Sakit Hati, Bek Liverpool Terpaksa Pakai Nama Depan di Jersey

Bibi bek Liverpool Virgil van Dijk, Steven Fo Sieeuw, membuka cerita pahit di balik kebangkitan satu di antara bek termahal di dunia.

oleh Hanif Sri Yulianto diperbarui 19 Okt 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2019, 04:00 WIB
Liverpool Vs Barcelona
Bek Liverpool, Virgil Van Dijk, berebut bola dengan striker Barcelona, Luis Suarez, pada laga semifinal Liga Champions 2019 di Stadion Anfield, Selasa (7/5). Liverpool menang 4-0 atas Barcelona. (AP/Dave Thompson)

Jakarta - Bibi bek Liverpool Virgil van Dijk, Steven Fo Sieeuw, membuka cerita pahit di balik kebangkitan satu di antara bek termahal di dunia. Van Dijk disebut enggan mencantumkan nama belakang di jersey karena sakit hati ditinggal sang ayah saat dirinya masih kecil. 

"Virgil telah berjuang sangat baik untuk menjadi sukses. Ia mengingat pasang surut dalam keluarganya," kata Fo Sieew dikutip The Sun, Jumat (18/10/2019).

"Ayahnya berpisah dengan sang ibu dan ketiga anaknya, termasuk Virgil, dan ia sulit memaafkannya."

"Ayahnya tidak ada selama bertahun-tahun yang penting dan ibunya adalah pahlawan sejati dari cerita ini," imbuh Fo Sieew.

Perseteruan keluarga berlanjut ketika Virgil hijrah ke Liverpool. Sang ayah beranggapan masih berjasa dalam karier awal Virgil van Dijk.

Ia menuduh keluarga sang mantan istri menaruh minat pada karier sepak bola Van Dijk akhir-akhir ini. Apalagi, nilai transfer Van Dijk saat digaet Liverpool sangat besar, mencapai 75 juta euro (Rp1,18 triliun). 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Bekerja Sebagai Tukang Cuci Piring

Ungguli Messi dan Ronaldo, Virgil van Dijk Jadi Pemain Terbaik Eropa
Bek Liverpool Virgil van Dijk memegang piala penghargaan Pemain Terbaik Eropa 2018-2019 selama undian babak grup di Grimaldi Forum, Monako, Kamis (29/8/2019). Virgil van Dijk berhasil mengungguli Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. (AP Photo/Daniel Cole)

Setelah ditinggal sang ayah, kerier sepak bola Van Dijk dimulai dengan meninggalkan kota kelahirannya, Breda, Belanda pada 2006. Saat itu Van Dijk baru berusia 15 tahun dan bergabung dengan akademi klub Liga teratas Belanda, Willem II.

Namun, sebelum itu Van Dijk harus membagi waktunya dengan menjadi karyawan di salah satu restoran sebagai tukang cuci piring.

"Sebelum saya menandatangani kontrak, saat saya berusia 15 tahun, saya bekerja sebagai pencuci piring di salah satu restoran di Kota Breda," ungkap Van Dijk, melansir dari BBC.

Setelah itu, Virgil van Dijk memutuskan pindah ke FC Groning pada 2010. Selama di sana, Van Dijk pergi ke tempat latihan dengan mengendarai sepeda.

"Ketika saya tiba di FC Groningen, saya harus bersepeda untuk pergi ke tempat latihan. Saya menggunakan gaji saya untuk mengikuti kursus mengemudi," jelas Van Dijk.

Sumber: The Sun, BBC

Disadur dari: Bola.com (penulis Hanif Sri, editor Yus Mei, published 18/10/2019)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya