Update Covid-19 Selasa 14 Juni 2022: Kasus Positif Bertambah, yang Sembuh Juga

Dalam laporan harian Selasa, 14 Juni 2022, penambahan kasus positif tercatat sebanyak 930. Untuk kasus sembuh, bertambah sebanyak 548.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 15 Jun 2022, 00:10 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2022, 23:48 WIB
Vaksinasi Booster COVID-19 di Pasar Palmerah
Warga mendapatkan suntikan vaksin booster di Pasar Palmerah, Jakarta, Selasa (19/4/2022). Satuan Tugas Penanganan Covid-19 merilis surat edaran yang mengatur pelaku perjalanan untuk keperluan mudik Idul Fitri 1443 H yakni vaksin booster dan disiplin protokol kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Dalam laporan harian Selasa, 14 Juni 2022, penambahan kasus positif tercatat sebanyak 930.

Jumlah itu menambah akumulasi kasus positif Covid-19 menjadi 6.062.009 terhitung sejak Maret 2020. Untuk kasus sembuh, bertambah sebanyak 548 sehingga akumulasinya menjadi 5.900.049.

Kasus meninggal juga naik dengan penambahan sebanyak 10 sehingga akumulasinya menjadi 156.662. Kasus aktif juga meningkat sebanyak 372 sehingga akumulasinya menjadi 5.298.

Data tersebut juga menunjukkan jumlah spesimen 79.520 dan suspek 4.030. Laporan dalam bentuk tabel juga merinci lima provinsi penyumbang kasus terbanyak, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, serta Bali.

DKI Jakarta melaporkan ada 517 kasus positif baru dan 190 orang sembuh. Jawa Barat dengan 162 kasus baru dan 62 sembuh dari Covid-19.

Banten dengan 109 kasus baru dan 70 orang sembuh. Jawa Timur 57 kasus baru dan 38 sembuh. Sedangkan Bali 26 kasus positif baru dan enam sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang signifikan. Bahkan,12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali, yakni Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sehari sebelumnya

FOTO: Lokasi Tes COVID-19 Mulai Ramai Akibat Varian Omicron
Petugas melakukan tes usap PCR kepada warga di Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), Kamis (3/2/2022). Merebaknya varian Omicron membuat sejumlah lokasi tes COVID-19 ramai didatangi warga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sehari sebelumnya, yakni 13 Juni 2022, data sebaran Covid-19 menunjukkan penambahan kasus positif baru sebanyak 591. Dengan demikian, penambahan hari ini lebih tinggi dengan selisih 339 kasus.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 390 sehingga akumulasinya menjadi 5.898.501. Kasus meninggal juga terus bertambah. Kemarin, penambahannya tercatat sembilan orang sehingga totalnya menjadi 156.652.

Kasus aktif juga bertambah sebanyak 192 sehingga totalnya menjadi 4.926. Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 66.300 dan suspek sebanyak 2.475.

Laporan dalam bentuk tabel juga merinci DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali penyumbang kasus terbanyak. DKI Jakarta melaporkan 348 kasus baru dan 182 orang telah sembuh.

Jawa Barat dengan 80 kasus positif baru dan 36 orang telah sembuh dari Cvodid-19. Banten melaporkan 74 kasus baru dan 39 orang dinyatakan sembuh.

Jawa Timur dengan 25 kasus positif baru dan 37 pasien sembuh. Sementara Bali 19 kasus baru dan 31 orang sembuh dari COVID-19.

Provinsi lain tidak menunjukkan adanya penambahan kasus yang terlalu signifikan. Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara tanpa penambahan kasus sama sekali.

BA.4 dan BA.5

FOTO: Peralihan Pandemi Menuju Endemi
Aktivitas warga di kawasan Blok-M, Jakarta, Senin (14/3/2022). Menurut Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, peralihan pandemi ke endemi tak bisa lepas dari jumlah kasus harian dan angka kematian rendah serta tingkat keterisian RS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Penambahan kasus Covid-19 di INdonesia salah satunya disebabkan masuknya varian Omicron BA.4 dan BA.5.Walau tak signifikan, ini menimbulkan kekhawatiran peningkatan yang terjadi akan mengganggu upaya menuju endemi yang sudah digadang-gadang akan terjadi setidaknya pada akhir tahun ini.

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, peningkatan kasus Covid-19 terbilang sedikit dan positivity rate-nya masih sangat rendah di kisaran 1,4-1,5 persen.

Peningkatan kasus pun bukan hanya disebabkan subvarian BA.4 dan BA.5, tetapi mobilitas masyarakat yang tinggi saat Lebaran pun berkontribusi. "Mobilitas masyarakat itu kan hampir 80 juta, jadi memang pergerakan itu sangat tinggi dan pergerakan itu selalu menyumbang penambahan kasus," katanya.

Namun, jumlah yang terlihat seperti meningkat itu tidak menimbulkan klaster atau perluasan kasus secara luas. "Jadi melihat angka tersebut kita menilai bahwa peningkatan kasus tadi itu adalah suatu hal yang wajar dan ini masih dalam jumlah yang rendah dan tidak mengganggu terhadap upaya menuju endemi," paparnya.

 

Sebuah dinamika

FOTO: Lokasi Tes COVID-19 Mulai Ramai Akibat Varian Omicron
Petugas melakukan tes usap PCR kepada warga di Laboratorium Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), Kamis (3/2/2022). Merebaknya varian Omicron memicu lonjakan kasus COVID-19 di berbagai daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Nadia menambahkan jumlah kasus yang sedikit meningkat itu sebenarnya merupakan sebuah dinamika dari penularan. Tap,i tetap dalam koridor bahwa pandemi ini masih terkendali.

Hal ini dibuktikan dengan laju angka penularan yang cenderung di angka satu dalam empat minggu terakhir. Bahkan, sempat di bawah angka satu, 0,96. Artinya, pandemi Covid-19 ini masih dalam kondisi terkendali.

Dia juga mengatakan empat kasus Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan B.A5 yang terdeteksi di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. "Ada potensi peningkatan dan kita lihat ini masih dari pelaku perjalanan, gejalanya tidak berat sehingga dengan isolasi mandiri sudah bisa sembuh. Dengan kondisi ini, kita merasa kebijakan-kebijakan kita termasuk aturan PPLN itu masih cukup," kata Nadia.

"Jadi cukup dengan melengkapi dosis (vaksinasi) kemudian pada saat kedatangan tidak ada keluhan demam, maka yang bersangkutan atau pelaku perjalanan luar negeri itu dapat melakukan perjalanan."

Artinya, sejauh ini belum ada penyesuaian kebijakan PPLN untuk memitigasi paparan subvarian BA.4 dan BA.5, tapi pemantauan tetap dilakukan.

Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya