Liputan6.com, Jakarta - Seni bela diri campuran memang memadukan berbagai seni bela diri klasik maupun konvensional; sehingga menjadikannya ajang yang apik bagi para penonton untuk menyaksikan petarung-petarung luar biasa dengan penguasaan lintas disiplin.
Salah satu teknik serang dalam laga di atas ring adalah bodyslam atau bantingan. Walau tidak secara umum diterima publik bela diri karena sering dianggap terlalu membahayakan atlet, namun penerapan bodyslam dengan teknik tepat bisa jadi andalan maupun bencana bagi seorang petarung.
Dua atlet muda One Championship, Aziz “The Krauser” Calim dan Putri “Ami” Padmi, berbagi pengalaman mereka tentang teknik ini baik sebagai penyerang maupun sebagai objek bantingan lawan.
Advertisement
Aziz, atlet kelahiran Jeddah yang kini menetap di Solo, Jawa Tengah ini menjabarkan peran bodyslam dalam sebuah laga. Meski mengakui hal itu jarang ia terapkan, atlet berusia 22 tahun ini mengakui keefektifan gerakan tersebut.
“Kalau mau bodyslam ke lawan itu ada pertimbangan variasi berbagai posisi. Seperti misalnya dari clinch lalu lawan kita jumping close guard, atau dari posisi triangle dan armbar ke lawan maka kita bisa terapkan slam,” kata Aziz dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
“Saya malah lebih sering pakai bantingan seperti suplex dari belakang; kita angkat lawan sedikit pakai pinggul lalu buang ke sisi samping lawan. Teknik throws juga banyak saya gunakan di pertandingan, lebih sering daripada body slam,” lanjut atlet yang berangkat dari Shotokan Karate.
Menu Wajib Saat Latihan
Menurut Aziz, menguasai teknik bodyslam merupakan hal yang wajib bagi petarung, namun intensitas latihannya akan tergantung pada game plan serta lawan yang akan dihadapi.
“Kalau body slam sebagai bagian integral dari game plan sih pastinya ada,” tutur atlet yang bernaung di bawah Han Academy ini.
Dalam kondisi defensif, ada beberapa hal yang bisa seorang atlet lakukan untuk mencegah lawannya melancarkan bantingan. Salah satu diantaranya adalah dengan tidak membiarkan lawan berada dalam posisi ideal.
“Ada beberapa posisi yang bisa kita slam. Misalnya saya yang lakukan triangle dan saya prediksi lawan akan melakukan body slam; maka saya pegang salah satu kakinya agar membatalkan serangan slam itu,” ujar petarung divisi strawweight itu.
Dari posisi armbar bawah saya bisa pegang tangan lawan dan saat ia mau mencoba body slam maka saya lepaskan armbar dan lancarkan takedown. Saya tidak terlalu suka teknik jumping close guard karena saya ini seorang striker. Biasanya, atlet yang menerapkan jumping close guard itu lebih menyukai ground game.”
Advertisement
Body Slam Untuk Melepaskan Diri Dari Serangan
Sementara bagi Ami, bodyslam merupakan teknik yang kerap ia terapkan saat berlaga, terutama jika ia dalam kondisi terjepit oleh serangan lawan.
“Saya pernah mencoba melakukan body slam dalam upaya untuk escape dari kuncian triangle atau armbar. Saya juga pernah lancarkan bantingan double leg atau one leg kalau posisi sudah terpepet di cage atau dalam posisi clinch,” ujarnya.
Ami mengaku pernah beberapa kali terkena body slam lawan, termasuk dalam laga keduanya di One Championship saat berhadapan dengan atlet populer asal Amerika Serikat, yang juga merupakan Juara Dunia Karate.
“Wah saya banyak kena deh, kalau tidak cepat menangkap tangan lawan. Lancarkan hammer, elbow, strike, over hook semua masuklah. Jadi grip harus kuat dan tangan jangan sampai lepas, seperti yang dilakukan Colbey Northcutt,“ kenangnya tentang laga mereka di One: Edge Of Greatness November lalu.
Menurut Ami, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan keterampilan dalam bodyslam, diantaranya adalah mencari momentum yang tepat dan memperhatikan pergerakan lawan.
“Kita harus melatih mencari momentum saat melakukan body slam. Manfaatkan renggangnya kaki dan tangan yang melingkar di tubuh saat akan melakukan slam. Saat sudah terlepas, pilih lanjut ground dengan lakukan side atau standing,” papar juara nasional kickboxing ini.
“Contohnya seperti saat laga melawan Colbey, dimana dia mengincar kaki saya dan melanjutkan dengan choke. Kalau kita menampilkan permainan liar atau nakal dengan pukulan-kaki-bodyslam atau takedown pasti lawan juga akan terkecoh,” tutup Ami.