MotoGP: Tunggangi Honda di Musim Depan, Lorenzo Sindir Ducati

Lorenzo tetap ingin memberikan yang terbaik hingga MotoGP 2018 berakhir.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 21 Sep 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2018, 16:00 WIB
Jorge Lorenzo, MotoGP
Mulai MotoGP 2019, Jorge Lorenzo akan meninggalkan Ducati dan jadi pembalap Repsol Honda. (Twitter/Ducati Motor)

Liputan6.com, Alcaniz - Saat akan berpisah, Jorge Lorenzo justru memberikan penampilan terbaik untuk Ducati di lintasan MotoGP. Lorenzo membuat Ducati kini jadi tim yang bisa selalu bersaing hampir di semua lintasan.

Momen kebangkitan Ducati terjadi pada MotoGP 2017. Itu adalah musim perdana di mana Lorenzo baru tiba dari Yamaha. Namun, bukan Lorenzo yang jadi aktor utama di balik kebangkitan Ducati. Andrea Dovizioso yang jauh lebih disorot.

Itu karena Dovi mampu jadi pesaing Marc Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2017. Meski pada akhirnya hanya jadi runner-up, Dovi tetap menuai pujian berkat kesuksesannya merangkai enam kemenangan dari delapan kali naik podium.

Di MotoGP 2018, justru Lorenzo yang gantian menunjukkan tajinya. Tercatat, sudah empat podium, tiga di antaranya adalah kemenangan, yang mampu diamankan pembalap asal Spanyol itu. Sayangnya, MotoGP 2018 justru jadi musim terakhir Lorenzo bersama Ducati.

Ducati sendiri mengaku bahwa mereka merasa terlambat menawarkan perpanjangan kontrak kepada X-Fuera. Awalnya, mereka kecewa karena pembalap asal Spanyol itu tak kunjung mempersembahkan kemenangan. Saat mulai cepat dan tawaran dilayangkan, ternyata Lorenzo telah menyegel kesepakatan untuk memperkuat Honda di musim 2019 dan 2020.

 

Tetap Fokus

Jorge Lorenzo, MotoGP
Pembalap Ducati, Jorge Lorenzo beraksi pada MotoGP San Marino 2018 di Sirkuit Marco Simoncelli. (Twitter/Ducati Motor)

"Ducati lebih suka berpikir seperti itu. Mereka merasa memiliki Dovi yang melakukannya lebih baik. Ducati tak percaya apa yang saya katakan kepada Gigi atau Domenicalli. Mereka seharusnya berpikir bahwa mereka memiliki juara dunia tiga kali yang telah mengukir 44 kemenangan," ujar Lorenzo, dikutip Tuttomotoriweb.

"Mereka seharusnya berpikir untuk memberikan apa yang saya butuhkan. Sebagai gantinya, mereka menaikkan gaji Dovi yang memenangkan beberapa balapan dan mengambil pembalap hebat yang lebih murah," ia menambahkan.

Meski begitu, Lorenzo tetap ingin memberikan perpisahan dengan penampilan terbaik. Ia bertekad memenangi sebanyak mungkin balapan di sisa musim ini. Yang terdekat adalah MotoGP Aragon di Motorland Aragon, Minggu (23/9/2018).

"Kami mengalami momen bagus. Untuk kali pertama Ducati berada di puncak dalam 95 persen lintasan. Itu tak pernah terjadi kecuali saat momen aneh dari Casey Stoner. Saya sangat bangga memberikan kontribusi ini. Cerita akan berakhir dalam enam balapan, tapi saya tak memikirkannya," kata Lorenzo.

 

Statistik Lorenzo di Setiap Musim MotoGP

2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin

2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin

2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin

2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin

2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin

2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin

2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin

2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin

2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin

2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin

2018: 12 balapan, 3 menang, 4 podium, 3 pole, 2 fastest lap, 130 poin

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya