Lamongan - Persela Lamongan memang bukan klub papan atas Liga Indonesia. Kendati begitu, Laskar Joko Tingkir selalu stabil di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.
Sejak promosi ke kompetisi paling elit di Indonesia pada tahun 2003, Persela Lamongan tak pernah terdegradasi. Padahal, tim-tim raksasa Jatim seperti Persebaya dan Arema FC pernah merasakan pahitnya turun kasta.
Tak ubahnya tim-tim dari kota kecil, tim yang ber-homebase di Stadion Surajaya Lamongan ini tak pernah gemerlap pemain bintang. Dari musim ke musim mereka selalu merekrut pemain yang nyaris tanpa label mentereng.
Advertisement
Persela juga punya tradisi unik dengan mengorbitkan pemain jebolan klub binaan mereka sendiri atau talenta muda berbakat yang sebelumnya tak pernah dilirik tim lain. Tak terhitung pemain-pemain yang mengilap dari musim pertamanya bersama Persela kemudian menjadi incaran klub-klub besar.
Sebut saja nama Fandi Eko Utomo, Nur Hardianto, Fahmi Al Ayyubi, Saddil Ramdani, Dendy Sulistyawan, dan terbaru adalah Hambali Tolib yang kini menjadi andalan Aji Santoso di Persebaya.
Keunikan lainnya, Persela juga terhitung jarang kalah di kandang. Bahkan saat ditangani Aji dua musim lalu, Persela tak terkalahkan di kandang selama semusim penuh. Tim-tim macam Persebaya, Persija, PSM Makassar, dan tim besar lainnya kerap kesulitan saat menghadapi Laskar Joko Tingkir di Lamongan.
Musim lalu, perjalanan Persela di kompetisi kasta tertinggi tidaklah sebagus musim-musim sebelumnya. Mereka sempat terseok-seok hingga membuat pelatih Aji Santoso mundur di tengah jalan.
Namun masuknya Nil Maizar membawa penyegaran di tubuh Persela. Laskar Joko Tingkir seolah menemukan bentuk permainan terbaiknya. Bahkan Nil mampu membawa Persela yang lama terjerambab di zona merah mentas dan finis di posisi ke-11.
"Musim lalu memang membuat kami deg-degan. Kami nyaris saja jatuh ke level bawah. Beruntung, semangat para pemain, pelatih dan kinerja manajemen dalam membangkitkan tim berjalan selaras," terang Agus Haryono, asisten manajer Persela.
Belajar dari pengalaman musim lalu, musim ini Persela mencoba membangun tim yang lebih kokoh. Memang sejumlah pemain musim lalu, seperti Hambali Tolib dan hampir semua pemain asing memilih hengkang, hanya menyisakan Rafinha.
Namun, dengan masuknya beberapa pemain baru seperti Novan Setyo Sasongko, dan tambahan legiun asing, Jasmin Mecinovic, Shunsuke Nakamura, dan Gabriel do Carmo diharapkan akan lebih kuat.
Hanya saja di Piala Gubernur Jatim 2020 yang baru saja usai, kekuatan Persela belum tampak. Mereka menjadi menjadi juru kunci klasemen Grup B setelah tak meraih kemenangan dalam tiga pertandingan yang telah mereka lakoni.
Tapi Nilmaizar melihat ada potensi untuk terus berkembang dan lebih matang saat kompetisi Liga 1 2020 bergulir nanti. Hal ini dilihat dari progress yang ditunjukkan skuat Persela Lamongan saat bermain imbang 2-2 dengan Sabah FA di laga terakhir babak penyisihan Grup B di Stadion Kanjuruhan, Malang, beberapa waktu lalu.
Video
Profil Pemain Bintang: Rafinha
Bernama lengkap Rafael Gomes de Oliveira, pemain ini didatangkan oleh Persela Lamongan sejak musim 2019 lalu. Pemain ini dipertahankan untuk musim ini karena dianggap memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Benar saja, meski masih kalah dibanding striker-striker yang dimiliki tim raksasa, kualitas Rafinha tak perlu diragukan. Jago dalam menggocek bola, kedua kaki Rafinha juga sama aktif. Dia bisa melepaskan tendangan dengan kedua kaki sama baiknya. Tak hanya kedua kakinya, Rafinha juga bisa mencetak gol dengan kepalanya.
Layaknya pemain Amerika Latin lainnya, Rafinha dibekali kemampuan individu di atas rata-rata. Dia juga pelari yang sangat cepat. Tak jarang pemain belakang lawan dibuat kalang kabut saat diajak adu sprint oleh pemain yang satu ini.
Pada gelaran Piala Gubernur Jatim misalnya, Rafinha membuktikan bahwa ia pantas diandalkan. Meski kalah saat digebuk Arema FC 3-1 dan dihajar Persija Jakarta 4-1 di babak penyisihan Grup B, Rafinha menjadi satu-satunya pencetak gol di kedua pertandingan itu.
Advertisement
Profil Pelatih: Nilmaizar
Nilmaizar masuk ke Persela Lamongan mengisi kekosongan kursi pelatih yang ditinggalkan Aji Santoso saat kompetisi Liga 1 2020 berjalan. Saat itu Persela dalam kondisi kritis karena berkubang di zona degradasi. Tim ini kehilangan arah karena tak kekalahan demi kekalahan yang mereka alami.
Nil pun membuktikan kemampuannya meracik tim dan membangkitkan semangat pemain yang sudah runtuh menyusul rentetan hasil buruk yang mereka terima kala itu.
Mantan pelatih Timnas Indonesia dan Semen Padang itu pun perlahan-lahan memberikan sentuhan berbeda pada tim berjuluk Laskar Joko Tingkir ini. Kekompakan tim yang menjadi kelebihan Persela selama ini mampu ia kembalikan.
Persela pun dibawa terus merangkak naik. Hebatnya, Nil Maizar hanya berbekal pemain warisan Aji untuk meningkatkan performa tim yang akhirnya finis di urutan ke-11 klasemen akhir.
Musim ini, Nil Maizar ditarget membawa timnya bertengger di posisi lima besar. “Minimal, berada di atas 10 besar,” kata Yunan Achmadi, manajer Persela.
Dengan materi pas-pasan yang dimiliki Persela saat ini, akan menjadi tugas berat bagi Nil untuk mewujudkan target tersebut. Namun, Nil bukan pelatih yang pantang menyerah sebelum mencoba. Ia tetap maju dan mengamini permintaan manajemen.
Komposisi Pemain
Nama Klub: Persela
Julukan: Laskar Joko Tingkir
Manajer: Yunan Achmadi
Pelatih: Nil Maizar
- Kiper: Reky Rahayu, Alfonsius Kelvan, M. Rio Agata
- Belakang: Ahmad Birrul Walidain, Lukas Guruh Prayitno, Novan Setyo Sasongko, M. Zaenuri, Jasmin Mecinovic, Eky Taufik, Roni Fatahillah
- Tengah: Malik Risaldi, Ahmad Bustomi, Ady Setiawan, Heru Setiawan, Sugeng Effendy, Ryan Wiradinata, Dadang Apridianto
- Depan: Diego Banowo, Gabriel do Carmo, Rafinha, Frisca Womsiwor
Peringkat Musim Lalu: 11
Prediksi Bola.com: 10 besar
Berkaca pada Liga 1 2019, di mana Persela sempat terseok-seok di awal, mengakhiri Liga 1 2020 di posisi 10 besar seharusnya sudah harus disyukuri oleh seluruh pemain, ofisial, dan suporter. Apalagi, sejumlah pemain pentingnya sudah pergi meninggalkan Stadion Surajaya meski pada akhirnya berhasil mendapatkan pengganti yang sepadan.
Di sisi lain, persiapan Persela dalam pramusim juga terbilang kurang mulus. Alih-alih menjadi penantang serius pada Piala Gubernur Jatim 2020, mereka justru tertatih-tatih dan gagal lolos ke semifinal. Pelatih Nilmaizar tentunya memiliki tanggungan berat guna mengantar anak asuhnya bersaing secara kompetitif di papan klasemen kompetisi liga.
Catatan belum pernah terdegradasi sejak 2003 harus bisa dipertahankan guna menjaga muru'ah tim pesisir pantai utara Jawa Timur tersebut. Bermain konsisten dan memaksimalkan tiap laga kandang seperti musim-musim sebelumnya bakal menjadi poin penting dalam perjalanan Persela pada Liga 1 2020.
Advertisement