Ketakutan Pelatih Juventus Saat Hadapi AC Milan di Semifinal Coppa Italia

Pada leg pertama pertemuan kedua tim, skor sama kuat 1-1.

oleh Hendry Wibowo diperbarui 12 Jun 2020, 21:20 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 21:20 WIB
Maurizio Sarri
Maurizio Sarri (Juventus)

Milan - Juventus selalu mencatat torehan positif saat bertemu AC Milan pada musim ini. Meski begitu, Maurizio Sarri selaku pelatih mengaku punya dua ketakutan jelang menghadapi klub berjuluk Rossoneri tersebut.

Laga antara Juventus melawan AC Milan yang pertama di musim ini terjadi dalam ajang Serie A bulan November 2019 lalu. Pada saat itu, Bianconeri menang dengan skor tipis 1-0 berkat gol semata wayang Paulo Dybala.

Tiga bulan berselang, keduanya bertemu lagi dalam laga leg pertama babak semi-final Coppa Italia. Laga tersebut selesai dengan skor seri 1-1, di mana Juventus tertinggal lebih dulu mencetak gol melalui eksekusi penalti Cristiano Ronaldo.

Kemudian, setelah tiga bulan kompetisi terhenti akibat virus Corona, keduanya bertemu kembali. Hasil laga sebelumnya jelas bisa menjadi modal penting bagi Juventus, namun Sarri tetap merasakan dua ancaman buat timnya.

Ketakutan pertama Sarri adalah absennya penonton. Seperti yang diketahui, protokol keamanan Serie A mengungkapkan bahwa fans dari kedua tim yang bertanding tidak dibolehkan hadir di stadion.

Hal itu jelas bakalan diaplikasikan saat Juventus bertemu AC Milan selaku laga pertama pasca penundaan kompetisi. Dan Sarri percaya absennya penonton akan membuat pengaruh yang besar terhadap permainan.

"Bahkan ritmenya mungkin akan berubah. Absennya fans bisa mengubah banyak hal," tutur mantan pelatih Chelsea tersebut kepada situs resmi Juventus.

Bahaya Laten Cedera

Sarri, Pelatih Juventus Merokok Tiap 12 Menit dan Menghabiskan 300 Juta Rupiah
Bila Maurizio Sarri hanya butuh istirahat 8 jam tiap harinya, artinya dalam waktu 16 jam ia mampu merokok tiap 12 menit sekali dengan konsumsi mendekati 80 batang per hari. ( AP/Darko Bandic )

Yang kedua adalah masalah kesehatan pemain. Meskipun angka kasus dan kematian akibat Covid-19 telah mereda di Italia, namun bukan berarti virus tersebut sudah benar-benar punah.

Tidak hanya itu, kondisi para pemain Juventus sendiri belum mencapai 100 persen. Sebab sewaktu kebijakan lockdown diterapkan, aktivitas para pemain hanya terbatas di rumah.

"Saya percaya resikonya sangat tinggi, sebab ada penurunan otot pada semua pemain. Kami sudah mencoba menambah beban latihan, tapi lebih rendah dari yang biasa dilakukan di musim panas," tambahnya.

"Faktor lainnya yang tidak diketahui akan terlihat di musim depan, mengingat bahwa kami tak bisa membuat persiapan besar-besaran," pungkasnya.

Sumber: Football Italia

Disadur dari: Bola.com (penulis/editor, Hendry Wibowo, published 12/6/2020)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya