[Cek Fakta] Bareskrim Polri Bukan Pusat Kendali Situng KPU

Viral kabar tentang Bareskrim Polri yang jadi tempat pusat kendali Situng KPU. Benarkkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 06 Mei 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2019, 18:00 WIB
[Cek Fakta] Gambar Tangkapan Layar Kabar Soal Situng KPU
[Cek Fakta] Gambar Tangkapan Layar Kabar Soal Situng KPU

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Bareskrim Polri sebagai tempat pusat kendali Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum ( KPU) beredar di media sosial.

Kabar ini diunggah oleh akun facebook Jhoni S pada 3 Mei 2019. Akun ini menuliskan sebuah narasi bahwa Situng KPU dikendalikan dari kantor Bareskrim Polri di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

"*** Tobatlah Kau Tito, Sejarah Akan Mencatat Mana Pahlawan Dan Mana Pengkhianat ***

~ GILA. TERNYATA BARESKRIM MABES POLRI DI GAMBIR JAKPUS JADI PUSAT KENDALI SITUNG KPU ~

*ALHAMDULILLAH PENYUSUP TERLACAK ‼*

KATA PAKAR ITB , ADA INTRUDER DI SITUNG KPU. INTRUDER BERFUNGSI MENGUBAH DATA UNTUK DISESUAIKAN DENGAN HASIL QUICK COUNT ......

Dengan intruder ini , maka perolehan suara paslon 02 tidak akan mampu menyalip posisi 01, Bahkan mendekati pun tidak , meski ada suara tambahan besar2an pada paslon 02 .

https://pemiluupdate.com/…/situng-dikendalikan-intruder-pa…/___________

Seiring informasi yang dapat kami sampaikan, ternyata situng KPU yang sedang berjalan adalah tampilan berasal dari jalan medan merdeka barat

KPU bersifat menerima data masuk serta tampilan dari tempat di jalan medan merdeka barat

Luar biasa duo kumis bikin setingan nya.

1. Hal ini dapat kami ketahui berkat peristiwa berubahnya data situng KPU provinsi Bengkulu

Tampilan sempat berubah tiga kali dgn tampilan pertama 100% posisi 02 50,12%

Lalu tiba-tiba, situng KPU down (tidak dapat diakses) dan langsung berubah data masuk 98% dgn keunggulan 01

2. Perubahan tidak terjadi hanya pada data presentase, tetapi masuknya data 1 juta suara yang menyebabkan perubahan situng KPU dengan menempatkan 01 unggul posisi perhitungan berubah dari 100 % ke posisi 98%

3. Selama perubahan data situng KPU tersebut terjadi, tim IT kami mendapatkan adanya intercept data dari lokasi source yg tdk diketahui

Setelah diperiksa ternyata berasal dari kawasan medan merdeka

Kami sengaja menyebut medan merdeka barat walau aslinya brasal dari depan gambir.

4. Hal ini kami lakukan untuk pesan bahwa kami mengetahui apa yang kalian kerjakan

Dan sengaja kami alihkan sebut dimedan merdeka barat walau kami sebenarnya mengetahui posisi tepatnya depan gambir tempat demo 411 dahulu.

5. Sistem IT KPU dibangun oleh orang yang sama yg kini berkantor depan gambir

Data situng KPU terus mengalami penyesuaian mengikuti data yg dkirim depan gambir

Maka jangan heran, bagi kami KPU sudah dikuasai sistemnya

Akan terus berubah (salah hitung) serta mengupload C1 aspal.

Ibu pertiwi menangis melihat kelakuan anak negeri yg kini rela mengkhianati

Demi kekuasaan sesat demi kebanggaan menjadi antek

Sejak dahulu hanya ada dua pilihan, menjadi barisan pejuang ataukah barisan antek pendukung pengkhianatan

Dan pilihan kami menjadi pejuang

Merdeka!!

VIRALKAN

Copas#IndonesiaCallsObservers

#rakyatmaupresidenbaru

#aliansisipilpengawaskecuranganpemilu," tulis akun Jhoni S.

Konten yang diunggah Jhoni S telah 16 ribu kali dibagikan dan mendapat 25 komentar warganet.

 

Penelusuran Fakta

Dari penelusuran, kabar yang menyebut bahwa kantor Bareskrim Polri sebagai tempat pengendali Situng KPU ternyata tidak benar.

Fakta ini dikutip dari akun instagram milik Divisi Humas Polri, @divisihumaspolri pada 3 Mei 2019. Akun @divisihumaspolri meluruskan kabar tersebut.

"Be Smart Netizen

Telah beredar broadcast di media chat Whatsapp dengan isi konten “GILA ... TERNYATA BARESKRIM MABES POLRI DI GAMBIR JADI PUSAT KENDALI SITUNG KPU ‼️ALHAMDULILLAH PENYUSUP TERLACAK ‼️….” dan mencantumkan berita di media online pemiluupdate.com dengan judul “Situng Dikendalikan ‘Intrunder’, Pakar ITB Usul KPU Hentikan Penghitungan Suara” adalah *Tidak Benar/ HOAX*.Saring Sebelum Sharing#polripromoter #polriadauntukmasyarakat #stophoax #saringsebelumsharing," tulis @divisihumaspolri.

Selain itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan klarifikasi bahwa pihaknya tidak melakukan kecurangan dalam penghitungan suara pilpres.

Fakta ini dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul berita 'KPU: Salah Input Data Situng Beda dengan Kecurangan'.

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan menyampaikan, salah input perolehan suara dalam Situng KPU bukan berarti KPU curang. Dia mengatakan, Situng merupakan alat bantu untuk memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat terkait hasil Pemilu.

"Kita perlu sampaikan bahwa Situng merupakan alat bantu yang dipilih oleh KPU untuk memberikan informasi yang cepat kepada masyarakat terkait hasil Pemilu. Kami tidak memungkiri ada sekitar 159 salah entry atau salah input data di Situng, tapi kami pastikan bahwa salah input itu berbeda dengan kecurangan," jelasnya di Kantor KPU RI Kamis (2/5/2019).

Wahyu mengatakan, KPU selalu terbuka dan membuka partisipasi publik ikut mencermati proses penghitungan suara melalui Situng. Jika dalam Situng ditemukan kesalahan input data yang berbeda dari C1, publik bisa ikut mengoreksi.

"Kita membuka ruang partisipasi publik untuk mencermati apabila ada informasi di laman KPU yang tidak benar sesuai dengan C1. Dipersilakan melaporkan kepada KPU dan akan kita perbaiki. Kami tegaskan bahwa salah input itu bukan berarti ada kecurangan yang dilakukan KPU dan jajarannya," tegasnya.

Hasil Situng, lanjutnya, tidak menjadi hasil resmi Pemilu 2019 melainkan hanya alat bantu saja. "Sekali lagi kami tegaskan bahwa Situng merupakan alat bantu. Hasil di Situng juga bukan hasil resmi Pemilu 2019. Dan kita juga membuka, mendorong partisipasi dari masyarakat untuk mengikuti, mengawasi jalannya Situng. Dan apabila ada kekeliruan dalam Situng, dipersilakan untuk memberikan informasi kepada KPU, akan segera diperbaiki," terang Wahyu.

Wahyu juga menjelaskan perbedaan antara Situng dan proses penghitungan manual berjenjang. Nantinya yang akan menjadi keputusan resmi hasil Pemilu 2019 bukan Situng melainkan mekanisme manual berjenjang yang dimulai dari TPS, PPK, KPU kabupaten/kota, KPU provinsi dan KPU RI.

Jika kemudian ada perbedaan antara hasil berdasarkan rekap manual berjenjang dengan Situng, maka hasil yang benar dan resmi adalah hasil penghitungan secara manual berjenjang. Saat ini proses penghitungan manual berjenjang tengah berlangsung di kabupaten/kota.

Sementara kantor Bareskrim Polri sudah tidak lagi berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Penyidik di Bareskrim Polri kini sudah menempati gedung baru yang baru saja selesai pembangunannya di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Mereka sudah menempati gedung baru sejak akhir Februari 2019 lalu, sebelum Pemilu Serentak 2019 digelar.

 

Kesimpulan

Kabar tentang kantor Bareskrim Polri di Gambir, Jakarta Pusat sebagai pusat kendali Situng KPU adalah salah.

Narasi yang dibangun tidak sesuai dengan fakta sebenarnya.

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya