepercayaan benar-benar keterlaluan," katanya.

Di lain pihak, Presiden FIFA sementara, Issa Hayatou membantah organisasinya sebagai sarang koruptor. 

Dalam konferensi pers di Zurich, markas FIFA beberapa waktu lalu, dia menyatakan, "FIFA bukan organisasi yang korup. Ada beberapa anggota kami yang menunjukkan perilaku negatif. Tapi, jangan menggeneralisasikan situasi. Masih banyak orang di FIFA yang selama lebih dari 20 atau 30 tahun masih memiliki reputasi yang bagus." (*)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya