Virus Corona Covid-19 Ancam Eksistensi Sepak Bola Putri

Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (Fifpro) menyebut eksistensi sepak bola putri terancam akibat virus Corona.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 17 Apr 2020, 14:25 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2020, 14:25 WIB
Timnas putri AS
Eksistensi sepak bola putri ikut terancam pandemi virus Corona. (AP Photo/Thibault Camus)

Liputan6.com, London - Pandemi virus Corona sudah membuat kalender olahraga berantakan. Namun, dampak paling besar bakal dirasakan sepak bola putri.

Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (Fifpro) menyebut eksistensi sepak bola putri terancam akibat virus Corona. Untuk itu, mereka berharap para stakeholder bertemu dan bicara untuk membangun fondasi yang lebih kuat.

"Tanpa adanya komitmen dan bantuan untuk kompetisi, klub, dan pemain, dampak ekonomi karena Corona bakal mengancam olahraga ini," tulis laporan Fifpro, dilansir Guardian.

Sekretaris Jendral Fifpro, Jonas Baer-Hoffmann, menduga investasi dalam sepak bola putri berpotensi terhenti atau berkurang akibat pandemi virus Corona.

Dia menyanyangkan hal ini karena sepak bola putri tengah mendapat perhatian luar biasa menyusul gelaran Piala Dunia 2019.

"Sepak bola putri berada pada tren naik, tapi masih sangat rawan. Kami melihat ada sejumlah program yang bakal terhenti atau tidak mendapat perhatian besar seperti sebelumnya karena kondisi saat ini," ungkap Baer-Hoffmann.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Putra Parah, Putri Lebih Menderita

Sari van Veenendaal
Kiper timnas putri Belanda Sari van Veenendaal coba menghalau bola pada semifinal Piala Dunia Wanita di Stade de Lyon, Rabu (3/7/2019) atau Kamis dini hari WIB. (AFP/Jean-Philippe Ksiazek)

Sepak bola putra sudah merasakan dampak ekonomi signifikan karena penundaan kompetisi akibat pandemi virus Corona. Operator kompetisi dan klub berpeluang merugi dengan pemain harus terima gajinya dipangkas.

Bisa dibayangkan betapa sulitnya sepak bola putri menghadapi situasi sama. Investasi dipastikan berkurang. Sedangkan pemain kesulitan mencukupi kebutuhan hidup karena upah mereka tidak sebesar pesepakbola putra.

 


Perlu Perhatian Khusus

"Kita masih perlu terus menanam investasi di sepak bola putri untuk mempertahankan pengembangan profesional," ungkap Baer-Hoffmann.

"Kami juga melihat penundaan turnamen internasional. Padahal sepak bola putri membutuhkan ajang besar seperti Piala Dunia dan Olimpiade karena itu adalah platform besar di mana banyak pemain bisa membangun karier."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya