Bola Ganjil: Aksi Licik Spanyol Bikin Atlet Difabel Ini Dikucilkan dari Paralimpiade

Spanyol mengirim atlet bukan difabel untuk Paralimpiade Sydney 2000. Simak kisahnya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 28 Agu 2021, 17:33 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 00:30 WIB
ilustrasi BOLA GANJIL
ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Paralimpiade merupakan ajang istimewa. Pesta olahraga penyandang disabilitas ini menunjukkan tekad besar manusia dalam menghadapi berbagai kondisi.

Sayangnya naluri curang selalu ada dalam diri manusia. Semua cara dihalalkan demi mencapai tujuan.

Praktik tidak sportif utama dalam olahraga jelas menggunakan obat terlarang. Seperti Olimpiade, sudah banyak kasus doping terbukti di Paralimpiade.

Namun, tim basket putra Spanyol menempuh cara ekstrim demi mendapat medali emas. Mereka mengirim peserta yang bukan difabel.

Momen tersebut hadir di Paralimpiade Sydney 2000. Ini adalah kisahnya:

Medali Emas Dicabut

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Spanyol mendominasi cabor para basket putra kategori difabel intelektual Paralimpiade 2000. Di fase grup, mereka mempermalukan Portugal (73-58), Brasil (94-48), dan Jepang (87-20) untuk jadi juara grup. Spanyol lalu menaklukkan Polandia (97-67) di semifinal serta Rusia (87-63) pada final.

Menyusul kontroversi ini, Komite Paralimpiade Internasional (IPC) mencoret mencoret semua event yang melibatkan atlet difabel intelektual.

Skandal terungkap berkat laporan Carlos Ribagorda, seorang jurnalis yang menyamar menjadi bagian tim basket Spanyol. Dia mengungkap mayoritas rekannya tidak menjalani tes intelektual untuk memastikan apakah mereka masuk kategori difabel.

IPC menggelar investigasi atas klaim tersebut. Mereka kemudian menemukan Komite Paralimpiade Spanyol (CPE) memang tidak melakukan tes yang diperlukan, di mana atlet memiliki batas IQ tidak lebih dari 75.

Selain itu, Ribagorda juga menuduh atlet Spanyol dari cabor para tenis meja, para atletik, dan para renang juga bukan penyandang disabilitas.

Dia berpendapat Federasi Atlet Difabel Spanyol (FEDDI) sengaja memilih olahragawan normal untuk memenangkan banyak medali, dengan tujuan mendapat lebih banyak sponsor.

Presiden FEDDI Fernando Martin Vicente, yang juga menjabat Wakil Presiden CPE, semula menepis tuduhan. Namun, setelah tes menunjukkan 10 dari 12 anggota tim basket putra Spanyol bukanlah difabel, dia meminta maaf kepada publik, mengambil tanggung jawab, dan meninggalkan jabatannya.

Tim basket putra Spanyol kemudian diminta mengembalikan medali emas untuk diberikan kepada Rusia.

Menghadapi skandal ini, IPC menskors seluruh event olahraga yang melibatkan atlet difabel intelektual. Mereka coba menerapkan sistem baru untuk menguji apakah atlet masuk kriteria.

Namun, IPC pada akhirnya menyerah dan mencoret cabor bagi atlet difabel intelektual mulai Paralimpiade Athena 2004.

Akhirnya Kembali Berkompetisi

Paralimpiade
Cabor basket di Paralimpiade kini melibatkan atlet difabel yang menggunakan kursi roda. (AFP/Leon Neal)

Ulah Spanyol membuat atlet difabel intelektual dikucilkan. Federasi Atlet Olahraga Difabel Internasional (INAS-FID) kemudian melobi agar mereka kembali dilibatkan.

Setelah melalui proses panjang, IPC akhirnya melunak dan menggunakan berbagai tes agar kecurangan tidak terjadi. Atlet difabel intelektual pun mulai kembali berkompetisi di Kejuaraan Para Renang Eropa 2009.

Atlet tunagrahita bisa kembali mengikuti Paralimpiade di London 2012 untuk cabor para renang, para atletik, dan para tenis meja.

Sebanyak 119 atlet tunagrahita berpartisipasi di Paralimpiade London 2012.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya