Legenda MU: Nyawa Lebih Penting dari Sepak Bola

Ungkapan sepak bola lebih penting dari hidup ternyata dikecam oleh Legenda Manchester United (MU)

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 26 Mei 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 12:40 WIB
20150909-SPORTAINMENT
Legenda MU Roy Keane (AFP PHOTO/ANDREW YATES)

Liputan6.com, Manchester - Ungkapan sepak bola lebih penting dari hidup ternyata dikecam oleh Legenda Manchester United (MU), Roy Keane. Justru sebaliknya, Keane menilai hidup jauh lebih penting daripada sepak bola.

"Pertandingan sepak bola tak akan menguntungkan orang yang sudah meninggal, orang-orang yang kehilangan teman dan keluarga. Saya tidak terpengaruh anggapan bahwa sepak bola bisa membantu di situasi seperti itu," kata Keane seperti dilansir Soccerway.

Keane mengungkapkan hal tersebut berkaitan dengan tragedi bom yang menimpa kota Manchester, Senin (22/5/2017) waktu setempat. Bom tersebut meledak di Manchester Arena dan menewaskan 22 orang.

Tragedi tersebut kemudian mengundang simpati dari jagad sepak bola. Di Inggris, klub dan pemain bahu membahu mendonasikan uang mereka untuk membantu para korban.

Selain MU, Manchester City juga tak ketinggalan menunjukkan simpati. Salah satu buktinya adalah tanda pagar (tagar) A City United yang menyebar di media sosial Instagram.

Bukan cuma itu, Chelsea bahkan sepakat untuk tak menggelar parade juara sebagai bentuk simpati. Langkah Chelsea diikuti oleh Arsenal apabila mereka juara Piala FA musim ini.

Keane menambahkan, tragedi tersebut membuatnya terkejut. Menurutnya, tragedi bom tersebut sangatlah konyol.

Kendati demikian, kapten MU era 2000an tersebut tetap menilai simpati yang ditunjukan tetap tak akan membantu banyak mereka yang kehilangan keluarganya.

"Saya tidak terkejut dengan reaksi dari kota ini dalam beberapa hari. Manchester seperti yang lain punya saat naik dan turunnya sendiri. Reaksinya bagus, tapi itu tidak akan mengembalikan mereka yang terluka atau terbunuh," ujar Keane.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya