Jakarta Manajer legendaris Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson, pernah berkata lini serang yang tajam bisa membuat Anda memenangkan pertandingan, sementara lini bertahan yang kuat bisa memenangkan gelar. Chelsea membuktikan perkataan Ferguson saat menjuarai Premier League musim 2004-2005.
Musim perdana Jose Mourinho di Inggris, sukses membuat Chelsea menjadi klub dengan kebobolan paling sedikit dalam sejarah Premier League. Gawang klub milik Roman Abramovich itu hanya bobol sebanyak 15 kali di Premier Legue 2004-2005.
Baca Juga
Melansir Squawka, Rabu (22/4/2020), kombinasi William Gallas, Ricardo Carvalho, John Terry, dan Paulo Ferreira di jantung pertahanan susah sekali untuk diterobos. Selain itu, ada sosok Petr Cech yang memiliki postur tinggi di bawah mistar.
Advertisement
Chelsea meraih 95 poin di akhir musim. Itu merupakan poin tertinggi sebelum dipecahkan Manchester City pada musim 2017-2018.
Poin tersebut berasal dari 38 kemenangan, delapan imbang, dan satu kekalahan. Satu-satunya kekalahan terjadi pada matchday kesembilan, melawan Manchester City di Stadion City of Manchester.
Uniknya, justru pemain Chelsea sendiri yang menjadi penutup dari 15 gol tersebut. Geremi melakukan gol bunuh diri di partai terakhir Premier League 2004-2005 saat melawan Newcastle.
14 Pemain yang Pernah Menjebol Gawang Chelsea di Premier League 2004-2005
- James Beattie (Southampton, matchday 4)
- Nicolas Anelka (Manchester City, matchday 9)
- Zoltan Gera (West Brom, matchday 11)
- Papa Bouba Diop (Fulham, matchday 13)
- Kevin Davies (Bolton Wanderers, matchday 14)
- Radhi Jaidi (Bolton Wanderers, matchday 14)
- Thierry Henry (Arsenal, matchday 17, 2 gol)
- Leon McKenzie (Norwich City, matchday 28)
- Aki Riihilahti (Crystal Palace, matchday 30)
- Kevin Phillips (Southampton, matchday 31)
- Walter Pandiani (Birmingham City, matchday 32)
- Collins John (Fulham, matchday 34)
- Ruud van Nistelrooy (Manchester United, matchday 37)
- Geremi (Gol Bunuh diri vs Newcastle United, matchday 38)
Sumber: Squawka
Disadur dari Bola.com (Penulis Hanif Sri Yulianto/Editor Aning Jati, published 22/4/2020).
Advertisement