Jakarta - Kepala Pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, menilai drawing All England 2018 kurang menguntungkan Indonesia. Herry IP pun menyarankan kedepannya BWF agar bisa menyiarkan proses drawing biar tidak ada yang dirugikan.
Indonesia mengirimkan 24 wakil ke All England 2018. Ganda putra menjadi nomor yang paling banyak mengirimkan wakil yakni dengan empat pasangan.
Namun, proses drawing All England 2018 untuk ganda putra agak tak menguntungkan. Sebab, pada babak pertama Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sudah berjumpa dengan Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
Advertisement
Pemenang dalam pertandingan itu pun berpeluang akan kembali bertemu wakil Indonesia. Hal itu andai terjadi andai Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mampu mengalahkan ganda Malaysia, Ong Yew Sin/Tei Ee Yi.
Adapun Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan memiliki lawan yang relatif ringan yakni ganda Belanda, Jacco Arends/Ruben Jille. Akan tetapi, Hendra/Ahsan berpeluang berjumpa dengan unggulan keempat asal China, Liu Cheng/Zhang Nan di babak kedua.
"Soal peluang optimis tetap dong. Akan tetapi, disayangkan drawing nya kurang menguntungkan untuk Indonesia. Masukan untuk BWF, kalau turnamen penting seperti All England ada baiknya proses drawingnya itu disiarkan langsung atau via live streaming biar ada saksi," kata Herry IP seperti dikutip situs resmi PBSI, Senin (12/3/2018).
"Jadi kalau drawingnya sudah begitu dan masih ketemu sesama Indonesia, ya namanya nasib. Kalau pun drawingnya menggunakan komputer, ada baiknya bisa disaksikan, jadi lebih fair," ucap Herry IP.
PBSI hanya menargetkan satu gelar di All England 2018 yakni dari nomor ganda putra. Sebagai juara bertahan, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tentu memiliki beban yang berat pada turnamen bulutangkis tertua di dunia itu.