Ini Sosok di Balik Kesuksesan Chou Tien Chen di Indonesia Open 2019

Ada alasan spesial sehingga Chou Tien Chen begitu gembira bisa menjuarai Indonesia Open 2019.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 22 Jul 2019, 17:25 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 17:25 WIB
Chou Tien Chen
Chou Tien Chen mengalahkan Anders Antonsen di final tunggal putera Indonesia Open 2019 melalui pertarungan ketat 3 gim dengan skor 21-18 24-26 21-15 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (21/7/2019). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Jakarta Tunggal putra Chinese Taipei, Chou Tien Chen, sangat emosional saat memastikan gelar juara Indonesia Open 2019, di Istora Senayan, Minggu (21/7/2019). Dia mengakui ada alasan spesial di balik kegembirannya yang meluap-luap. 

Chou Tien Chen merengkuh titel Indonesia Open 2019 setelah mengalahkan pemain Denmark, Anders Antonsen, dalam pertarungan alot tiga gim yang berkesudahan 21-19, 24-26, dan 21-16. 

Chou sangat gembira karena ini gelar perdananya di BWF World Tour Super 1.000. Selain itu, dia juga harus menjalani perjuangan berat dengan melakoni rubber games dalam empat pertandingan beruntun sejak babak kedua. 

Namun, ada alasan yang lebih spesial sehingga pemain berusia 29 tahun itu begitu gembira bisa menjuarai Indonesia Open 2019.  

"Senang bisa kembali ke sini dan meraih gelar, karena pelatih saya saat ini adalah orang Indonesia. Mereka adalah Victor Wibowo dan Medy. Makanya saya senang bisa menang di Indonesia," ujar Chou. 

Victor Wibowo pernah berpasangan Tony Gunawan pada 2017. Namun, Chou tidak menjelaskan secara terperinci soal para pelatinya tersebut. 

Namun, sepanjang bertanding di Indonesia Open 2019, Chou Tien Chen, tidak didampingi kedua pelatihnya itu. Dia hanya ditemani seorang pendamping yang bukan berstatus pelatih. Menurutnya, dia memilih tampil tanpa pelatih supaya bisa lebih mandiri. 

 

 

Jaga Stamina

Perjuangan Chou Tien Chen ke tangga juara Indonesia memang tidak mudah. Dia melakoni pertandingan tiga sejak babak kedua, masing-masing melawan Lin Dan, Jonatan Christie, Kantaphon Wangcharoen, kemudian Anders Antonsen di final. 

Bahkan, pertandingan di final berlangsung panjang hingga 1 jam 30 menit. Saat ditanya, bagaimana menjaga staminanya karena terus bermain rubber game, Chou memberikan jawaban singkat. 

"Sebenarnya capek juga karena terus bermain rubber. Tapi, juga hanya berusaha saja mengatur stamina," ujar dia sembari tersenyum lebar. 

"Terima kasih untuk para suporter dan teman, sabahat yang telah mendukung saya. Terima kasih untuk semua," imbuh Chou. 

 

Sumber: Bola.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya