Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti berharap atlet Indonesia dapat meraup poin pada China Open 2019 di Changzhou, 17-22 September. Dia menyatakan, angka tersebut penting untuk merebut tiket Olimpiade 2020 di Tokyo.
Terlebih kesempatan merebut nilai semakin berkurang. Penghitungan untuk berpartisipasi di pesta olahraga terbesar dunia tersebut hanya sampai Badminton Asia Championships pada April 2020.
Baca Juga
Berstatus turnamen BWF World Tour Super 1000, China Open 2019 menawarkan peluang bagi pebulu tangkis Indonesia meraih poin untuk memperbaiki peringkat.
Advertisement
Untuk itu, Susy berharap atlet dapat menunjukkan konsistensi. "Saat ini yang paling stabil memang ganda putra, tapi ada beberapa sektor yang punya kesempatan, yaitu ganda campuran dan tunggal putra," katanya.
"Di China Open tahun lalu serta Asian Games 2018, kita kan juga bisa dapat gelar dari tunggal putra," sambungnya dilansir Badmintonindonesia.org.
Belum Konsisten
Indonesia merebut satu gelar dari China Open 2018 melalui Anthony Sinisuka Ginting. Kali ini harapan terbesar datang dari ganda putra.
"Atlet kami sering mengalahkan langganan juara. Namun saat bertemu yang lain masih tetap kalah, jadi masih belum konsisten. Sebetulnya kematangan pemain itu bisa tertempa dari pertandingan demi pertandingan, banyak pengalaman dan pembelajaran," jelas Susy.
Advertisement
Syarat ke Olimpiade
Penghuni 16 besar tunggal dan delapan besar ganda pada peringkat BWF periode 30 April 2020 akan merebut tiket Olimpiade Tokyo. Maksimal satu negara hanya bisa mengirim dua wakil di tiap nomor, asalkan mereka menempati batas peringkat yang ditetapkan.