Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial kabar terkait vaksinasi covid-19 yang wajib dijalani di Peru. Kabar ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu akun yang membagikannya adalah Fernando Capanacci Alves. Ia mengunggahnya pada 9 November 2020 lalu.
Baca Juga
Dalam postingannya ia mengunggah beberapa foto orang sedang disuntik dan disertai tentara. Selain itu ia menambahkan narasi sebagai berikut:
Advertisement
"Pembantaian di Peru. Vaksinasi wajib dipaksakan dengan peringatan militer. Rumah-rumah, seperti di era Nazisme, ditandai setelahnya. Mengingat bahwa belum ada vaksin yang disetujui. Sialan apa yang mereka letakkan pada orang-orang ini? Kita berada di tengah Perang Dunia ke 3. Bersiap dan berdiri teguh."
Selain itu ada juga postingan dengan foto serupa namun disertai narasi berbeda. "Di Peru, vaksinasi terhadap COVID-19 sekarang diwajibkan dan siapa pun yang menolak untuk menggunakannya akan ditangkap, lihat gambar. Sudah dimulai, BANGUN. Kekhawatiran besar datang, ini adalah awal dari rasa sakit."
Lalu benarkah foto tersebut merupakan vaksinasi covid-19 di Peru yang wajib dilakukan?
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari lembaga pemeriksa fakta asal Brasil, Aosfatos.org. Aosfatos membahas postingan tersebut dalam artikel berjudul "Photos do not show mandatory vaccination against Covid-19 in Peru" yang tayang 10 November 2020.
Dalam artikel itu dijelaskan foto yang tersebar tidak terkait vaksinasi covid-19 melainkan kampanye vaksinasi melawan difteri di La Victoria, distrik Lima pada 28 Oktober 2020.
Vaksinasi difteri dilakukan karena ada laporan kasus penyakit tersebut setelah menghilang selama 20 tahun. Pemerintah Peru pun langsung melakukan imunisasi untuk menghentikan epidemi tersebut.
Hingga 30 Oktober 2020 tercatat sudah 5.300 orang divaksinasi dan Pemerintah Peru menjelaskan sudah 2.189 rumah dikunjungi selama kampanye vaksinasi difteri itu. Selain itu 86 persen keluarga yang dikunjungi menerima kampanye tersebut dan tidak ada penangkapan bagi keluarga yang tidak mau divaksin.
Selain itu ada artikel dari DW.com berjudul "Coronavirus vaccines: Fake news and myths go viral" yang tayang 18 November 2020.
Dalam artikel itu dijelaskan foto yang beredar berasal dari postingan Kementerian Kesehatan Peru di Twitter pada 28 Oktober 2020. Postingan tersebut disertai narasi.
"Saat ini, 50 brigade Minsa melakukan aksi vaksinasi dari rumah ke rumah di daerah Manzanilla, La Victoria, di mana kasus difteri terdaftar. Para spesialis ke sana dengan tujuan untuk mengidentifikasi orang yang tidak divaksinasi dan kasus yang dicurigai sebagai penyakit."
Hoy, 50 brigadas del Minsa realizan acciones de vacunación casa por casa en la zona de Manzanilla, en La Victoria, donde se registró un caso de difteria. Especialistas se desplazan con el objetivo de identificar a personas no vacunadas y casos sospechosos de la enfermedad. pic.twitter.com/v30T0qUiKO
— Ministerio de Salud (@Minsa_Peru) October 28, 2020
Terkait vaksin covid-19, DW menulis Menteri Kesehatan Peru, Pilar Mazzetti menjelaskan tidak akan wajib bagi warganya.
"Jika memang ada orang yang tak mau divaksin maka kami tidak akan mewajibkannya," ujar Mazzeti dilansir DW.
Vaksin covid-19 sendiri saat ini belum ada yang memperoleh izin edar. Beberapa calon vaksin covid-19 seperti dari Moderna, Pfizer, hingga Sinovac masih menjalani fase uji klinis tahap ketiga.
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut vaksinasi covid-19 wajib diikuti di Peru adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan foto kampanye vaksinasi difteri yang muncul lagi di Peru sejak 20 tahun terakhir.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement