Edy Rahmayadi Tinggalkan PSSI demi Kebaikan Bangsa

Menurut mantan Pangkostrad itu, memimpin PSSI menjadi tantangan paling sulit yang dihadapi dalam hidupnya.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 20 Jan 2019, 11:45 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2019, 11:45 WIB
Kongres PSSI, PSSI, Bola.com, Edy Rahmayadi, Kongres Tahunan PSSI
Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketum PSSI. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Liputan6.com, Bali - Edy Rahmayadi memutuskan mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Menurutnya, langkah itu merupakan keputusan terbaik untuk sepak bola dan bangsa Indonesia.

"Tidak ada yang menekan saya untuk mundur. Ini adalah keputusan yang terbaik untuk bangsa," ujar Edy usai menyampaikan pidato pengunduran dirinya dalam kongres tahunan PSSI di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (20/1/2019), dikutip dari Antara.

Menurut mantan Pangkostrad itu, memimpin PSSI menjadi tantangan paling sulit yang dihadapi dalam hidupnya.

Dia mengakui dalam beberapa hal dirinya gagal membawa PSSI menjadi lebih baik sejak memimpin tahun 2016.

"Sudah dilarang mengatur skor, terjadi pengaturan skor. Ada perkelahian juga. Itu kan berarti saya gagal. Jangan sampai karena satu atau dua orang PSSI terganggu. Mari kita doakan pemimpin berikutnya lebih jaya," tutur Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara itu.

 

Minta Maaf

Ketua PSSI Hentikan Sementara Kompetisi Liga 1 2018
Edy Rahmayadi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Karena itu, dia pun meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia terutama pencinta sepak nasional atas semua kekurangannya selama memimpin PSSI.

"Saya mohon maaf sekali lagi apabila ada kata-kata saya yang tak tepat, apabila ada perbuatan-perbuatan kurang baik, saya manusia biasa. Saya berusaha berbuat yang terbaik. tapi inilah kemampuan saya. Bersatu kalian, besarkan PSSI kita," tutur Edy Rahmayadi.

Dengan mundurnya Edy, pucuk organisasi PSSI untuk sementara dijabat oleh Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono.

Joko bisa saja saja memimpin sampai tahun 2020, tahun berakhirnya era kepengurusan yang dilantik tahun 2016. 

Bila Ditolak Voters

Namun, jika para pemilik suara (voters) meminta untuk segera melakukan pergantian ketua umum, mekanisme yang dilakukan adalah melalui kongres luar biasa (KLB).

Regulasi tersebut diterangkan dalam pasal 30 Statuta PSSI. Di sana tertulis, KLB bisa digelar jika 50 persen atau 2/3 delegasi membuat permohonan tertulis untuk itu.

KLB akan diadakan oleh komite eksekutif PSSI tiga bulan setelah permintaan resmi itu diterima. Seandainya tidak juga digelar, anggota dapat melangsungkan kongres sendiri atau bisa pula meminta bantuan FIFA. (ant)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya