Gara-Gara Hoaks Virus Corona, 63 Orang di Provinsi Ini Meninggal Dunia

Ada postingan yang viral yang menyebut kalau dokter di Parbhani salah mendiagnosis penyakit pasien, organ dalam dicuri, disuntik racun, hingga dokter membunuh pasien yang positif virus corona.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 14 Agu 2020, 14:42 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Parbhani - Dokter-dokter di India kesulitan membangun kepercayaan warga di Provinsi Parbhani. Warga di sana sudah percaya kalau virus corona hanyalah sebuah teori konspirasi atau kabar hoaks.

Warga di sana sudah percaya dengan postingan hoaks yang bertebaran di media sosial. Bahkan, ada postingan yang viral yang menyebut kalau dokter di Parbhani salah mendiagnosis penyakit pasien, organ dalam dicuri, disuntik racun, hingga dokter membunuh pasien yang positif virus corona.

Akibat postingan hoaks tersebut, angka kasus virus corona di Parbhani melonjak drastis. Dari 100 kasus di akhir Juni menjadi lebih dari 1.200 kasus hingga 12 Agustus 2020. Kendati kasus covid-19 sudah meningkat, warga di sana masih percaua kalau dokter dengan sengaja memvonis seorang pasien positif virus corona.

"Mereka baru datang ke kami setelah penyakitnya semakin parah," kata Dr. Ravi Shinde dari Rumah Sakit Varad, dikutip dari The Indian Express.

"Orang-orang di sini percaya semua jenis teori konspirasi tentang virus corona. Rata-rata, sekitar dua pasien potensial covid-19 mendatangi kami setiap hari. Saya menduga ada 250-300 orang yang mempunyai gejala di sana, tapi mereka tidak mau datang ke dokter. Ini merupakan situasi yang berpotensi menjadi bahaya," ujarnya menambahkan.

 

 

Warga Tidak Percaya

ilustrasi Cek Fakta kesehatan
ilustrasi Cek Fakta

Dua orang warga di Provinsi Parbhani yang diwawancarai The Indian Express tidak percaya dengan adanya virus corona. Bahkan, mereka menganggap kalau virus corona hanya flu biasa.

"Apakah virus corona itu nyata? Saya tidak percaya itu. Saya mengalami batuk selama dua hingga tiga hari, saya tidak pergi ke dokter karena saya tahu mereka bakal memvonis saya terpapar virus corona," kata Bajirao Jadhav, seorang tukang becak di daerah sana.

"Penyakit itu mungkin nyata di China atau Amerika, tapi tidak di sini. Kami orang yang tangguh. Bahkan, mereka yang di bawa ke rumah sakit dengan status pasien covid-19 bakal sembuh. Kami hanya demam dan batuk biasa," kata warga Parbhani lainnya, Akbar Khan.

Kendati mereka mengatakan demikian, tercatat sudah 63 orang Parbhani meninggal dunia karena virus corona hanya dalam waktu dua bulan. Artinya, angka kematian di Parbhani akibat covid-19 menjadi 5 persen. Bahkan tercatat sudah ada 1.255 orang di sana dinyatakan positif viru corona.

 

Takut Disuntik Racun

Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Dr. Syed Jubair yang mempunyai klinik di Provinsi Parbhani menduga warga di sana takut disuntik. Warga Parbhani menduga dokter bakal memberikan racun dalam suntikan yang membuat mereka terjangkit virus corona hingga tutup usia.

"Mereka terlalu takut untuk pergi ke rumah sakit karena postingan hoaks di media sosial. Mereka mengira bakal disuntik dengan racun atau organ dalam mereka dicuri."

"Sebagian besar orang, katakanlah 70 persen warga di sini, baru datang ke dokter setelah mereka kesulitan bernapas. Ini yang mendorong angka kematian di sini menjadi tinggi," ucapnya.

 

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya