Â
Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 sukses mencetak kemenangan di laga kedua Grup B sepak bola SEA Games. Di Stadion Shah Alam, Evan Dimas dan kawan-kawan menghantam Filipina 3-0. Tiga gol Indonesia diceatak Septian David Maulana pada menit keenam, Muhammad Hargianto (45), dan Saddil Ramdani (59).
Di laga ini, pelatih Luis Milla melakukan rotasi pemain di posisi bek kanan, sayap kanan, sayap kiri, dan striker. Nakhoda Spanyol itu mencadangkan empat yang tampil sebagai starter saat menahan imbang 1-1 Thailand: yakni Gavin Kwan Adsit, Febri Hariyadi, Osvaldo Haay, serta Marinus Wanewar.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai gantinya, Milla memainkan Putu Gede Juni Antara, Yabes Roni Malaifani, Saddil Ramdani, dan pemain naturalisasi, Ezra Walian. Keempatnya disandingkan dengan tujuh pemain yang kembali dipercaya sebagai starter melawan Filipina.
Gaya bermain Timnas Indonesia U-22 ikut berubah. Tim Merah-Putih bermain lebih percaya diri, lebih banyak melakukan tekanan dibanding duel sebelumnya.
Kualitas permainan Filipina yang di bawah juara bertahan Thailand, memengaruhi mentalitas bertanding Evan Dimas dkk. Plus lagi ditambah pertandingan digelar bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus.
Pasukan Timnas Indonesia U-22 terlhat ingin memberikan kado spesial bagi negara. Apalagi skor akhir pertandingan juga memengaruhi posisi di jajaran klasemen Grup B.
Bola.com menganalisis ada empat revolusi taktik Luis Milla yang membuat timnas Indonesia U-22Â tampil lebih tajam menjebol gawang lawan. Apa saja?
Tempo Cepat Sejak Awal
1. Tempo Cepat Sejak Awal
Berbeda dibanding saat menghadapi Thailand, di mana Timnas Indonesia U-22 bermain dalam tempo cenderung lambat, kala menghadapi Filipina penggawa Garuda Muda menggeber permainan cepat sejak menit awal.
Permainan cepat menciptakan kepanikan para pemain belakang The Azkals. Septian David Maulana pada menit ke-7 menjebol gawang Filipina.
Pemain Mitra Kukar itu membobol gawang Filipina yang dikawal Joseph Joyel melalui tembakan akurat ke pojok kanan gawang. Gol itu berawal dari umpan terukur, I Putu Gede Juni Antara, dari sisi kanan penyerangan.
Selepas unggul satu gol intensitas permainan Tim Merah-Putih permainan cepat kian meninggi. Mengandalkan dua sayap cepat, Saddil Ramdani dan Yabes Roni, tim asuhan Luis Milla berulangkali mengobrak-abrik pertahanan Filipina yang dikomandoi Julian Mariano Clarino.
Gol kedua Timnas Indonesia yang diciptakan M. Hargianto pada menit terakhir paruh pertama pertandingan buat dari konsistensi permainan cepat ala Tim Merah-Putih.Â
Advertisement
Perubahan Peran Gelandang
2. Perubahan Peran Gelandang
Jika pada pertandingan pertama, sosok Evan Dimas lebih diberdayakan sebagai gelandang serang, maka pada duel melawan Filipina, gelandang Bhayangkara FC tersebut diplot turun lebih ke belakang. Septian David Maulana dipancang sebagai pemain pemecah kebuntuan dari lini kedua.
Pemain yang kerap berganti posisi sebagai penyerang sayap dan gelandang serang di klubnya Mitra Kukar, menjalankan peran sebagai gelandang serang dengan baik.
Gol yang diciptakannya pada awal pertandingan mempertegas kualitas pesepak bola belia asal Semarang tersebut bisa memikul tanggung jawab sebagai pemain pemberi efek kejut dari lini tengah.
Evan dan M. Hargianto fokus melapisi pertananan dari lini kedua, mengantisipasi counter attack yang kerap dilakukan Filipina. Pujian layak diberikan pada Hargianto, yang kembali bisa memainkan peran sebagai tukang jagal. Ia kerap menggagalkan serangan balik Pinoy, lewat tekel-tekel krusial.
Sayap Pengacau Konsentrasi
3. Sayap Pengacau Konsentrasi
Saat laga Timnas Indonesia U-22 versus Filipina, Luis Milla melakukan rotasi pemain di posisi bek kanan, penyerang sayap kanan dan kiri. Gavin Kwan Adsit, Febri Hariyadi, Osvaldo Haay, diistirahatkan oleh pelatih asal Spanyol tersebut.
Sebagai gantinya Milla menurunkan Putu Gede Juni Antara, Yabes Roni Malaifani, Saddil Ramdani. Penampilan ketiganya membuat daya dobrak dari kedua sisi sayap Tim Merah-Putih lebih tajam.
Akselerasi Yabes dan Saddil kerap membuat konsentrasi pertahanan Filipina terpecah. Alhasil banyak lubang di tengah area tengah pertahanan mereka. Gol-gol Indonesia tercipta memanfaatkan celah-celah kosong di jantung pertahanan Filipina.
Saddil bahkan mencetak gol indah bagi Timnas Indonesia U-22 pada pertengahan babak kedua.
Di sisi lain, kehadiran Putu Gede membuat sektor kanan pertahanan Timnas Indonesia U-22 lebih rapat. Pada pertandingan pertama aksi Gavin yang kerap naik membantu serangan. Sisi kosong yang ditinggalkan Gavin dimanfaatkan Thailand untuk mencecar pertahanan Timnas Indonesia U-22.
Â
Advertisement
Kejutan dari Lini Kedua
4. Kejutan dari Lini Kedua
Sadar Timnas Indonesia U-22 tidak memiliki figur kuat target man yang bisa diandalkan konsisten mencetak gol, Luis Milla memilih memaksimalkan pemain dari lini kedua sebagai pemecah kebuntuan.
Kombinasi satu dua antara para gelandang ditopang para winger berulangkali merepotkan poros pertahanan Filipina. Ezra Walian striker yang dipasang lebih berperan sebagai pemain pemantul bola.
Memiliki postur cukup tinggi, pemain didikan Akademi Ajax Amsterdam kerap memenangi duel-duel udara yang menjadi umpan bagi rekan-rekannya. Umpan-umpannya memanjakan para gelandang.
Ezra yang aktif bergerak, menarik perhatian para bek untuk meninggalkan posisinya. Gol yang dicetak Septian David Maulana dan M. Hargianto menunjukkan berjalan mulusnya strategi ini.Â
Komposisi Pemain
Susunan Pemain Utama:
Indonesia U-22 (4-3-3): Kurniawan Kartika Ajie (Kiper); Putu Gede; Hansamu Yama, Ricky Fajrin, Rezaldi Hehanusa (Belakang); Muhammad Hargianto, Evan Dimas, Septian David (Tengah); Yabes Roni, Ezra Walian, Saddil Ramdani (Depan)
Pelatih: Luis Milla
Filipina U-22 (4-5-1): Joseph Joyel (Kiper); Junell Mark Bautista, Jordan Blair Daydora, Julian Mariano Clarino, Josua Jake Crommen (Belakang); Christian Lapas, Daniel Bernan Gandia, Yoshiharu Koizumi, Kouichi Belgira, Jeremiah Borlongan (Tengah);Â Javier Augustine Gayoso
Pelatih: Marlon Maro
Â
Â
Advertisement