Liputan6.com, Jakarta Persija Jakarta dalam beberapa tahun terakhir seakan terusir dari ibu kota. Tim berjuluk Macan Kemayoran itu sudah lama tidak pernah tampil lagi di Jakarta. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), yang sempat jadi markas Persija juga lama tak memberikan izin.
Sejak tahun lalu, Persija diambil alih I Gede Widiade, seorang pengusaha asal Surabaya dan juga mantan Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC. Pada musim 2016. Persija memulai putaran pertama Indonesian Soccer Championship (ISC) A dengan baik.
Advertisement
Baca Juga
Tapi, memasuki paruh kedua, Macan Kemayoran mulai dijauhi dewi fortuna. Apalagi, Persija juga harus terusir dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang waktu itu bakal direnovasi untuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dan terpaksa jadi tim musafir.
Manahan menjadi pilihan paling ideal untuk Persija menghabiskan musim 2016. Seluruh laga kandang Macan Kemayoran pada paruh kedua kompetisi digulirkan di stadion kebanggaan masyarakat Solo itu.
Nasib miris Persija sebagai klub ibu kota perlahan membaik. Gede membawa Persija kembali ke habitatnya, di ibu kota. Macan Kemayoran memiliki lapangan latihan tetap di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Persija juga tidak perlu lagi jauh-jauh terbang ke Solo untuk memainkan partai kandang. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan tinggal menempuh perjalanan sekian kilometer untuk bertanding di homebase anyar, yaitu Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi.
Tapi, Persija sepertinya tidak benar-benar dapat dipisahkan sepenuhnya dengan Solo. Bak pasangan yang saling menyimpan kerinduan, Macan Kemayoran pulang ke Manahan untuk sekali pertandingan pada musim lalu.
Menghadapi Persib Bandung pada 3 November 2017, Persija tidak mendapatkan izin kepolisian untuk memakai Stadion Patriot. Bermain di Manahan, Macan Kemayoran menang 1-0, yang akhirnya diubah menjadi 3-0, melawan musuh bebuyutaannya itu.
Kembali ke Manahan
Kini, Persija kembali ke Manahan. Macan Kemayoran tidak dapat lagi menggunakan Stadion Patriot karena tengah dalam proses renovasi untuk Asian Games.
Pada babak delapan besar Piala Presiden yang memakai sistem gugur, Persija berhasil mengandaskan perlawanan Mitra Kukar dengan skor 3-1. Hasil ini membuat armada Stefano Cugurra Teco melenggang ke fase semifinal dengan format kandang tandang.
Di babak empat besar, Persija bertemu dengan PSMS. Kedua tim kompak menunjuk Manahan sebagai venue pertandingan.
Pada leg pertama, PSMS yang berstatus tuan rumah. Tim berjuluk Ayam Kinantan itu ditekuk 1-4 oleh Macan Kemayoran.
Selanjutnya, Persija yang gantian menjamu PSMS, Senin (12/2/2018). Macan Kemayoran lebih diunggulkan untuk melenggang ke babak final karena bermain layaknya di rumah sendiri.
Advertisement
Rumah Kedua
Mungkin dari sebagian besar pemain Persija, hanya Ismed Sofyan yang tahu betul seluk-beluk Manahan. Sebab, bek berusia 38 tahun ini telah membela Macan Kemayoran selama 16 tahun.
Kapten Persija itu menganggap Manahan telah menjelma sebagai rumah kedua untuk Persija. Tanpa pamrih, Manahan selalu terbuka untuk Persija yang ingin sekedar mengasingkan diri dari kebisingan ibu kota.
“Stadion Manahan seperti rumah kedua untuk Persija. Kita sudah terbiasa di Kota Solo, kita sudah terbiasa dengan Stadion Manahan. Setiap pertandingan di Jakarta bermasalah, alternatif kita pasti bermain di Solo,” ungkap Ismed ketika ditemui Liputan6.com di Solo.