Transportasi Umum di Korea Utara Mulai Terapkan Pencegahan Penyebaran COVID-19

Korea Utara menaikkan keadaan daruratnya ke tingkat maksimum pada Juli, karena telah menemukan kasus dugaan Virus Corona COVID-19 pertama.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 14 Agu 2020, 10:04 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2020, 10:04 WIB
Waspada Virus Corona COVID-19 di Korea Utara
Mahasiswa menjalani pemeriksaan suhu sebagai upaya mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di Universitas Kedokteran Pyongyang di Pyongyang, Rabu (22/4/2020). Korea Utara memberlakukan pembatasan ketat guna mengantisipasi penyebaran pandemi yang telah menyebar hampir di seluruh dunia. (KIM Won Jin/AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemeriksaan suhu, cuci tangan, dan penggunaan masker diberlakukan di seluruh sistem transportasi umum Pyongyang saat Korea Utara mengintensifkan perjuangannya melawan pandemi Virus Corona COVID-19.

Korea Utara telah lama bersikeras tidak memiliki kasus penyakit tersebut. Namun, beberapa waktu lalu dia negara ini melaporkan adanya satu kasus pertama, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (14/8/2020).

Negara itu kemudian menaikkan keadaan daruratnya ke tingkat maksimum pada Juli. Pihak Korea Utara menyebut, pembawa wabah itu adalah seorang mantan pembelot yang baru saja kembali dari Korea Selatan.

Dalam foto yang diunggah media setempat, tampak semua orang dengan penutup wajah mengantre untuk pembersih tangan sebelum naik bus di Pyongyang, Korea Utara.

Simak video pilihan berikut:

Penutupan Perbatasan Negara

Kim Jong-un dalam Pertemuan Politbiro
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un berbicara selama pertemuan politbiro ke-13 dari Partai Buruh di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar yang dirilis Senin (8/6/2020). Dalam pertemuan itu, Kim Jong-un juga membahas proyek-proyek ekonomi termasuk industri kimia. (Photo by STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Di stasiun kereta ibu kota, pengunjung dengan masker wajah diperiksa suhu mereka sebelum diizinkan memasuki gedung. Di dalam ruang tunggu, petugas sibuk menyemprotkan disinfektan sebagai tindakan pencegahan.

"Kami meningkatkan aktivitas propaganda seperti yang dipersyaratkan oleh sistem darurat maksimum," kata Jon Gyong Hui, seorang dokter kepala di stasiun kereta.

"Kami secara khusus melakukan lebih banyak upaya daripada sebelumnya untuk mendisinfeksi tangan masyarakat dan mengukur suhu tubuh mereka."

Korut menutup perbatasannya pada akhir Januari ketika virus menyebar di negara tetangga China. Negara ini memberlakukan pembatasan keras yang membuat ribuan orang diisolasi, tetapi para analis mengatakan negara itu tidak mungkin menghindar dari penularan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya