Liputan6.com, Jakarta PSSI terus berupaya untuk membuat sepak bola Indonesia kembali bertaji. Berbagai cara pun sudah ditempuh. Terkini, mereka meluncurkan buku Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia yang dibuat Direktur Teknik PSSI Danurwindo.
PSSI memahami betapa pentingnya pembinaan usia dini dalam perkembangan sepak bola Indonesia. Terlebih, selama setahun terakhir sudah begitu banyak kompetisi-kompetisi kelompok umur yang dijalankan dan dikuti PSSI.
Advertisement
Baca Juga
Terbaru tentu Liga 1 U-19 yang memunculkan Persipura Jayapura sebagai juara. Selain itu, mereka juga baru saja menggelar Piala Soeratin 2017 yang menghasilkan tim Jawa Barat sebagai juaranya.
Kini, giliran sebuah buku berisikan Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia yang diberikan PSSI untuk kemajuan sepak bola Tanah Air. Buku berisi 165 halaman ini baru saja diluncurkan di Kantor PSSI, Grand Rubina, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
"Buku ini memang banyak berhubungan dengan youth development. Dari dulu memang sudah banyak soal pembinaan usia muda, tapi tidak ada guidance yang jelas. Ini adalah bagaimana sepak bola bisa memiliki ciri khas dan untuk berprestasi," kata Danurwindo.
Model Sesi Latihan
Buku Filososi Pembinaan Sepak Bola Indonesia itu sendiri terbagi dalam enam bab ditambah dari contoh model sesi latihan. Dalam buku itu dijelaskan ada beberapa fase yang harus dilewati dalam pembinaan sepak bola usia muda.
Dimulai dari usia 10-13 tahun yang termasuk dalam fase pengembangan skill. Lalu ada fase 14-17 tahun dan 18 tahun ke atas. Di setiap fase, metode yang diberikan pun berbeda-beda.
"Fase 10-13 tahun ini adalah umur emas untuk belajar. Bisa dilakukan dengan 7 lawan 7. Sedangkan 14-17 tahun adalah fase pengembangan permainan. Ini mulai diajarkan untuk belajar bagaimana menyerang, bertahan, dan transisi dalam permainan. Bisa dimulai dengan 11 lawan 11," jelas Danurwindo.
Advertisement
Pemain Cerdas
Diharapkan, dengan adanya buku Filosofi Pembinaan Sepak Bola Indonesia, para pelatih pun memiliki bekal untuk memberikan metode latihan yang jelas di setiap umur. Tujuannya adalah agar menciptakan pemain yang tidak hanya mengandalkan kemampuan, tapi juga kecerdasan.
"Pemain sekarang ini tidak hanya harus punya skill yang bagus, tapi juga cerdas. Mereka harus belajar aksi-aksi sepak bola dengan mengambil keputusan yang tepat," tegas Danurwindo.