Bola Ganjil: Ketika China Mencari Ilmu Sepak Bola di Negeri Lain

Ada istilah tuntutlah ilmu sampai ke negeri China. Lalu apa jadinya jika Tiongkok yang mencari pengetahuan ke negara lain untuk meningkatkan kualitas sepak bola mereka?

oleh Harley Ikhsan diperbarui 25 Feb 2022, 00:30 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2022, 00:30 WIB
Mantan Penyerang Manchester United Latih Anak-Anak di China
Mantan penyerang Manchester United, Dong Fangzhuo berpose untuk sebuah foto saat wawancara dengan AFP di Xiamen di provinsi Fujian, China (10/12/2019). Dong Fangzhuo yang kini berusia 34 tahun melatih anak-anak di China, beberapa di antaranya berkebutuhan khusus. (AFP/Hector Retamal)

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia. Negeri Tirai Bambu memiliki populasi hampir 1,5 miliar orang.

Dengan sumber daya berlimpah, China pun menjadi yang terdepan dalam berbagai bidang. Salah satunya tentu olahraga.

Tiongkok jadi kekuatan utama di Asia dan mendominasi papan atas pada persaingan Olimpiade.

Meski begitu, Tiongkok memiliki kelemahan di cabang olahraga terpopuler alias sepak bola Mereka hanya sekali lolos ke Piala Dunia, itu pun langsung tersisih di fase grup.

Timnas Tiongkok juga belum pernah juara Piala Asia atau merebut medali emas ajang multievent seperti Olimpiade atau Asian Games.

Padahal Tiongkok sudah melakukan berbagai cara demi memperbaiki kinerja di lapangan hijau. Salah satunya dengan mengirimkan skuat untuk menimba ilmu di luar negeri.

Padahal ada istilah tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

 

Menimba Ilmu ke Brasil

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Tiongkok melepas tim muda Jianlibao ke negara tersukses di sepak bola, Brasil, pada 1993. Para pesepak bola itu diinstruksikan untuk tinggal selama lima tahun di Negeri Samba dan tumbuh dalam budaya sepak bola setempat.

Zhu Guanghu ditunjuk sebagai pelatih. Pada saat itu dia memiliki reputasi sebagai pendidik anak muda. Zhu Guanghu kemudian terus berkembang dan dipercaya menangani timnas senior pada periode 2005 hingga 2007.

Proyek ini berjalan sukses dengan beberapa pemain berkembang dan menarik perhatian klub Eropa. Li Tie membela Everton dan Sheffield United.

Nama-nama lain yang sempat menjajal kiblat sepak bola dunia adalah Li Jinyu (AS Nancy) dan Li Weifeng (Everton).

"Momen terpenting dalam karier sepak bola saya adalah ketika berada di Brasil. Pengalaman yang saya dapat selama dua tahun di sana lebih banyak ketimbang bermain lima tahun di liga domestik Tiongkok," kata Li Weifeng, dilansir Guardian.

 

Program Kedua di Jerman

ilustrasi bola ganjil
bola ganjil (Liputan6.com/Abdillah)

Kesuksesan proyek ini meyakinkan Federasi Sepak Bola Tiongkok untuk mengirim tim kedua. Sebanyak 27 pemain menjalani training camp selama dua tahun di Jerman bersama Eckhard Krautzun pada 2006.

Sang pelatih dipercaya usai membawa Kanada dan Tunisia lolos ke Piala Dunia. Tujuannya adalah mencatat prestasi saat Tiongkok menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing.

"Merebut medali adalah target minimal bagi sepak bola Tiongkok di Olimpiade 2008," tegas Krautzun.

Sayang misi tersebut tidak tercapai. Tiongkok hanya merebut satu angka di fase grup setelah kalah bersaing melawan Brasil dan Belgia.

Dari skuat Tiongkok kala itu, ada Dong Fangzhuo yang membela Manchester United.

Infografis

Infografis transfer MU - November 2021
Infografis transfer MU. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya