Dua Negara Jadi Pesaing Kuat Indonesia untuk Tuan Rumah Olimpiade 2032

Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 28 Jul 2019, 20:20 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2019, 20:20 WIB
logo olimpiade
Logo Olimpiade. (AFP/Raphael Alves)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia harus bersaing dengan negara lain untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir menyebut Brisbane, Australia dan Korea Selatan-Korea Utara sebagai pesaing terberat.

"Yang pasti Brisbane, Australia dan yang juga menjadi saingan cukup kuat Korea Selatan yang join dengan Korea Utara," kata Erick di sela-sela acara Olympic Day Run 2020 di Jakarta, Minggu (28/7/2019).

Seperti diketahui, Indonesia berniat menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 setelah sukses menggelar Asian Games 2018. Surat pengajuan diri Indonesia pun telah dikeluarkan Februari lalu.

Surat tersebut diajukan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach di Swiss.

Erick mengatakan, IOC menanggapi positif pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Malah menurut Erick, Indonesia boleh jadi salah satu kandidat kuat.

Hal itu ditandai dengan surat yang diterima Erick dari Presiden IOC. "Kita dapat surat dari Presiden IOC, menyatakan Indonesia sangat positif pergerakan ke depannya (tuan rumah Olimpiade, red)," kata Erick.

 

Pakai Referendum

Hari Jadi Satria Muda
Pemilik Satria Muda, Erick Thohir, memberikan sambutan saat peluncuran film 25 tahun Satria Muda di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis (15/11). Peluncuran ini dalam rangka peringatan hari jadi SM yang ke-25 tahun. (Bola.com/Yoppy Renato)

Erick mengatakan, salah satu faktor plus Indonesia di mata IOC adalah nilai-nilai persatuaan persaudaraan dan kesetaraan yang telah diperlihatkan. Menurut Erick, nilai-nilai itulah yang juga menjadi semangat Olimpiade.

Selani itu, dukungan masyarakat juga penting dalam pemilihan suatu negara menjadi tuan rumah. Ia menuturkan, IOC memakai mekanisme referendum untuk menghilangkan kesan politis.

"(IOC, red) ingin rakyatnya yang mau Olimpiade, bukan karena pemimpin negara atau kotanya," ujar Erick mengakhiri.

Saksikan video menarik di bawah ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya