5 Asisten Pelatih yang Sukses ketika Dipromosikan

Para asisten pelatih ini sukses memetik prestasi saat menduduki kursi utama.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Sep 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2017, 20:00 WIB
img_mcclaren-11.jpg
Steve McClaren. (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, Jakarta - Jangan remehkan orang kedua. Asalkan diberi kepercayaan, para asisten pelatih berpotensi meraih kesuksesan.

Para asisten pelatih dalam dunia sepak bola adalah contohnya. Mereka meraup kesuksesan begitu menggantikan pelatih kepala.

Bob Paisley dan Joe Fagan adalah beberapa contoh yang sukses di Inggris. Jika terlalu lama, ada nama Steve McClaren yang masih lekat dalam ingatan.

Setelah menimba ilmu dari Alex Ferguson di Manchester United, McClaren membangun reputasi bersama Middlesbrough. Usai menangani Timnas Inggris, dia kemudian membantu Twente Enschede memenangkan Liga Belanda.

Selain McClaren, siapa saja asiten pelatih yang memetik prestasi? Berikut daftarnya.

Roberto di Matteo

Roberto Di Matteo. (AFP/Olly Greenwood)

Di Matteo bergabung dengan Chelsea sebagai asisten pelatih di bawah Andre Villas-Boas. Setelah Villas-Boas dipecat, Di Matteo mengambil alih dan membawa Chelsea merebut gelar Liga Champions pertama.

Sebelum bergabung dengan Chelsea, Di Matteo bekerja untuk West Bromwich Albion. Terakhir dia jadi manajer Aston Villa sebelum Steve Bruce mengambil alih posisi pada tahun 2016.

Pelatih berusia 47 tahun itu juga bertugas di Schalke. Namun, rapornya di sana tidak terlalu baik.

Aime Jacquet

Pelatih pemenang Piala Dunia bersama Prancis. Jacquet awalnya ditunjuk sebagai asisten pelatih pada 1992 di bawah Gerard Houllier. Menyusul kegagalan Houllier, dia dipercaya sebagai pelatih kepala tahun 1994.

Selain itu, Jacquet juga memenangkan Piala Eropa 2000 setelah sukses di Piala Dunia. Sebagai pelatih berprestasi di Prancis, Jacquet memenangkan penghargaan bersama Bordeaux selama empat tahun sebelum bertugas dengan tim nasional.

Jacquet berhasil melewati banyak kritik karena banyak yang ragu akan kinerjanya. Dia justru membuat sejarah sebagai pelatih yang bawa Les Bleus meraih kemenangan terhebatnya pada akhir abad ke-20.

Tito Vilanova

Vilanova jadi bagian kesuksesan Barcelona. Sayang, dia tidak mencicipinya dengan lama karena meninggal pada April 2014 lantaran kanker tenggorokan. Vilanova baru berusia 45 tahun.

Sejatinya, Vilanova tidak pernah bermain untuk Barcelona tapi pernah jadi pelatih cadangan tim pada 2008. Saat bekerja di La Masia, Vilanova adalah seorang ahli yang tahu seluk-beluk pemain muda di sana.

Tito Vilanova. (AFP/Lluis Gene)

Dengan penunjukan Pep Guardiola sebagai pelatih kepala Barcelona, Vilanova pun diangkat sebagai deputi. Kepergian Guardiola pada 2012 kemudian membawanya ke kursi pelatih.

Hebatnya, Vilanova memenangkan La Liga pada musim pertamanya dengan menorehkan rekor 100 poin.

Joachim Low

Low merupakan mantan asisten pelatih Juergen Klinsmann sebagai pelatih Jerman. Setelah Klinsmann pergi, dia ambil alih tim.

Klinsmann ketika itu menyebutnya sebagai pengganti sempurna. Sebab, dia yakin Low akan sukses meneruskan pekerjaan mereka.

Joachim Low. (AFP/Patrik Stollarz)

Low pun konsisten membawa Jerman memasuki fase akhir kompetisi internasional. Sampai akhirnya penantiannya berbuah manis pada Piala Dunia 2014.

Jerman menjadi juara dengan mengalahkan Argentina di final. Dia lalu mempersembahkan titel Piala Konfederasi 2017 bagi negaranya.

Jose Mourinho

Jose Mourinho. (Reuters/Andrew Yates)

Mourinho merupakan salah satu pelatih terbesar di sepak bola modern. Dia telah memenangkan penghargaan di seluruh Eropa selama masa 20 tahunnya sebagai pelatih.

Namun, Mourinho memulai kariernya sebagai asisten Louis van Gaal, setelah sebelumnya jadi penerjemah Bobby Robson. Jabatan besar pertamanya adalah kala ditunjuk sebagai bos Porto di mana perjalanannya dimulai saat memenangkan pertandingan setara dengan Liga Europa pada 2003, sebelum memenangkan Liga Champions tahun 2004.

Dia juga mempersembahkan titel domestik bagi Chelsea, Inter Milan, dan Real Madrid. Mourinho bahkan sukses memenangi Liga Champions bersama Inter pada 2010.

Setelah kembali ke Chelsea dan raih gelar Liga Inggris, Mourinho berlabuh di Manchester United dan coba kembali mempersembahkan titel domestik. (Eka Setiawan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya